Hani mengerjapkan matanya berkali – kali, apakah ia baru saja tertidur? Tapi seingatnya ia baru saja sampai di rumah setelah berlibur dari Bali, lalu ia melihat..
Tunggu. Apa semuanya mimpi? Termasuk.. bertemu di BTS di rumahnya?
Tiba – tiba pintu kamarnya ada yang mengetuk, Hani langsung menyibak selimutnya tanpa berpikir panjang. Saat membuka pintu, Hani terkejut bukan main. Ternyata ini bukan mimpi?
"Kau baik – baik saja? Tadi kau sempat pingsan dan aku yang –"
Hani memotong perkataan orang yang ada di depannya, "Aku sudah baik – baik saja. Kau tidak perlu khawatir." Hani mencoba untuk senormal mungkin dan tersenyum untuk mengatasi rasa gugupnya.
Hani melangkah keluar dan menutup pintu kamarnya tanpa berbalik, dan berhenti di depan lelaki ini, ya lelaki.
"Kau yakin?" Dia bertanya lagi, hanya untuk memastikan.
"Hm, aku baik – baik saja." Tanpa sadar Hani tersenyum lagi, tapi hanya sedikit.
"Oh ya, manager-nim ingin berbicara denganmu. Dia sudah menunggumu di bawah." Hani mengangguk dan berjalan mendahului lelaki berambut cherry ini.
Saat Hani sudah di ruang tamu, semua orang yang ada disana bangkit dan sedikit membungkuk memberi salam. Mau tak mau, Hani membalasnya meski gugup.
Hani mengambil tempat di samping lelaki berambut agak kemerahan, dia sedikit mengulas senyum saat Hani tersenyum terlebih dahulu kepadanya.
"Maaf sebelumnya, tapi apa kau mengetahui tentang BTS? Maksudku, apa kau tahu mereka?" Tanya pria bertubuh besar yang ada di depan di Hani. Hani malah menggigit bibir bawahnya. Sangat gugup.
Hani mengangguk, "Aku tahu, tapi bagaimana kalian bisa ada di rumahku?"
"Sebelumnya, perkenalankan, namaku Sejin. Aku adalah manager dari grup BTS. Senang bertemu denganmu." Hani membalas dengan senyum ramahnya.
"Namaku Lee Hani, panggil saja Hani."
"Apa kami perlu memperkenalkan diri juga?" Tanya pria berambut seperti lollipop. "Namaku Taehyung, Kim Taehyung."
"Jungkook."
"Panggil saja aku Jimin."
"Namjoon."
"Namaku Jin, Seokjin. Worldwide Handsome." Mendengar itu, Hani sedikit terkekeh. Menggemaskan.
"Hyung, hentikanlah. Kita sedang serius." Tegur pria berambut cherry, Jungkook.
Yang diomeli hanya tertawa, "Maaf maaf."
"Aku Hosoek-ie!" Dia memperkenalkan dirinya dengan semangat. Astaga.
"Yoongi."
Pria satu ini, berhasil membuat jantung Hani berdetak kencang.
Sejin berdeham, "Jadi begini, perusahaan kami mengalami masalah, dan di tambah dengan masalah romor yang menimpa member kami." Merasa dibicarakan, Jin sedikit menunduk.
"Jadi, pimpinan kami menyarankan agar kami mengasingkan diri dulu sampai berita ini hilang." Lanjutnya.
"Kalian vakum?" Tanya Hani.
"Bisa dibilang begitu." Ucap Namjoon. "Kami mohon kau membantu kami untuk menerima kami disini untuk sementara. Dan, jangan beritahu siapapun."
Hani berpikir sejenak.
"Apa sajang-nim tidak memberitahu tentang ini?"
"Sajang-nim?" Tanya Hani heran. Apa kemarin Ayahnya menelponnya karena ingin membicarakan ini?
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL
Fanfictionaku hanya seorang fans yang beruntung, itu saja. ohya, tapi setelah aku semakin dekat dengan mereka, semakin banyak masalah yang datang. apa aku masih disebut sebagai fans yang beruntung? -Lee Hani Publish : 01 September 2018