Sesaat sebelum duel antara kedua Baller pelajar akademi Sousei dimulai, Shigure dan Pricilia keluar dari ruang persiapan menuju ke arena secara berdampingan seperti duo. Hal ini membuat suasana stadium semakin ricuh. Kariyama Pricilia, gadis primadona yang sekaligus salah satu dari sedikit Baller beranking A di akademi Sousei, siapa sih yang tidak ingin diantar ke arena sebelum berduel?
Meski suasana stadium mendadak berubah menjadi sangat ricuh, Shigure tetap tenang dan memasang ekspresi datarnya tanpa mempedulikan suara-suara hinaan dan cacian yang ditujukan kepadanya, berbeda dari Pricilia yang kelihatannya sangat tidak suka terhadap mereka. Tapi setelah melihat tampang Shigure yang tenang, Pricilia merasa lebih tenang.
“Hiragaya-kun, apa kau yakin bisa menang?” tanya Pricilia khawatir.
“Tidak, itu mustahil,” jawab Shigure secepat kilat.
Mendengar jawaban Shigure yang terdengar sangat yakin tersebut, Pricila terkejut bercampur syok. Ia tak percaya apa yang baru saja ia dengar melalui kedua telinganya sendiri. Bagaimana tidak? Biasanya ketika seseorang menerima tantangan dari seseorang, mereka pasti yakin terhadap kekuatannya sendiri dan akan berpikir positif. Tapi, Shigure berbeda, ia mengatakan kebalikannya. Ia mengatakan sesuatu yang seharusnya tidak boleh dikatakan sebelum pertandingan di mulai.
Selain terkejut, Pricilia juga memasang ekspresi aneh secara tidak sadar karena balasan yakin dan cepat dari Shigure yang tak ia duga-duga. Beberapa detik setelahnya, Pricilia menghela nafas berat ketika mengingat Shigure merupakan orang yang tidak terlalu peduli terhadap lingkungan sekitarnya, terutama kepada orang-orang.
Karena ini adalah duel resmi, Shigure harus mengenakan seragam latihan akademi Sousei yang telah disediakan di ruang persiapan. Sebuah tank top berwarna hitam dan celana panjang hitam yang agak ketat adalah baju latihan akademi Sousei. Di bagian punggungnya terdapat lambang akademi Sousei, seekor phoenix emas bertengger di sebuah dahan pohon yang tengah merentangkan kedua sayapnya selebar mungkin hampir membentuk sebuah lingkaran.
Sesudah menyudahi percakapan ringan tersebut, Pricilia berjalan menuju bangku spektator khusus yang berada dipinggir arena, sedangkan Shigure melangkah menuju arena melalui lorong. Tetapi, sesaat sebelum ia keluar dari lorong itu, langkah Shigure dihentikan oleh sebuah suara dari sesosok bayangan yang bersandar di lorong, tepatnya di belakangnya.
“Shigure, apa yang akan kau lakukan? Apa kau ingin memperlihatkan taringmu di sini?” tanya sosok tersebut.
“Yah, mungkin bisa dikatakan begitu. Kepala sekolah telah memasukkanku di sekolah ini melalui jalur rekomendasi, paling tidak aku tak boleh membiarkan nama baiknya tercemar. Tapi, aku takkan menggunakan kekuatanku. Kau tahu sendiri, kan, Ajin?” tanya Shigure balik.
Benar, sosok bayangan itu adalah Ajin, sahabat sekaligus teman masa kecil Shigure. Sebenarnya ia sudah ada di sana sedari tadi, hanya saja Shigure yang menurunkan kewaspadaannya sehingga ia tak menyadari sosok Ajin yang berada di sana.
“Ya ya, tak perlu kau ingatkan aku juga sudah mengerti... ‘grimmu yang tak berguna’ itu,” ucap Ajin menegakkan punggungnya dan berbalik menghadap arah yang berlawanan dari Shigure.
“Baguslah kalau begitu,” balas Shigure menghela nafas.
Mengakhiri percakapan singkat itu, tiba-tiba tubuh Ajin memecah menjadi kepulan asap hitam yang beberapa detik kemudian menghilang tanpa bekas. Layaknya bayangan, Ajin lenyap begitu saja. Meski tidak menoleh ke belakang, Shigure tersenyum masam mengetahui Ajin menghilang.
“Masih saja menggunakan grimmu disaat membicarakan hal yang penting. Kau tak pernah berubah, ya, Ajin,” ucap Shigure dalam hati.
Sesuai apa yang dikatakan Shigure, yang baru saja menghilang adalah bagian dari grim Ajin, [Smoke Clone]. Grim yang dimiliki Ajin merupakan salah satu dari grim tipe spesial yang dapat menggandakan diri seperti tubuh aslinya sebanyak yang ia bisa. Sayangnya, kelemahan grim ini adalah ketika terkena satu saja serangan, maka klon asap itu akan menghilang menjadi asap hitam.
KAMU SEDANG MEMBACA
Over Brain [DROP]
AcciónDi masa depan, tepatnya tahun 2028, dunia mengalami perubahan yang drastis. Sebuah aurora misterius, yang disebut Poltergeist, muncul secara tiba-tiba di berbagai belahan dunia. Aurora Poltergeist itu berasal dari luar angkasa. Seminggu setelah kemu...