Aku terbangun dan segera mencari-cari hpku, walaupun cintaku ada disampingku, aku tetap harus melihat-lihat isi hpku. Hanya sekedar mencari refrensi untuk ku dan Askala datangi yaa untuk mencuri tentunya atau untuk tetap berkomunikasi dengan teman ataupun keluargaku.
Satu-satunya keluargaku yang tersisa adalah kakakku, ia telah sukses meluncurkan aplikasi bertema pendidikannya dan aku tidak mau hanya menjadi bayangannya, jadi kuputuskan untuk pergi sementara waktu, maksudku... mencuri.
Kutemukan hp ku di meja kecil samping tempat tidur, namun aku merasa aneh hari ini, aku merasa tidak ada rambut panjang yang biasa mengelitiki badanku saat aku tidur, tidak ada wajah yang biasanya diletakan di dadaku, tidak ada suara lembut "Selamat Pagi!" yang menyapaku, berarti tidak ada Askala disisiku.
"Astaga Askala, kamu dimana?" kataku panik dalam hati
"Askala....?" Teriak ku agak pelan
Tidak ada jawaban
"Askalaaaa?" kataku selagi masuk ke kamar mandi, hasilnya nihil.
Ruang makan, dapur, garasi, ruang tamu, ruang santai, halaman belakang, taman rumah, bahkan lemari telah aku periksa. Hasilnya tetap saja nihil. Apakah ini berarti aku kehilangan belahan jiwaku?
"ASKALA, INI TIDAK LUCU!" kataku berteriak di ikuti suara tawaku, dan lama kemudian tak kusangka air mata mulai memuncak di pelupuk mataku.
"Askala?" kataku mulai bergetar, diikuti air mata di mataku yang mulai mengalir
Aku tidak pernah menangis, karna aku menganggap menangis hanyalah untuk orang lemah. Namun mengapa aku menangis? Mengapa aku begini? Apakah salah jika lelaki menangisi kekasihnya? Apakah aku menangis karna aku lemah? Lemah akan pesona Askala?
•••
Aku mencoba menenangkan diriku sendiri, mencoba untuk mencari kesalahanku sehingga Askala meninggalkanku. Apakah karna aku tidak peka? Apakah aku terlalu cuek? Apakah aku terlalu jahat padanya sehingga ia meninggalkanku? Apa sebenarnya kesalahanku?
Mungkin aku sudah terlalu banyak bertanya, terlalu banyak berfikir, terlalu memikirkan ini. Aku memutuskan untuk bangkit dari sofa di ruang tamu dan beranjak ke dapur.
"Mungkin aku butuh segelas air putih agar bisa berfikir jernih.." kataku mencoba menenangkan diri. Ku buka lemari es yang berada di dapur, namun aku melihay secarik kertas, ditempelkan di lemari menggunakan magnet berbentuk bucket bunga. Segera aku tarik kertas itu dan segera membacanya.
Hal yang pertama kubaca adalah bagian bawahnya, ada tanda tangan Askala tertera disertai tulisan "i love you, but i'm sorry :(" melihatnya, aku segera membaca surat itu dari atas.
Untuk Pierre,
Pierre, maafkan aku karna aku harus meninggalkanmu sendirian, tapi aku yakin ini adalah pilihan terbaik yang bisa kupilih.
Raoul sedang mengincarku saat ini, ia ingin aku untuk membayar hutang-hutangku yang lalu. Ia bilang jika aku tidak bisa membayarnya, aku harus menikahinya.
"Raoul...... bajingan itu!" kataku marah. Dulu Raoul adalah boss Askala, ia memang menginginkan Askala selama ini, namun Askala berhasil untuk melarikan diri dari Raoul. Aku tidak tau mantra apa yang digunakan Raoul sehingga ia dapat menemukan Askala yang sudah lama melarikan diri darinya. Kenapa makhluk ini muncul lagi di permukaan bumi ini hah!
Aku akan pergi tuk sementara, melarikan diri lagi dari Raoul. Aku telah meninggalkanmu pentunjuk, di buku diaryku. Masih berbentuk teka-teki, namun kuharap kamu mengerti dan bisa menemukanku. Jaga dirimu baik-baik, cintaku.
I love you, but i'm sorry :(
-Askala
Hahaha, tawaku diikuti oleh air mata. Ternyata ini semua bukan salahku, ini salah Raoul. Bisa jadi salahku, mungkin karena kita terlalu sering keluar rumah dan membiarkan identitas kami terbuka. Kurasa aku mulai terbiasa dengan air mata.
•••
Aku segera menggeledah lemari pakainku dan Askala, lemari yang pernah di isi oleh pakaian Askala. Aku tidak kunjung menemukan buku diary-nya.
"Berfikir seperti perempuan... Kalau aku punya diary, akan aku simpan dimana ya?"
"AHA! DIBAWAH KASUR!" teriakku karna merasa itu adalah tempat yang paling masuk akal untuk menyimpan rahasia, bukan?
Benar dugaanku, diary-nya ada dibawah kasur, covernya berwarna merah maroon dan bertuliskan "Askala's" di sampul depannya. Sekitar 40 halaman pertama berisikan tentang tempat-tempat yang pernah kita kunjungi, pengalaman kita yang sangat mengesankan dan yang susah dilupakan.
Jika aku menilai buku hariannya, mungkin 900 kata dari 1500 kata berisikan tentangku. Ternyata dia sangat tergila-gila padaku, tapi aku yakin aku yang lebih tergila-gila padanya. Apalagi senyumnya yang menawan, rambutnya yang di ombre dan yang selalu mengganggu tidurku, tawanya yang mungkin blak-blakan namun membuatnya tampak lebih manis, ataupun tanda lahir berbentuk kotak di lehernya. Semuanya membuatku benar-benar gila.
•••
Halaman selanjutnya hanyalah berisi beberapa kata. Aku tidak terlalu mengerti apa maksud dari perkataan itu. Petunjuknya terlihat lebih ke tulisan biasa, bukan ke sebuah petunjuk. Astaga, sepayah inikah aku? Petunjuk seperti ini saja tidak mengerti.
Aku merasa Askala memberi petunjuk yang sangatlah salah, mungkin aku memang mempunyai kecerdikan, namun dalam hal mencuri bukan dalam hal memecahkan teka-teki abstrak yang seperti ini. Petunjuk yang ia tulis hanyalah :
🚻💋1
Temukan petunjuk selanjutnya, Pierre
-Askala
Watdefak is emoticon-emoticon ini. Mungkin artinya lelaki-perempuan, ciuman, 1?
"AHA!" kataku menandakan akhirnya sesuatu muncul di kepalaku
"Mungkin maksudnya tempat pertama kita berciuman?"
Hmm, tempat pertama kita berciuman adalah di..... hmm dimana ya?
"Owhh, pertama kali itu seingatku di Pantai Grunjah, tepatnya di daerah Roxemburg, 8 km darisini" kataku ringan, karena aku sudah hafal dengan daerah-daerah di sekitar ini.
"Askala, aku akan datang padamu. Aku harap aku belum kehilanganmu." lanjutku sambil memegang sebuah buku diary.
Kukumpulkan nyawaku, meraih kunci motorku dan segera berangkat ke pantai Grunjah. Berharap dirinya masih dalam radius jangkauanku.
•••
Kuinjakkan kakiku lagi disini (tentu saja aku sudah melepas alas kakiku), di pantai Grunjah, tempat dimana aku bertanya "maukah kamu jadi pacarku, Askala?" kepadanya Askala.
Indra perabaku, kakiku, kembali merasakan pasir di tempat ini lagi.
Dan satu hal yang sangat tak kusangka :
Tak ku sangka aku melihatnya lagi.
TBC
Halo readers, ini menjadi semakin absurd dan tetep sepi pembaca, jadi nyapa readers juga gaguna wkwkwk, jangan lupa tinggalkan comment dan juga vote ya! Semoga kalian suka
Luv❤
-author
KAMU SEDANG MEMBACA
Let's Get Lost
Teen Fiction"Senyummu mencurigakan, apa kamu punya rencana licik? Apa kamu berniat membunuhku? Kumohon hentikan senyuman mencurigakanmu itu" aku memohon padanya, kepada Askala "Tidak, Pierre. Aku hanya bersyukur kepada Tuhan, karna telah mempertemukanku dengan...