"Yeol, aku mau pulang."
Chanyeol menggeram rendah, sudah lima kali Nana mengucapkan kata-kata itu dan dia tidak menyukainya. Chanyeol heran, kenapa Nana selalu merengek minta pulang padahal jelas-jelas kontrakan yang Nana tempati itu sempit, kumuh, sangat tidak nyaman, mau melangkah saja rasanya sulit.
Berbanding terbalik dengan apartement yang Chanyeol tempati. Namun entah kenapa Nana seperti tidak nyaman berada lama-lama didalam apartement nya. Rekor terlama Nana di apartement nya itu sekitar tiga bulan yang lalu. Itupun karena Nana tidak bisa berjalan karena Chanyeol terus menggempurnya tiada henti.
"Sebentar lagi Na, aku lagi ngerjain tugas." Chanyeol beralasan, tapi faktanya dia sama sekali sedang tidak mengerjakan apapun selain membolak-balikan buku.
"Kalau kamu sibuk, aku bisa kok pulang sendiri." Nana menjawab. "Lagian ini masih sore, kendaraan umum masih banyak."
Chanyeol meremas lembaran bukunya. "Pulang sendiri?" tanya nya dingin.
Nana mengangguk, "Iya. Aku harus kerja, Yeol. Kalau nungguin kamu selesai ngerjain tugas nanti aku telat."
"Itu cuma alasan kamu aja kan Na? Sekarang hari minggu dan kamu libur. Kamu pikir aku bego?"
Nana terdiam kaku. Chanyeol tertawa sinis kemudian melanjutkan, "Apa yang ada dikontrakan kamu yang disini ga ada? Bilang Na, apapun itu asal bikin kamu nyaman."
Kamu pernah tidur sama cewek lain disini Yeol, itu yang bikin aku ga nyaman dan ga betah lama-lama disini. Aku jijik.
"A-aku ga betah lama-lama di rumah orang lain." cicit Nana pelan.
"Kamu anggap aku orang lain?"
Nana menggeleng keras, "Bukan gitu, Yeol."
Chanyeol berdecak, ia berdiri dan mengambil hoodie nya yang tergantung dibelakang pintu. "Ayo aku anter pulang." kata Chanyeol dingin. Nana tau kalau Chanyeol pasti tersinggung dengan kata-kata nya tadi.
"Kamu jangan marah." Nana meraih tangan Chanyeol dan mengenggam nya.
Chanyeol diam. Dia memang merasa tersinggung dengan kata-kata Nana yang secara tidak langsung menganggapnya orang lain. Sudah hampir lima bulan mereka berpacaran namun Nana masih menganggapnya seperti orang lain.
Bahkan sampai mereka sudah menaiki motor pun Chanyeol masih diam padahal Nana sudah minta maaf berkali-kali. Terbalik, seharusnya Nana yang marah, Nana yang kecewa karena Chanyeol tidur bersama wanita lain.
Tifanny, adalah wanita yang sebanding dengan Chanyeol. Dia cantik, kaya, anak pejabat dan parahnya lagi Tiffany adalah mantan pacar Chanyeol.
Sedangkan Nana, hanya gadis sebatang kara yang jauh dari kata sempurna. Nana hanyalah gadis biasa-biasa saja, bahkan sekolah pun hanya sampai menengah atas. Untuk meneruskan hidupnya, kini Nana bekerja menjadi pelayan disalah satu kafe dekat kampus Chanyeol.
Nana sempat berpikir, kenapa Chanyeol mau kepadanya yang hanya sebatas pelayan kafe. Nana juga yakin, pasti dikampus banyak sekali gadis-gadis yang mengantri pada Chanyeol.
Terkadang Nana berspekulasi bahwa Chanyeol hanya menjadikan dirinya sebagai pemuas nafsu saja. Faktanya, Nana mencintai Chanyeol dan tidak peduli Chanyeol menganggapnya apa.
Suara rem berdecit bersamaan dengan laju motor Chanyeol yang terhenti menyentak lamunannya. Mereka sudah sampai dikontrakan Nana yang kecil dan sempit.
Nana turun dan membuka helmnya. "Kamu mau mampir dulu?"
"Gausah. Aku harus nyelesain tugas." setelah mengatakan itu Chanyeol kembali menghidupkan motornya dan langsung pergi meninggalkan Nana yang merasakan sesak dihatinya.
Nana sadar kalau kata-kata nya memang menyakiti Chanyeol tapi dia juga tidak kuat jika terus-menerus berada di tempat yang membuat hatinya sakit.
-