Chap 03.

2K 112 0
                                    

Konoha's cafe
08.20 a.m

Suasana di dalam kafe Konoha sangat lenggang di pagi hari ini.

Tentu saja. Karena bisanya selalu ramai oleh anak muda. Tapi karena masih dalam waktu sekolah. Kafe ini hanya terdapat beberapa pengunjung.

Di daerah sudut ruangan. Lebih tepatnya di meja bernomor 15 dekat jendela, yang bertempat 10 orang.

Di sana ada anak muda berbeda genre dan warna rambut. Sedang saling lirik-melirik, tanpa ada sepatah kata yang terucap.

Merekalah.

Sasuke, Naruto, Sai, Neji, Shikamaru dalam satu barisan kursi. Dan di depan mereka, Sakura, Hinata, Ino, Tenten, dan Temari.

Mereka hanya pandang memandang sedari tadi.

Tak ada yang mau memulai percakapan, bahkan hanya untuk memesan makanan atau minuman.

Sampai Sakura yang jengah dengan kesunyian ini membuka suara.

"Di mana Kiba? Dia tidak ikut?"

Mereka menatap Sakura yang bertanya menanyakan salah satu teman mereka.

Naruto menegakan duduknya.
"Kiba yang paling mabuk parah di antara kami. Aku rasa dia masih tumbang di kamar apartement nya"

"Aku tidak menyangka. Kita yang dikenal paling teladan di antara murid lain, malah membolos. Bersama-sama pula. Bagaimana tanggapan para murid lain?" Tenten bertanya dengan tawa anehnya.

"Entahlah. Mungkin mereka justru berpikiran yang tidak-tidak." jawab Ino dengan entengnya.

"Kalian tenang saja. Aku sudah mengizinkan kita. Mereka pasti akan berfikir bahwa kita sedang berlibur dengan keluarga. Seperti acara antar perusahaan. Tapi ini antar pewaris perusahaan." kata Sakura dengan senyumnya.

Dan hal itu membuat mereka turut tersenyum juga.

"Ya, setidaknya mereka tidak akan tahu bahwa kita mabuk semalaman. Sampai benar-benar tumbang" ucap Temari.

Sekali lagi mereka tersenyum.

"Aku tak menyangka kalian, para gadis yang katanya baik-baik. Pergi ke club bahkan sampai mabuk." dengus Shikamaru.

"Kami punya alasan sendiri. Dan kalau mabuk itu tidak di rencanakan oleh kami" Sangkal Temari dengan nada tegasnya.

"Tapi kalian benar-benar berniat datang bukan? Bahkan memesan minuman berbotol-botol hingga mabuk. Kalian membuat Hinata jadi mabuk berat semalam!" Neji berkata dengan marah.

Yang di bicarakan hanya bisa menunduk takut-takut akan kemurkaan, kakak sepupunya itu.

"Sudahlah Neji-kun. Ini bukan benar-benar salah kami. Lagipula kami memang tidak berniat mabuk diawalnya!"ucap Tenten berusaha membela teman-temannya.

"Tapi nyatanya kau mabuk Tenten! Bahkan kau meracau dengan menyebut-nyebut nama Neji!" ejek Sakura turut ambil alih. Ia ingin membuka aib teman-temannya saat mabuk semalam.

"H-hei i-itu tidak benar! Siapa juga yang meracau!"ucap Tenten dengan muka merah padamu menahan malu. Bahkan ia sampai tergagap bicaranya.

Neji yang mendengar itu. Menatap Tenten dengan seringai tipis. Membuat wajah Tenten bertambah merah.

"Bilang saja kalau kau rindu pada Neji Tenten-chan" godaan Sakura semakin menjadi-jadi. Apalagi saat tenten duduk dengan gelisah nya, karena ditatap oleh Neji yang berada di depannya.

"Sudahlah forehead kau jangan menggoda Tenten terus. Bisa-bisa wajahnya meledak karena terlalu panas" celetuk Ino.

Sakura menatap Ino sekilas.

Love Sasuke-kunTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang