"Heh?!"
"Apaan sih, Ra? Ganggu aja lo. Gue mau fokus nonton filmnya nih." Jawab Linzy.
"Gila ya? gue tau kali kalo dari tadi lo tuh bukannya nonton film tapi Cuma bengong gak jelas sambil liat tv." Ucap Laura sambil melempari Linzy dengan keripik kentang lagi.
"Ra, rese banget sih? Tau gitu gue gak usah ke rumah lo. Mending gue langsung balik aja ke rumah, tidur deh sepuasnya."
"Yeilaahh baper. Cerita ke gue dong kenapa lo hari ini bete banget kayaknya?!"
"Ck, gue juga gak tau kenapa gue bete gini. Pokoknya hari ini semua orang tuh nyebelin, termasuk lo."
"Lah? PMS ya?" tanya Laura lagi.
"Sotoy deh, Mending lo diem dan makan aja keripik kentang lo itu!"
"Linzy galak yah? Uuuuu."
BRRAKKK.
"Siapa yang galak, Ra?"
"Itu tuh yang yang lagi nonton film katanya." Jawab Laura sambil menatap jail kearah Linzy.
"Ngapain lo di sini? Tiba-tiba masuk ke kamar orang sembarang lagi." Tanya Linzy Jutek.
"Main lahhh. Lagian gue kan udah bilang ke yang punya rumah kalo gue dah nyampe depan rumahnya terus katanya suruh langsung ke kamar aja." Jawab Valen seraya duduk mepet di sebelah Linzy.
"Katanya mau nyari sepatu?" tanya Linzy.
"Udah dapet dong sepatunya."
"Dianter siapa?" tanya Linzy lagi
"Myra,"
"Ngapain sih mepet-mepet? Berasa di angkot tau gak? Sonoannn iihhh!!" ucap Linzy sambil mendorong Valen menjauh.
"Ra, ini Linzy kenapa sih?" tanya Valen pada Laura yang masih asik memakan keripik kentangnya.
"Lagi bete dia, gue sih liatin aja dah sambil makan keripik kentang. Hahahah."
"Jutek banget sih?! Ada hubungannya sama kejadian tadi pagi ya?" tanya Valen.
"Emang tadi pagi ada kejadian apa? Kayaknya seru." Tanya Laura.
"Noh Linzy salah masuk kelas, mana gurunya Bu Ani lagi. Dia diketawain sama anak-anak kelasan gue. Hahahaha." Cerita Valen semantara Linzy hanya mencibir dengan mulut komat-kamit tanpa suara.
"Hahahaha. Anjirr dia salah masuk ke kelas lo? Pantesan dia gak ke kelas gue, gue kira dia telat eh ternyata.. hahahaha."
"Aishh gak lucu yak." Ucap Linzy sambil memegang kepalanya.
"Nanti malem nginep rumah Valen kuy!" ajak Laura mendadak.
"Males ah, ngapain sih nginep di rumah Valen? Ada apaan sih di rumahnya?" tanya Linzy.
"Bokap gue lagi dinas, tinggal nyokap doang dirumah. Kalo kalian nginep, nanti gue bilang Richard biar sekalian gabung. Kan mumpung besok tanggal merah." Jawab valen sambil merebahkan kepalanya di paha Linzy.
Linzy dengan gemas menjambak-jambak rambut Valen "Gue males izin ke Papa. Lo aja Ra sama Richard."
"Dih ogah gue kalo gak ada lo zy," ucap Laura
"Btw, ya udah nanti gue yang minta izin deh ke Papa lo. Ayo, sekalian gue anter pulang!" Valen menarik Linzy bangun.
"Ikutin aja dah, Ra lo mau ikut ke rumah gue dulu gak?" tanya Linzy
"Males, gue mau prepare aja."
"Gue duluan sama Linzy ya?"
"Yoi-yoi hati-hati di jalan ya kalian!"
><><><
"Linzy, kok diem aja?"
"Emang lo maunnya gue kayak gimana sih, valen?"
"Hehehe. Bokap lo makin baik aja yak sama gue?" tanya Valen tanpa mengalihkan pandangannya dari jalan.
"Papa gue tuh baik sama siapa aja. Gak usah ke pedean lo!"
"Bokap lo baik banget, gak kayak anaknya yang jutek banget. Lo kurang-kurangin tuh juteknya! Nanti gak ada cowok yang naksir sama lo."
"Bodo amat." Ucap Linzy singkat.
"Richard sama Laura udah nyampe rumah lo tuh, nyetirnya buruan!" sambung Linzy lagi.
"Iya iya ini juga udah mau sampe." Ucap Valen.
Selama perjalanan yang tersisa mereka sibuk dengan kegiatannya masing-masing. Valen yang dengan serius menyetir juga Linzy yang sibuk dengan Handphonenya. Hingga mereka tiba di depan rumah dengan gaya tropical moderen dengan pintu berwarna cokelat tua terbuat dari kayu jati.
Linzy langsung melepas sabuk pengamannya dan turun tanpa berkata apa-apa pada Valen.
"Ngapa jadi yang punya rumah ditinggal sih?" gerutu Valen
"Zy, lama amat sih?" tanya Laura yang berada di depan teras bersama Richard.
"Noh dia nyetirnya lelet," tunjuk Linzy pada Valen yang baru dateng.
"Gue sama Laura mau beli cemilan nih, kulkasnya Valen kosong banget. Ikut gak?" tanya Richard.
"Engga deh, gue di sini aja."
"Btw, kita masih nunggu satu orang lagi ya. katanya sih dia lagi di jalan." Ucap Valen tiba-tiba.
"Lah? Biasanya Cuma kita-kita doang. Lo ngajak siapa emang?" tanya Laura dengan dahi yang mengernyit.
"Siapa sih?" tanya Linzy.
"Bentar lagi juga orangnya dateng. Liat sendiri aja ya!"
"Gue sama Richard beli cemilan dulu yak? Kelamaan nanti kalo nungguin temen lo dateng." Tanya Laura meminta persetujuan dari Valen.
"Ya udah, sono dah beli cemilan yang banyak ya!"
Dengan cepat Laura duduk di jok belakang motor Richard.
"Bye bye Linzyku sayanggg. Eh, gue lagi ngecharger hp di dalam. Nitip yo!" ucap Laura sambil melambaikan tangannya ke arah Linzy dan Valen.
"Jijik lo ah," ucap Linzy dengan muka betenya.
"Biasa aja dong mukanya. Lo beneran lagi PMS ya?" tanya Valen iseng.
"Sotoy banget sih jadi orang. Dasar rese." Ucap Linzy sembari masuk kedalam rumah Valen.
Ketika Valen ingin mengikuti Linzy, suara deru mobil terdengar. Seorang gadis remaja yang cantik melangkahkan kakinnya keluar dari mobil tersebut.
"Gue telat ya? maaf ya tadi abang gue gak mau ngaterin, jadi tadi gue maksa-maksa dia dulu."
"Gak apa-apa kali, itu yang di mobil abang lo kan? Gak di suruh masuk dulu?"
"Gak usah. Dia buru-buru mau nongkrong sama temen-temennya." ucap cewek tersebut sambil mengotak-atik hpnya.
"Myra!"
"Eh, iya maaf gue bales line dari Mamah dulu. Dia emang agak ribet."
"Lo cantikkan." Ucap Valen sambil menaik-naikan alisnya.
"Apaan sih, Valen? Biasa aja kali."
"Ya udah mukanya biasa aja kali, gak usah merah gitu!" ledek Valen.
"Ishh Valen, jangan gitu dong!"
"Hahaha. Lo lucu. Ya udah masuk yuk!" ajak Valen.
Valen dan Myra melangkahkan kakinya memasuki rumah Valen.
"Hmm, nanti gue tidur dimana?" tanya Myra tiba-tiba.
"Tidur di kamar gue juga boleh. Sesuka lo aja."
"Ishhh seriusan."
"Di kamar tamu. Bareng Linzy sama Laura, gak apa-apa kan tidur bertiga?"
"Gak apa-apa kok."
><><><
KAMU SEDANG MEMBACA
Penantian Tak Berujung [SELESAI]
Teen Fiction"Jika kalian penasaran tentang apa cerita ini, maka jawabannya kalian hanya perlu membaca isinya. Lalu apabila chapter ini telah usai kalian baca maka kalian harus seperti Linzy -- menantikan."