Happy Reading!
Setelah kejadian di ruang makan, entah bagaimana, Jimin merasa yakin dengan perasaannya. Ia tahu ia terlalu cepat dan sedikit berlebihan, tapi inilah yang ia rasakan. Dan Jimin pun tidak segan untuk melakukan skinship dengan Hani, meski terkadang Hani menolak.
"Jimin-ah, kau tidak perlu seperti itu. Aku bisa melakukannya sendiri." Dengan cepat Hani menolak pertolongan Jimin. Sekarang Hani sedang membuat permen gulali, kebiasaan Hani jika ia merasa ingin memakan sesuatu yang manis.
Ia tidak membeli permen atau hal apapun yang manis, karena ia malas sekali untuk ke toko, jadi lebih baik ia membuatnya sendiri.
"Tapi itu bisa membahayakan tanganmu, Hani." Ucap Jimin sambil terus mencoba mengambil alat pembuat gulali dari tangan Hani, tapi Hani selalu menyingkirkan tangan Jimin.
Akhirnya Jimin pun menyerah, lalu ia duduk di kursi dekat Hani, memperhatikan Hani yang sedang melanjutkan aksinya. "Baiklah, aku akan duduk disini. Menunggumu."
Hani sempat menoleh dan melihat apa yang dilakukan Jimin, dan Jimin hanya memperhatikan tanpa melakukan apapun. Sebenarnya Hani menjadi risih dengan perlakuan Jimin belakangan ini, tapi ia menahannya. Bagaimana pun ia senang jika Jimin bersikap baik kepadanya.
Hani mencoba mengalihkan pikirannya dan kembali pada permennya, Saat ia sedang berkonsentrasi, ada suara yang berhasil memecah keheningan antara Hani dan Jimin.
"Eoh, mwohae?" (Sedang apa?)
Hani sempat menghentikan kegiatannya dan melihat siapa yang berani mengganggunya.
Yoongi menghampiri Hani dan melihat apa yang sedang ia kerjakan, "Kau membuat permen?"
Hani terus memperhatikan Yoongi, mereka berdiri bersebelahan, bahkan dada Yoongi dan lengan kiri Hani bersentuhan. Mereka sangat dekat, sampai Hani tidak tahu cara bernapas dengan baik.
"Apa ini sudah selesai?" Hani tersadar dan mencoba mengendalikan dirinya. Hani segera membuat jarak dengan Yoongi dan kembali membuat permen.
Tiba – tiba terdengar suara pekikan, berhasil membuat Yoongi dan Jimin terkejut bukan main.
"Kau baik – baik saja?!"
"Apa yang sakit?"
Hani bingung dengan keadaan seperti ini. Dua lelaki yang sangat ia kagumi, sekarang sedang memegang tangannya yang tadi tidak sengaja terkena alat pemanas gula, dan mereka juga menanyakan hal yang membuat Hani tidak tahu mau menjawab apa.
Tentu saja sakit, tapi itu tidak terasa karena jantungnya berdebar kencang sehingga menutupi rasa perih di tangannya.
"A...aku tidak apa – apa. Aku bisa mengobatinya." Hani melepaskan tangannya dari genggaman Jimin dan Yoongi. Terlihat sekali bahwa mereka mengkhawatirkan Hani, terlebih tangannya yang sudah merah seperti terbakar.
"Tidak, tidak. Aku akan membantumu." Ucap Jimin lalu kembali memegang tangan Hani.
Yoongi mengambil alih tangan Hani dan ia hendak membawa Hani ke kamar mereka. "Biar aku saja, karena kami satu kamar."
"Tidak, Hyung. Aku saja, pasti kau sedang sibuk."
"Tidak, aku tidak si—"
"Yoongi Hyung, bisa bantu aku tidak?" Mereka bertiga langsung menoleh ke asal suara. Jungkook.
Yoongi melepaskan genggamannya, "Apa?"
"Bantu aku memperbaiki laguku." Ucap Jungkook sambil menunjuk kearah kamarnya dimana komputernya berada.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL
Fanfictionaku hanya seorang fans yang beruntung, itu saja. ohya, tapi setelah aku semakin dekat dengan mereka, semakin banyak masalah yang datang. apa aku masih disebut sebagai fans yang beruntung? -Lee Hani Publish : 01 September 2018