Chapter 1

43 5 6
                                    


"LINZYYY!! WOYY!! CEPETAN SINI!!" teriak Valen dari depan kelas 12 IIS 3.

"Hahhhhh, Anjirrr hampir aja gue telat. Gue sekelas sama lo lagi? Gue duduk sama lo lagi yak? Minggir minggir! Btw, lo duduk dimana?" tanya Linzy pada Valen yang sedang cengar-cengir tidak jelas.

"Pojok kanan belakang." Jawab Valen singkat.

"Mantapp juga pilihan lo."

"Sstttt!! BU ANI MAU KE KELAS." Teriak seorang cowok yang berlari dari luar kelas.

Kelas yang tadinya ramai berubah menjadi hening dengan seketika.

"Pagi anak-anak! Ibu akan jadi wali kelas kalian jadi ibu harap jangan ada yang membuat masalah dan mencoreng nama kelas kalian serta nama baik ibu. Paham?" ujar guru tersebut.

"PAHAMM." Jawab siswa kelas tersebut serentak.

"Siapa yang ngajarin kalian jawab teriak-teriak begitu? Kalian ngeledek ibu?"

Semua siswa dalam kelas tersebut diam.

"Ibu gak suka ya kalian teriak-teriakan gitu. Kayak di pasar aja. Baiklah, sekarang ibu akan mengabsen kalian." Guru tersebut mulai mengabsen satu-persatu muridnya sesuai urutan abjad hingga tiba pada nama Valen.

"Valen Jeff Miller?"

"Hadir, bu." Guru tersebut langsung berhenti mengabsen dan memerhatikan Valen dengan teliti.

"Valen? Kenapa kamu duduk di belakang? Kamu pindah ke depan! Pokoknya ibu gak mau ngelihat yang badung-badung duduk di belakang! Jadi, yang merasa dirinya sejenis dengan Valen harap pindah ke depan dengan kesadaran dirinya!"

"Linzy, ayo ke depan! Lo kan sama gue satu jenis." Senggol Valen pada Linzy.

"Dih, lo aja sono yang ke depan! Gue kan anaknya alim."

Dengan sangat terpaksa Valen pun pindah ke barisan paling depan, bertukar tempat duduk dengan siswi lainnya.

Guru tersebut selesai mengabsen siswanya satu-persatu. Ketika guru tersebut ingin memulai pelajarannya, seorang siswi mengintrupsinya.

"Ibu? Saya belum diabsen." Ucap Linzy berdiri dari tempat duduknya.

"Linzy? Sebentar-sebentar biar ibu liat daftar absennya." Guru tersebut mencari-cari nama Linzy tapi dia tak menemukannya.

"Nama kamu gak ada di sini, kamu yakin masuk kelas ini? kamu sudah lihat papan pengumuman belum?" tanya guru tersebut.

Linzy terdiam di tempatnya dan menatap Valen yang sedang mambalikan badannya menatap Linzy dengan mengulum senyum.

"Belum, bu. Tapi kata Valen saya masuk kelas ini." Jawab Linzy

"Engga, bu. Saya gak bilang kalo Linzy masuk kelas ini. kelas lo kan di sebelah, lo salah masuk kelas. HAHAHAHA." Celetuk Valen sambil tertawa geli diikuti teman-teman sekelasnya.

Linzy menatap Valen dengan kesal dan juga malu karena ditertawai oleh satu kelas.

"Linzy? Tunggu apa lagi? Ke kelas kamu sekarang! Jangan sampai salah masuk kelas lagi!"

"I-iya, bu" jawab Linzy lalu pergi meninggalkan kelas tersebut.

"Valen rese banget sih. Biarin aja nanti gue bales, dasar nyebelin. Gue jadi males ke kelas, pasti nanti di tanya-tanya kenapa telat masuk kelas. Masa gue harus bilang kalo gue tadi salah kelas. Malu-maluin aja. Mending gue cabut ke kantin." Gerutu Linzy sambil berjalan menuju kantin.

Penantian Tak Berujung [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang