4. Dorino's Place

6 0 0
                                    

Dorino's Place, hanyalah sebuah restoran biasa, namun aku mengenal pemiliknya sehingga mendapat akses khusus ke atap restorannya.

Atap itu, tempat dimana aku sempat menghabiskan hariku, tentunya bersama Askala.

"Halo paman Dorino!" sapaku selagi masuk ke restoran paman Dorino.

"Halo nak!" dia menyambutku dengan sebuah pelukkan.

"Apakah perempuanku kesini?"

"Tadi dia kesini, tapi saya gaktau dia udah pergi atau belum." kata paman Dorino

"Aku harap begitu." kataku sambil menaiki tangga ke atap.

Aku bisa merasakan jantungku berdegup kencang. Berharap masih bisa melihat makhluk itu lagi, makhluk yang selalu mewarnai, menyemangati, memarahi, menasihati aku. Berharap masih bisa melihat orang yang sangat aku cintai itu.

Tangga pertama, tangga kedua, tangga ketiga, kulewati dengan langkah yang ragu. Seingatku totalnya ada 20 anak tangga, 10 tangga, lalu jalan kecil dan 10 tangga lagi yang berlawanan arah dengan 10 tangga sebelumnya.

Sesampainya di atap, aku segera menoleh kekanan dan kekiri (kok kaya senam ya hehehe....). Mataku mencari-cari Askala, melihat-lihat sekeliling. Namun sayang, aku tak mendapati satu orangpun di atap Dorino's Place.

Maret 2012

"Akhhh aku kangen sama paman Dorino deh!" kataku. Sebenarnya aku memberi kode ke Askala, agar dia mau ikut aku ke Dorino's Place.

"Maksudmu pemilik restoran Dorino's Place??" balasnya sambil menaikan satu alis.

"Iya yang itu! Ayo ikutlah, nanti aku traktir pizza dehhhh!" kataku memperdaya-nya. Kalian tidak tahu seberapa cintanya Askala dengan pizza. Mungkin melebihi rasa cintanya kepadaku.

"AKHHH MAU! YAUDAH DEH AYO!" kini ia mulai menggoyang-goyangkan lenganku.

"Walau aku tak suka tempat itu, aku hanya ikut karna alasan pizzamu itu. Jangan pikir aku mau kesana lagi ya!" lanjutnya.

Sebenarnya Askala tidak terlalu menyukai Dorino's Place, karena ia pernah dipermalukan disana. Raoul (bajingan yang sangat kubenci) telah meremehkan Askala, berkata bahwa ia tidak akan bisa mengalahkan mesin panco yang ada di restoran itu. Tanpa pikir panjang, Askala segera mencoba melawan mesin panco itu, semua orang yang menyaksikannya juga meremehkannya. Alhasil, ia kehilangan konsentrasi dan gagal mengalahkan mesin itu, membuatnya ditertawai oleh seisi restoran. Dan itulah yang membuatnya trauma pergi kesana lagi.

"Hey! Ayo berangkat! Jangan melamun saja!" pundakku ditepuk oleh Askala, tidak keras, cuman untuk menyadarkanku saja.

"Ok, ayo"

•••

"Paman!" teriakku sambil memeluk paman Dorino.

"Pierre ku sayang!" sahut dia, membalasku

"Dan lihat siapa yang kau bawa!" katanya sambil tertawa, mungkin ia teringat kejadian itu...

"h-halo..." jawab Askala lirih

-hening sesaat-

"Ini perempuanku, namanya Askala" kataku untuk mencairkan suasana yang aneh ini.

"Yayaya, kalau kalian ingin keatap, silahkan saja!" paman Dorino menunjuk ke tangga

"Akh paman, tau saja tujuanku kesini hehehe..."

"Yasudah sana naik keatap!" paman Dorino berkata tanpa menoleh kebelakang saat ia berjalan menuju dapur.

•••

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Sep 18, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Let's Get LostTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang