Chapter 20

12 0 0
                                    


Linzy melihat Valen yang sedang merapikan barang-barangnya dan menyeka keringatnya dengan handuk keci. Linzy menyodorkan air mineral kepada lelaki tersebut. Tanpa sepatah katapun Valen meninggalkan Linzy yang masih menggenggam air mineral tersebut.

Linzy merasa kesal karena diabaikan begitu saja. Ia mengikuti Valen yang menuju tempat parkir. Membuka tutup botol air mineral tersebut dan meminumnya sedikit. Lalu memanggil Valen. Lelaki tersebut menengok dan dengan seketika wajah dan badannya basah dengan air. Linzy menyiramnya.

"Seharusnya lo nerima air mineral itu selagi gue masih ngasih baik-baik." Ucap Linzy sembari meremas botol kemasan air mineral tersebut.

Valen memejamkan matanya sebentar sembari menarik nafas. "Lo mending balik lagi ke dalam! Nanti cowok lo nyariin." Ucap Valen singkat dan menyalakan motornya meninggalkan Linzy yang terdiam kehabisan kata.

Linzy hendak meninggalkan tempat parkir tersebut tapi seseorang memanggilnya.

"Linzy?!" panggil Myra.

Linzy menjadi cemas karena yang memanggilnya Myra. Linzy takut Myra melihat kejadian barusan.

"Iya, hmm kenapa?"

"Lo dicariin abang gue tuh."

"Nyariin gue?"

"Iya dia mau ngajak lo pulang."

"Eh lo gak bareng sama Galvin? Lo berdua kan satu rumah. Masa iya dia malah nganterin gue." Ucap Linzy merasa tak enak.

"Dia pulang sama Richard sama Laura." Ucap Galvin yang muncul tiba-tiba ntah dari mana.

"Aisssh kaget gue" ucap Linzy yang tanpa sadar mengucapkan kekagetannya.

"Kaget kenapa sih?" tanya Galvin bingung.

Linzy menggeleng-gelengkan kepalanya dengan cepat. "Ayo kita pulang aja!"

"Gak bilang dulu sama temen-temen lo? ntar pada nyariin." Tanya Galvin.

"Ayo pulang aja. Salam buat yang lain ya Myra. Sorry ya Galvin malah nganterin gue." Ucap Linzy melambaikan tangannya.

"Iya sayang" ucap Galvin yang membuatnya mendapatkan tinjuan di lengannya.

"Zy, kalo punya pacar tuh sekali-kali di kasih cium jangan di kasih pukul mulu-_ emang susah sih kalo punya pacar tukang pukul." Ucap Galvin yang kali ini mendapatkan pukulan bertubi-tubi.

"Udah dong pisss, bercanda ya Linzy hehehe." Ucap Galvin sembari menangkis pukulan-pukulan Linzy.

"Gue juga bercanda kok mukulnya. Hehehe." Ucap Linzy yang yang tersenyum devil.

><><><

"Linzyyy!!!" teriak Mamahnya sambil mengetuk-ngetuk pintu kamar anaknya.

Linzy yang sedang menonton film di laptopnya langsung bergegas dan membukakan pintu.

"Kamu nih pintu dikunciinn mulu. Kayak ada apaan aja. Mamah lagi mau buat brownies, adonannya udah jadi tapi Mamah dapat telephone dari tante kamu katanya abang sepupu kamu kambuh lagi maghnya sampe dibawa kerumah sakit. Mamah mau kesana. Kamu bisa kan lanjutin bikin brownies? Tinggal di panggang aja kok." Ucap Mamahnya sesaat sebelum Linzy membuka mulut.

"Bang Vino masuk RS lagi? Ah cari perhatian doang kali tuh. Mamah ke RSnya nanti aja kali kalo udah selesai buat browniesnya kan browniesnya bisa Mamah bawa juga ke rumah sakit."

"Ishh kamu tuh masa orang sakit dibilang cari perhatian. Vino gak ada yang jagain, nanti Mamah beli buah aja di jalan. Kamu nurut aja jangan ngatur-ngatur Mamah. Itu juga kamar kamu diberesin. Anak gadis kok kamarnya kayak kandang sapi." Ucap Mamahnya final dan meninggalkan Linzy untuk bersiap ke rumah sakit.

Penantian Tak Berujung [SELESAI]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang