"GIO! HIGH HEELS HITAM GUA LO KEMANAIN?!" Teriak Gen ketika mengetahui bahwa sepatu hitam kesayangannya tak ada ditempatnya seperti biasa. Dan kalau sepatu itu tidak ada pasti dipinjam karena sepatu itu masih bersih mengkilat jadi tidak mungkin sedang dibersihkan. Pelakunya hanya satu, Gio.
"WOY JAWAB LU!"
Gio yang masih mengantuk terbangun karena teriakan kakaknya. Ia mengambil sepatu yang kakaknya cari dan keluar kamar. Gio mengusap matanya, mendapati kakaknya yang masih berkemban sedang sibuk mencari baju apa yang akan dipakai.
"Nih kak sepatunya""Terima ka~eh lo baru bangun?"
Gio menguap
"Kenapa mata kakak melotot kayak gitu?"Gen facepalm "Gio, ini udah jam 8 katanya kamu mau ikut pergi"
"Kema~eh kak Ayoung nikah hari ini kan?" Mata Gio yak mengantuk seketika berubah menjadi segar.
Gen menyentil kening adiknya
"Baru ingat lo?""Hah! Ini kan udah jam 8! Aku mandi dulu ya! Kakak jangan pergi duluan!"
Secepat kilat Gio langsung menuju kamar mandi."Mandinya cepetan, ntar gua tinggalin lu"
*****
"Udah kak, aku sudah siap" Ucap Gio sambil menuruni tangga. Ia mengenakan pakaian seperti ini:Saat sampai di anak tangga paling bawah ia melihat kakaknya memakai pakaian seperti ini:
Gio menatap Gen heran. "Kakak mau ke pemakaman siapa?"
"Kakak nggak suka jadi pusat perhatian, kita udah hampir telat cabut yuk!"
*****
"Ah, Gen kamu sudah datang! Eh ada adek Gio juga toh" Ayoung menyapa mereka.
Perbedaan umur Gen dan Gio adalah 5 tahun, dapat dikatakan cukup jauh.
Mereka bertiga berbincang sesaat. Pesta pernikahan berlangsung lancar dan normal. Titik anehnya ada dikata normal. Ada beberapa pria dengan badan besar dan tinggi memakai kacamata hitam dan suit hitam lalu lalang disitu. Bahkan Louis sang pengantin pria terlihat bahagia namun terpaksa. Dan yang terakhir adalah ayah Louis tidak hadir disitu, pas ditanya jawabannya malah 'Nggak tau tuh, padahal nggak ada kerjaan kok malah nggak datang ya?'. Selebihnya, pernikahan ini berlangsung seperti pernikahan pada umumnya.Meskipun begitu, dari tadi perasaan Gen ndak enak. Ada yang ganjil, apapun itu intinya ganjil. Muka Ayoung kelihatan cerah berseri. Sepertinya ia menikahi Louis karena cinta, bukan paksaan. Gen menatap Louis tajam. Ia sedang tersenyum. Senyuman yang tidak tulus. Apapun yang dipikirkan pria itu sekarang, mungkin bertolak belakang dengan apa yang dipikirkan Ayoung. Tidak, bukan mungkin lagi. Itu sudah pasti.
"Hey kakak" Gio menepuk pundak Gen.
"Hmm? Ada apa?"
"Are you thinking what i'm thinking?"
Gio mengecilkan suaranya."Emang kamu mikirin apa sih?"
"Ada yang ganjil di pesta ini, iya kan?"
Gen terkejut mendegarnya. Matanya membelalak dan melihat sekeliling.
"Lo mikirin hal itu juga? Wah berarti benar-benar ada hal ganjil nih disini"
Ia berbisik ke telinga adiknya.
Gio mengangguk berkali-kali.
Apapun hal itu, tolong jangan sampai berkaitan dengan pembunuhan.*PRANG!*
Terdengar suara gelas pecah.
Gen mencari asal bunyi itu. Ternyata ada orang bertopi hitam memecahkan gelas itu dengan....PISTOL?"Wah,wah,wah sungguh pertunjukan yang luar biasa Tuan Howard" Semua tamu terkesiap. Itu nama ayah Louis. Apa yang terjadi disini?
"Berani-berani nya kau menginjakkan kakimu disini" Terdengar suara seseorang. Gen mengenal suara itu. Howard Crimson, yang menghilang dari tadi eh tiba-tiba muncul kayak siluman.
Pria bertopi tadi menembakkan pistolnya ke udara berkali-kali. Ia tertawa seperti orang gila, membuat para tamu dan pengantin ketakutan.
Gen mengepal tangannya. Wah nih orang nggak waras banget jijik ah gua ngeliatnya. Batinnya sambil menatap tajam ke arah orang itu.
Tubuh Gio gemetaran. Ia merasa takut dan gelisah.Howard mengeluarkan pistolnya. Ia mengancam pria itu agar pergi atau dibunuh. Pria bertopi itu tertawa terbahak-bahak. Ia mengejek Howard dengan kata 'pecundang' dan 'pengecut'.
Singkat kata, terjadi penembakan brutal. Semua orang panik kecuali Gen. Ia menunduk dan bersembunyi dibawah meja. Tiba-tiba orang didepannya terbunuh. Ia membawa pistol ditangannya. Sontak, Gen langsung menyambar pistol itu dan menatap ke arah pria bertopi. Ia menunggu adanya kesempatan dan mengambilnya. Dalam hitungan detik, Gen menyambar pistol dari tangan si pria bertopi dan melemparnya jauh-jauh. Di sisi lain, Howard berhenti menembak. Ia tak mau Gen terluka. Pria bertopi itu menyerang Gen. Gen memukul hidung pria itu sampai berdarah. Pada saat pria itu lengah, Gen menembak kedua betisnya. Ia berteriak kesakitan. Gen menendang kemaluannya dengan kuat hingga akhirnya ia pingsan. Howard langsung berlari menghampiri mereka.Nafas Howard terengah-engah "Kerja bagus Gentiana, itu namamu kan? Maaf saya agak lupa"
Gen memasang wajar datar "Tidak usah berterimakasih pak, saya hanya ingin masalah ini selesai" Ia menghela nafas lelah. Adiknya, Gio menatap kakaknya dengan wajah orang sakit. Ia terlihat lemas dan shock. Gen kasihan melihatnya.
"Ayah, Sebenarnya apa yang sedang terjadi?" Louis tiba-tiba muncul.
Howard menatap anaknya sedih. Ia merasa bersalah tentang kejadian ini.
"Anakku, apakah kau tahu alasan aku menjodokanmu dengan Ayoung?"
Louis menggeleng "Tidak ayah, apa hubungannya hal itu dengan kejadian ini?"
Howard mulai bercerita bahwa keluarga Crimson sebenarnya ada masalah finansial. Karena hal itulah ia berkerja sama dengan mafia dan para komplotan penjahat demi mendapatkan uang. Pada saat uang itu melimpah, Howard menggunakannya untuk berjudi sampai ia kehabisan uang. Karena tak ada uang, ia tidak bisa membayar utang perjudiannya. Pria bertopi yang pingsan tadi minta bayaran yang sangat besar dan harus dilunasi tepat waktu. Howard mencari cara untuk melunasinya. Akhirnya ia menikahkan Louis dengan Ayoung. Karena Ayoung yang berasal dari keluarga Kim memiliki uang yang cukup banyak yang memungkinkan untuk Howard melunasi utangnya. Kelihatannya Pria bertopi itu tidak sabar untuk mengambil uangnya jadi ia menyerang Howard demi bayarannya. Dan hasilnya pesta pernikahan itu penuh darah. 7 orang terbunuh dan beberapa orang luka-luka."Maafkan ayah" Suara Howard serak menahan tangis.
Setelah diam sejenak, Gen angkat suara"Pak Howard, saya tahu anda menyesal tapi kelakuan anda itu tetap salah dan melanggar hukum" Gen menarik nafas dan menjilat bibir bawahnya "Anda telah melanggar banyak peraturan, sudah pantas bahwa ada harus dihukum~
Seharusnya anda tahu soal itu"Ia menujukan pandangannya kearah Louis "Dan Louis, tolong balas cinta Ayoung"
"Dia itu mencintaimu dengan tulus, jangan disia-siakan nyesal kamu nanti" ia menekankan kalimatnya.
"Yuk Gio kita pulang" Gen memegang tangan Gio dan berjalan pergi.
Ia sudah capek untuk hari ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Writer's Notebook
FantasiPerfeksionis, clean freak, pintar nya minta ampun dan baik hati pula. Seorang penulis kaya raya yang baru berusia 18 tahun sering dicap sempurna oleh banyak orang. Gentiana Augurelt memiliki banyak kisah dibalik kesempurnaannya itu. Mulai dari dark...