Nana terdiam seraya memandangi rambut lebat Chanyeol. Pria itu masih sibuk dengan kegiatannya sejak tadi. Tangannya yang kekar begitu lincah membersihkan pangkal paha Nana dengan begitu telaten.
Kalian pasti tau apa maksudnya.
Nana mengulurkan tangannya untuk mengusak rambut Chanyeol dengan lembut, "Udah?" tanya Nana setelah beberapa saat.
Chanyeol menggelengkan kepalanya kemudian meraih tisu baru dan mengelap paha dalam Nana. "Belum, sedikit lagi."
"Makanya kalo keluar jangan banyak-banyak." ejek Nana sambil masih mengusak rambut Chanyeol. Tubuhnya seakan hancur tak tersisa karena kegiatan panas mereka beberapa saat yang lalu.
Gairah Chanyeol benar-benar tinggi, hingga membuat Nana merasa begitu kelelahan. Alhasil, kini Nana hanya dapat berbaring lemah dengan kaki mengangkang membiarkan Chanyeol membersihkan sisa-sisa cairan mereka.
Chanyeol sudah memakai celana pendeknya sedangkan Nana masih telanjang bulat. Chanyeol mencium paha dalam Nana berkali-kali sebelum menyudahi kegiatannya. Lelaki itu lantas merangkak naik menindih tubuh Nana dan mencium bibir ranum milik kekasihnya itu.
"Kamu ganteng." kata Nana setelah ciuman mereka berakhir. Ah, betapa beruntung dirinya karena bisa memiliki Chanyeol.
"Udah dari lahir." balas Chanyeol dengan percaya diri. Chanyeol lantas bangun dan berjalan menuju lemari pakaian Nana.
Chanyeol memilih pakaian dalam Nana, ia mengetuk-ngetuk dagunya seolah sedang berfikir. Ia kemudian meraih bra warna biru langit beserta celana dalam dengan warna serupa.
"Na, pake yang ini aja ya." Chanyeol menunjukan pakaian dalam pilihannya untuk Nana.
Nana hanya mengangguk, Chanyeol meraih tangan Nana dan menariknya agar duduk.
Nana hanya diam tidak berkutik saat Chanyeol mulai memakaikan bra nya. Ia menggigit bibirnya saat tangan nakal Chanyeol bermain main di dadanya.
"Yeol... ahh.." Nana tidak bisa lagi menahan suaranya kala Chanyeol meremas dadanya dengan sensual, lehernya pun tidak luput dari bibir Chanyeol yang hangat dan basah.
"Kamuhh.. Ah! Harus kuliah..." Nana merasa sangat kesulitan mengatakan hal itu karena Chanyeol terus mencumbunya dibagian dada dan lehernya.
"Masih ada waktu setengah jam lagi." jawab Chanyeol, dia semakin gencar memainkan puncak payudara Nana dengan gemas. Sedangkan bibirnya terus meninggalkan jejak basah dan kemerahan pada leher Nana.
Benar-benar tipe laki-laki serakah si kuping lebar ini.
"Aku.. cape, Yeolhh.."
Kali ini Nana berhasil. Chanyeol menghentikan aksinya dengan bibir mengerucut. "Lain kali kamu harus minum obat kuat Na, biar tahan lama." gerutunya.
Nana mencubit lengan berotot Chanyeol membuat pria itu sedikit meringis. "Obat kuat ndas mu!"
Chanyeol tertawa ringan, Nana memang sering menggunakan logat jawanya jika sedang kesal kepadanya.
"Cepet pakein."
"Iya iya." Chanyeol pasrah dan memakaikan bra Nana dengan benar, dilanjut dengan memakaikan celana dalam Nana.
Warna biru langit sangat kontras dengan warna kulit Nana yang putih bersih tanpa celah.
Tubuh Nana memang idaman para pria, pikir Chanyeol. Perawakannya tidak terlalu kecil dan juga tidak terlalu besar. Sangat pas.
Payudaranya sekal, paha yang sedikit berisi, pinggang ramping serta bokong yang cukup padat.
Ah, itu semua miliknya. Hanya miliknya. Lelaki manapun tidak ada yang boleh memiliki Naliana-nya.
Setelah selesai, Chanyeol melilitkan selimut pada tubuh Nana. Selanjutnya mulai siap siap untuk pergi ke kampus.
"Yeol, itu hp kamu nyala. Kayanya ada pesan masuk, coba dicek dulu."
"Oh iya," Chanyeol meraih ponselnya dan seketika matanya melebar seperti akan keluar dari tempatnya.
30 panggilan tak terjawab,
15 Pesan baru.
Dan itu semua dari Tifanni. Ia lantas membuka pesan yang Tifanni kirim beberapa menit yang lalu.
Yeol, kamu dimana? Aku butuh kamu, papa kecelakaan dan sekarang ada di rumah sakit. Aku gatau harus gimana lagi😭.
Chanyeol mencengkeram ponselnya, Tifanni membutuhkannya. Dengan gesit ia memakai pakaiannya. Nana mengernyit melihat Chanyeol.
"Yeol, ada apa?"
Chanyeol tersenyum tipis. "Gak ada apa apa Na. Tadi temen aku bilang kalau bentar lagi dosen dateng makanya aku harus cepet cepet." ujarnya seraya mengecup singkat bibir Nana.
Maafin aku Na.
Nana balas tersenyum manis. "Yaudah cepetan nanti telat."
"Aku janji setelah semua urusan aku selesai, aku bakal nemuin kamu lagi. Aku janji, Na." Chanyeol kembali menyatukan bibir mereka. Chanyeol mencium Nana dengan begitu dalam dan mendamba.
"Aku percaya sama kamu." balas Nana dengan senyum manisnya.
Nana begitu mempercayai nya, namun dirinya justru bermain dibelakang Nana. Ibarat bom waktu, kini Chanyeol tinggal menunggu waktunya saja untuk meledak dan hancur.
-