"Hyung, ajari aku membuat lagu dengan baik."
Yoongi sedang berada di kamar, tentu saja kamar Hani. Ia sedang berkutat di depan komputer yang ia bawa dari Korea.
Sedari tadi seseorang dengan beraninya mengganggu kegiatan Yoongi dengan rengekannya, dan tidak digubris sama sekali olehnya.
"Hyung!" Kali ini suara itu jadi meninggi, dan berhasil membuat Yoongi menoleh.
"Ada apa sih? Kau mengganggu sekali." Ucap Yoongi sembari melepas headphonenya. Memerhatikan Taehyung.
Taehyung menduduki dirinya di atas kasur Hani dan malah memerhatikan isi kamar. Karena tidak kunjung berbicara, akhirnya ia kena lemparan berupa sampah tissue oleh Yoongi.
"Ya! Berbicaralah! Waktuku sangat berharga."
Taehyung gelagap menanggapi sikap Yoongi yang tiba – tiba meninggi juga. "A..aku ingin kau membantuku untuk membuat lagu." Ucap Taehyung yang lambat laun menjadi pelan dan menunduk, takut kena omelan Yoongi lagi.
"Tumben sekali." Kepala Taehyung menenggak dan terbengong. Respon Yoongi di luar dugaannya.
Yoongi kembali menyandarkan punggungnya ke kursi dan memandang layar komputernya.
"Hyung, kau kan sering membuat lagu tentang cerita pribadi, apa itu secara tiba – tiba? Maksudku idenya." Taehyung mencoba menjelaskan dengan hati – hati, Yoongi masih membelakangi Taehyung.
"Ya."
"Apa itu sulit?"
"Apanya?" Yoongi mulai berbalik dan memperhatikan Taehyung.
"Menuliskan liriknya, pasti sulit kan?"
Yoongi terdiam. Memang benar, Yoongi selalu menceritakan masa lalunya kedalam lirik dan secara tidak langsung ia menceritakan semua kepada penggemarnya.
"Tidak juga, kau juga harus tahu sangat bagaimana akhirnya dari cerita itu."
"Bagaimana kalau cerita itu belum selesai?"
"Ya selesaikan saja." Jawab Yoongi asal.
Taehyung mendengus mendengar jawaban Yoongi, terkadang ia menyebalkan.
Saat sedang berpikir, Taehyung mendengar suara handphone yang berbunyi. "Taehyung-ah, tolong matikan handphone mu. Kau menggangguku." Taehyung kembali melihat Yoongi, sejak kapan ia sudah kembali ke pekerjaannya?
"Bukan handphone ku Hyung."
Taehyung mencari asal suara itu, dan ia menemukannya di atas meja putih. Ia berjalan menuju meja tersebut dan melihatnya. "Ternyata handphone Hani ya." Gumamnya.
"Hyung, handphone Hani yang berbunyi."
Tidak ada sautan.
Akhirnya Taehyung memilih untuk memberikan handphone itu kepada si pemiliknya. Ia pun keluar dari kamar Hani. Saat menuruni tangga, handphone Hani kembali berdering dan tertera nama 'Laydi' disana.
Taehyung kembali melihat kedepan dan terlihat Hani sedang bergurau dengan Jin dan Jungkook di ruang tamu. Tanpa ragu, ia menghampiri Hani. "Hani-ssi, sedari tadi handphone mu berbunyi." Ucap Taehyung saat sudah berada di hadapan Hani.
"Terima kasih." Ucap Hani saat ia sudah menerima handphone nya.
Taehyung masih berdiam diri di depan Hani, Jin, dan Jungkook. Ia ragu ingin berbicara, tapi ia harus melakukannya.
"Hani-ssi. Bisakah kita bicara? Berdua saja." Hanya itu yang bisa ia katakan kepada Hani.
Kepala Hani terangkat untuk melihat siapa yang berbicara. Persetan dengan Jin dan Jungkook yang sudah memerhatikannya sejak tadi, tapi fokus Taehyung tetap Hani. Tak lama Hani mengangguk.
KAMU SEDANG MEMBACA
IDOL
Fanfictionaku hanya seorang fans yang beruntung, itu saja. ohya, tapi setelah aku semakin dekat dengan mereka, semakin banyak masalah yang datang. apa aku masih disebut sebagai fans yang beruntung? -Lee Hani Publish : 01 September 2018