Wanita kasar & Laki-laki bajingan (part end)

8 1 0
                                    

    "kau kann?!!" "kau kan?!!" ucap mereka bersamaan "wanita kasar!!!" "laki-laki bajingan" ucap cepat mereka terkejut bersamaan.

=============>

Date dengan cepat berdiri “kenapa kau bisa disinih?!” tanya Date cepat “harusnya itu aku yang tanya kenapa kamu ada dirumahku?!” balas ucap gadis itu dengan nada kesal “apa?!ini rumahmu?!” tanya Date terkejut “iya memangnya kenapa?!” balas gadis itu “kalau tahu begituh aku tidak akan mau mengantarkan pizza kerumahmu!” balas Date dengan nada mengejek “apa?! Kalau juga aku tahu yang mengantar pizza itu kamu, tidak akan aku makan pizza itu” jelas gadis itu dengan nada kesal “apa kamu bilang wanita kasar?!!” balas Date kesal “siapa yang kamu sebut wanita kasar hah?! Dasar laki-laki bajingan!” balas gadis itu. Mereka bertatapan dengan penuh kebencian masing-masing terhadap satu sam lain dan suasana semakin memanas karena berdebatan. “ohh... mungkin hari ini aku sial, karena kemarin aku bertemu denganmu, dasar wanita pembawa sial!” ucap Date dengan menuduh, gadis itu pun tiba-tiba menunduk terdiam mendengar ucapan Date dan matanya pun mulai berkaca-kaca “a..pa yang barusan kamu ucapkan?!” tanya gadis itu terbata-bata “WANITA PEMBAWA SIAL” jelas Date dengan angkuh “hmm...meeemeeeemeee....hmm” gadis itu mulai menangis dan berusaha menutupinya. Suasana yang panas mulai menjadi dingin dan sunyi karena tangisan gadis itu, Date hanya terdiam dan keangkuhan Date pun dengan cepat memudar. “umm... apa aku menyakiti....” ucap Date dengan nada rendah belum selesai, tanpa sepatah kata dengan cepat gadis itu pun meninggalkan Date masuk kedalam “bruuk!” rumah. Date hanya terdiam didepan pintu dan mulai berpikir atas perkataannya tadi. Dilain sisi tepat dibalik pintu yang sama gadis itu pun terdiam menangis sedih dan berusaha menutupi dan menghilangkan dengan tangannya sambil berlari kekamarnya. Date yang terdiam akhirnya bergegas pergi kembali ke toko tempat kerjanya seperti biasa, namun kali ini dengan rasa bersalah yang menghantui pikiran dan hatinya.

“terima kasih ya atas semua bantuannnya” ucap seseorang melalui telefon dengan nada senang
“ahh iya sama-sama” balas seseorang melalui telefon sambil tersenyum.

Cintanya/KesepiannyaTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang