Seperti biasa, Chan meloncat kecil sambil menunggu pintu dibuka oleh Seungkwan. Biasanya dia bisa loncat sampai dua puluh kali, tapi sekarang, baru dua loncatan aja dia sudah diem. Cowok itu menoleh ke belakang, menatap sosok tetua jadi-jadian yang senyum lebar.
"Kakak ngapain ikut sih?" tanyanya kesel.
Seungcheol senyum polos. "Karena pengen liat Jeonghan, ehehe."
Huh, udah ada gebetan adek dilupain --lc
"Ingat ya, pokoknya jangan malu-maluin Chan."
"Iya iyaa."
Gak lama kemudian pintu dibuka oleh Seungkwan. Cowok itu ngernyit bingung waktu liat Seungcheol.
"Loh, kak Cheol juga kesini? Mau nyariin Hansol ya? Eh tapi biasanya kalo mau ngajak Hansol latihan Kakak ngabarin aku dulu. Kok tumben nggak ngabarin? Atau mungkin Kakak kesini buat hal lain?"
"Nanyanya satu-satu, Boo." sahut Chan.
"Tinggal dijawab juga kok. Kak Cheol nya aja ga protes." bales Seungkwan sewot. Chan balik melototi dia dengan mata sipitnya.
"Ku kesini ga nyari Hansol kok, tapi buat nyari Jeonghan." jawab Seungcheol sambil nyengir. "Soalnya Chan sering cerita kalo Jeonghan sering main ke rumahmu."
"Ooohhh.." kata Seungkwan dramatis. Terus dengan wajah polosnya dia berkata, "tapi Kak Jeonghannya baru aja pergi sama Kak Shua."
Wajah secerah mentari Seungcheol tiba-tiba menjadi mendung.
...
Padahal awalnya Chan ke rumah Seungkwan buat duel mobile legend sama Hansol.
Malah sekarang mereka berempat lagi kumpul di ruang tengah. Gosipin Jeonghan.
Kakaknya udah kaya zombie. Menggelepar didekat sofa karena denger cerita Seungkwan-Hansol tentang 'keromantisan' Jeonghan-Jisoo. Padahal mah aslinya cerita-cerita itu rata" dikasi micin sama duo itu.
"Terus pernah, Kak Jeonghan datang malem-malem ke rumah Kak Shua karena bahan makanan Kak Shua lagi abis. Udah gitu Kak Shua dimasakin sama disuapin." cerita Hansol dengan tampang polos. Chan yang disebelahnya mendengus. Pinter banget temennya ini pake muka polos gitu. Padahal yang dia ceritain itu kan bohong. Mana ada ceritanya Jeonghan ikhlas nolong orang. Hari itu kan Jeonghan yang masak karena di sogok Joshua pake duit dua ratus ribu.
"..apa aku nyerah aja ya.." gumam Seungcheol. Wajahnya merengut. Jarinya mainin karpet Seungkwan kaya anak gadis yang lagi malu-malu.
Chan tiba-tiba merasa mual.
"Jangan gitu dong kak!! Jangan nyerahh!!" Seungkwan langsung goyang-goyangin badan Seungcheol.
"Makanya tembak orangnya sana. Kalo kelamaan nanti diembat kak Shua." sahut Chan.
"Bukan cuma kak Shua, tapi orang lain juga. Gitu-gitu kak Jeonghan kan anak pemes." kali ini giliran Hansol yang manas-manasin.
Trio itu langsung ngasih bermacam-macam saran buat Seungcheol, saran buat nembak Jeonghan.
....
Jeonghan baru nyampe depan pintu waktu denger suara melengkingnya Seungkwan, Chan, sama Hansol, bercampur jadi satu.
"Itu anak-anak pada omongin apa sih, suaranya sampe keluar gin--"
"Kalo perlu bawain kak Jeonghan makanan banyak baanyaaaaakk."
Gerakan Jeonghan buat buka pintu terhenti.
Loh loh kok namaku disebut-sebut?
"HEH NANTI BANGKRUT AKU! TAU KAN KALO KAK CHEOL SUKA MINJEM DUITKU!!"
...kak Cheol??
"Sekali-kali tolongin kakakmu dong dek, lumayan dapet pahala sama kakak ipar."
Itu suara orang yang akhir-akhir ini dekat sama dia.
"Lebih baik kak Jeonghan jadi pacarku daripada jadi pacar kakak."
Itu suara songongnya Chan.
"..jadi pacar??"
...
JADII SAYA LUPA LANJUTIN INIII
AKU BARU TAU KALO TERNYATA KULIAH ITU TUH TUGASNYA BANYAK SEKALI HUHUHUKalau ada yang salah, tolong dikritik dan diberi saran :D
Love,
Ra :)
KAMU SEDANG MEMBACA
kasir [ jeongcheol ] ✔️
Fiksi Penggemarentah Jeonghan harus bersyukur ato nggak, saat ada seorang cowok ganteng godain dia waktu dia lagi kerja.