Cookie bersenandung tanpa henti dari tadi. Kelihatannya ia sangat bahagia soal ajang pencarian bakat tadi.
"Aku akan mendaftar, Gen mau ikut?"
Suara Cookie mendayu manja. Seperti anak kecil yang minta dibelikan permen."No thank you, gua lagi sibuk" Jawab Gen dengan suara datar dan wajar datar.
"Lagipula kalau aku ikut, aku pasti menang"
Gen menatap tajam."Kau tak perlu ikut kalau begitu"
Kali ini ia menekankan kalimat yang diucapnya."Tapi, karena aku tidak ikut kau masih punya peluang untuk menang"
Penekanannya dihilangkan kali ini."Wish you the best! You'll win! Go Cookie!"
Sekarang suaranya melengking tinggi. Gen tersenyum manis. "Aku mendukungmu, Cookie! don't worry"Senyuman mengambang di wajah Cookie. Ia beruntung memiliki sahabat seperti Gen.
"Thank you Lady Gentiana! Princess Cookie will win and bring us victory!"
Suara Cookie kian mirip seperti anak kecil.Gen menyubit pipi Cookie. "Ihh lebay ah"
Cookie tertawa kecil.
"Tapi kan kompetisinya masih seminggu lagi, semangat banget sih lo""Kita harus semangat menjalani hidup" Mata Cookie berbinar.
"Iya kan?"Gen mendesah. "Iyain aja deh"
Sahabatnya yang satu ini jiwa kekanak-kanakkannya kuat banget.
Gen merasa seperti ibu ayam yang harus menjaga anaknya agar tidak hilang. Dan Cookie adalah anak ayam yang kemungkinan besar akan hilang sebelum Gen sempat menyadarinya."by the way, lu mau menampilkan apa?"
Cookie tersenyum lebar-lebar "Kau tau kan waktu aku menang lomba piano pas SD dulu?"
Gen langsung menyadari apa yang Cookie pikirkan.
"Aku masih ingat kok, jadi itu yang mau lo tampilin?"Cookie mengancungi kedua jempolnya.
"YES LADY GENTIANA!"
"Aku akan berusaha sebaik mungkin agar menang! Wish me luck!""Iya iya pasti kok"
*****
Seminggu telah berlalu dan ajang pencarian bakat berlangsung dengan meriah.Cookie menunggu namanya dipanggil. Ia sudah berlatih keras untuk ini.
"Dan ini dia peserta selanjutnya, Marilla Greengrass!" Presenter memanggil nama Cookie.
Ia terperanjat kaget. Dengan tergesa-gesa ia lari kedepan panggung. Para penonton menatapnya penasaran. Cookie menarik nafas panjang. "Ha-halo semuanya, namaku Coo~ eh Marilla Greengrass" Cookie menelan ludah, ia sangat gugup. "Ka-kali ini a-aku akan me-memainkan sebuah lagu" Ia menarik nafas lagi. Mata hijaunya menatap ribuan orang yang menonton. Tatapannya langsung fokus kepada sepasang mata violet yang pemiliknya ada di barisan paling depan. Gen mengacungkan kedua jempol. Cookie menghembuskan nafas lega. Kepercayaan dirinya kembali.
"Lagu yang akan kumainkan adalah Canon in D oleh Johann Pachelbel"
"hope you like it"Penampilan Cookie membuat para juri kagum, sungguh spektakuler dan menyentuh hati. Tak hanya juri, seluruh penonton tercengang dibuatnya. Kecuali Gen, karena ia dapat bermain piano lebih bagus dari itu. Ia hanya tersenyum sepanjang lagunya dimainkan.
Akhir kata, tepuk tangan meriah membanjiri Cookie. Ia sangat bahagia. Hati kecilnya sudah dibanjiri harapan untuk menang.
Dan benar saja, pada saat pemenangnya diumumkan nama Cookie lah yang disebut. Ia berhasil. Ia sungguh telah berhasil.
*****
"Nah, apa gua bilang gua pasti menang" Ujar Cookie sambil memamerkan pialanya.Gen terkekeh "Congratulations lah, seratus buat lo!" Tangan Gen mengacak-acak rambut Cookie yang panjang bergelombang.
"Kayak kuntilanak eropa aja lo"Cookie tersenyum kecut, bibirnya dimonyongin ke depan. "Hmm Lady Gentiana jahat, akyu nggak syukha tau~
Jahat ihhh"Gen tertawa terbahak-bahak meskipun ia agak jijik dengan kelakuan Cookie tadi.
"Gen, mau nginap dirumahku ndak? Kubuatin ayam goreng deh~
Sama pancake sama eskrim biar puas"Gen menggeleng "Ndak ah, lagi males nanti aja ya"
KAMU SEDANG MEMBACA
The Writer's Notebook
FantasyPerfeksionis, clean freak, pintar nya minta ampun dan baik hati pula. Seorang penulis kaya raya yang baru berusia 18 tahun sering dicap sempurna oleh banyak orang. Gentiana Augurelt memiliki banyak kisah dibalik kesempurnaannya itu. Mulai dari dark...