2-Shocked

55 5 2
                                    

Bali, Indonesia 250818

Gadis ini sedang meregangkan badannya sembari melihat pemandangan yang ada di depannya, ia sengaja menyewa hotel yang menghadap pantai. Itu sangat indah, dan menenangkan hati ketika ia mendengar deburnya ombak. Ditambah dengan indahnya pemandangan di malam hari.

Tiba – tiba, wajah seseorang terlintas di otaknya. Segera ia mengambil handphone nya yang ada di atas nakas. Ini sudah kebiasaannya. Menyemangatinya!

@gilrsjm : hi Jimin! I'm your girl. I know you must be tired, but you have to keep on smiling. for us. ARMY! Love u. @bts_twt

Dia tidak mengharapkan apa – apa. Tapi, semoga saja tweet nya dibaca oleh laki – laki itu.

BRAK!

"Hani in here!"

Gadis ini terlonjak kaget. Laydi. Pasalnya, Hani membuka pintu kamar hotel dengan kasar. "Hani! Bisakah kau pelankan sedikit suaramu? Kita sudah berkali – kali diomeli oleh kamar sebelah."

Mendengar itu, Hani teringat dan menutup mulut dengan tangannya, tidak lama terdengar kekehan, siapa lagi, sudah pasti Hani.

"Mianhae."

"Apa kau latihan tarian itu?" Yang dimaksudkan oleh Laydi itu lagu terbaru dari BTS.

Hani mengangguk sambil melepas sepatunya. "Aku mau mandi."

"Hani! Aku belum selesai bicara tahu!"

"Nanti saja. Badanku sudah sangat lengket." Ucap Hani sambil menyampirkan handuk ke pundak dan berjalan ke kamar mandi.

Laydi berdecak, "Tidak ada yang menyuruhmu melakukan itu."

"Memang tidak ada. Aku hanya ingin merebut Oppa mu dengan tarianku." Teriak Hani dari dalam kamar mandi. Padahal ia sudah mulai membersihkan badannya, tapi tetap saja terus menggoda Laydi.

Laydi sudah biasa digoda Hani seperti itu, sebenarnya. Tapi tetap saja kesal. "Jangan coba menggoda Oppa ku, eoh." Kalau sudah begini, bahasa korea Laydi keluar dari mulut dengan sendirinya. Karena dulu ia sempat tinggal di Seoul selama 4 tahun, tentu saja bersama Hani.

Hani sudah tidak menjawab apa – apa, keadaan menjadi hening. Tiba – tiba handphone Hani bordering, Laydi sempat melihat kearah handphone Hani yang tergeletak di atas kasur.

Ayah is calling...

Tumben sekali paman menelpon, pikir Laydi. Karena jujur saja, Ayah Hani jarang sekali menelpon atau sekedar mengabari anaknya. Dia sangat sibuk di Seoul, sedangkan Ibunya juga ikut bersama Ayah Hani.

"Hani, cepatlah! Paman menelpon."

Terdengar pintu kamar mandi terbuka, keluarlah Hani dengan handuk yang melingkar di tubuhnya sambil menggosokkan rambut dengan handuk kecil.

"Siapa?"

"Ayahmu. Sepertinya penting." Ucap Laydi sambil menyerahkan handphone itu kepada pemiliknya.

Setelah menerima handphone nya, Hani segera mengecek daftar telepon. Benar saja, Ayahnya menelpon 2 menit yang lalu. Hani berpikir, kira – kira ada apa ya Ayahnya menelpon di malam – malam seperti ini.

Hani mencoba menelpon Ayahnya, tapi tidak kunjung diangkat. Apa ia sibuk?

Hani kembali meletakkan handphone nya di atas kasur dan berjalan ke lemari untuk mengambil baju tidurnya.

"Kau tidak ingin mencoba lagi?" Tanya Laydi bingung.

"Mungkin sebentar lagi ia akan menelpon lagi."

IDOLTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang