The Beginning

23 4 1
                                    

Udara pagi musim semi tahun ini lebih dingin daripada biasanya. Jalanan agak berkabut dan angin bertiup cukup kencang. Namun, seburuk apapun cuacanya tidak akan meluluhkan niat Homo sapiens yang satu ini untuk mencari inspirasi. Ia terkena deadline 2 bulan lagi untuk menerbitkan buku baru.

Ia mengenakan jas berwarna cokelat tua dengan sepatu boots berwarna hitam. Langkah kakinya berderap seperti seorang Royal Guard. Angin yang kencang menyibak rambut hitamnya yang pendek. Mata violetnya melihat kesegala arah. Satu tangannya memegang buku bersampul merah beledu. Satu tangannya lagi memegang bolpen andalannya.

Ia sedang Berjalis (berjalan sambil menulis). Teknik ini ia ciptakan sejak ia mulai menulis buku pertamanya.

By the way, Homo sapiens ini namanya Gentiana Augurelt. Lahir pada 23 Desember 1997, sehari sebelum Natal.

"Aku bingung, kenapa sudah banyak toko yang buka padahal belum jam 6"
Ujar Gen sambil memperhatikan bahwa sejak ia keluar rumah sudah dipastikan ada 10 atau 11 bakery, toko permen, dan beberapa supermarket baru saja dibuka.

Ia memainkan bolpennya, dari tadi belum ada sepatah kata pun yang ia tulis. Inspirasi yang dicarinya malah kabur entah kemana. Palingan ia cuma mencoret-coret bukunya lembar demi lembar dengan gambar awan Cumulonimbus atau cat tumpah dari lantai 2.

"Sungguh menyebalkan, aku sudah berkeliling kota selama 2 jam tapi belum ada ide yang nyangkut" Keluh Gen. Ia beristirahat sejenak di kursi taman.

Ia menatap langit. Diatas sana ada awan-awan putih berbentuk seperti seekor kuda raksasa.

"Heh, lucu sekali ada kuda yang tinggal diatas awan"

"Tunggu dulu, KUDA YANG TINGGAL DIATAS AWAN?!?"

Secepat kilat Gen langsung menulis kerangka cerita tersebut. Inspirasi yang kabur tadi akhirnya kembali.Setelah puas dengan hasil karyanya Gen baru menyadari bahwa perutnya keroncongan. Ia belum sempat untuk sarapan. Ia beranjak untuk makan di restoran terdekat.

Saat sedang sibuk menyantap makanan yang ia pesan handphone Gen berbunyi.
Cookie menelepon.
Cookie adalah julukan Gen untuk salah satu sahabatnya, Marilla Greengrass.
Ia memberikannya karena dulu Gen sering berkunjung ke rumah Cookie saat masih kecil.
Dan ibu Cookie, Nyonya Elizaveta selalu menyambutnya dengan sepiring Chocolate Chips Cookies yang baru saja dipanggang.
Nama Cookie melekat pada diri Marilla sejak itu.

Gen mengangkat telepon.

"Halo?"

"GEN LO DIMANA?! ADA BERITA BAIK NIH!!" Cookie berteriak tak karuan.

"Apaan sih? Pake teriak-teriak segala, berisik tau nggak?" Ujar Gen kesal.

"Hehehe, Sorry Gen i was overexcited you know? by the way kamu dimana? Gua cari cari lo dirumah malah nggak ada, eh ternyata minggat lo pagi pagi"

"Hmm terserah lo lah, gua lagi di Sweet Cherry Café"

"Oh kafe yang dekat taman itu? Gua kesana ya, jangan kabur lo!" seru Cookie seraya mematikan telepon.

"Siapa yang mau kabur coba?" Gen melanjutkan menyantap makanannya.

"Nah disini Lady Gentiana ternyata, gua kira dia udah kabur ke Prancis"
Ujar Cookie sambil sesekali mencomot makanan dari piring Gen.

Gen bergidik jijik melihat Cookie dengan rakus menghabiskan makanannya. Ada banyak noda saus yang menempel di pipi Cookie. Bahkan ia makan tanpa menutup mulut, membuat Gen semakin jijik.

"Lap mulutmu tuh, jijik gua ngeliatnya, sumpah" Gen menyodorkan sekotak tisu.

"Iya, iya" Cookie menyeka noda di sekitar wajahnya. Inilah kekurangannya kalau sahabatmu adalah seorang perfeksionis dan clean freak.

Kedua hal itu sudah melekat di dalam diri Gen sejak ia lahir. Kedua orangtuanya mendidiknya dengan sangat keras. Karena didikan itulah Gen seperti seorang yang bisa segalanya, tahu segalanya, dan intinya mendekati sempurna.

"Tadi ada berita bagus banget loh, lu mau dengar ndak?" Mata Cookie berbinar mengatakannya.

"Ya mau lah" Gen menadahkan tangan di pipi kanannya. "Ceritain dong"

Cookie menarik nafas. Ia berdiri tegak dan dengan lantang ia mengatakan "WILLIAM RICHARDSON, PAK WALIKOTA AKAN MENGADAKAN AJANG PENCARIAN BAKAT SEMINGGU YANG AKAN DATANG, BAGI YANG BERMINAT DAPAT MENGIKUTINYA" Ia seperti seorang presenter yang sedang membacakan berita.

Akan tetapi, nada bicaranya terlalu kuat. Orang-orang menatapnya dengan tatapan kaget. Gen sampai facepalm melihat kelakuan sahabatnya itu.

"Cookie, please tone your frickin' voice down" Ucap Gen lemas. "Kita lagi di tempat umum, sopan sikit kek"

Cookie merona pink melihat tatapan orang disekitarnya. Ia langsung meminta maaf dengan malu-malu.

Ia mendekati telinga Gen sambil berbisik "This is uncomfortable, let's get out of here"

"Oke, tapi gua bayar dulu"














The Writer's NotebookTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang