6. Sebelum Duel

486 78 15
                                    

   "Kau serius Hiragaya-kun!?" tanya Pricilia dengan keras.

   "Y-ya, aku serius," jawabnya sambil menunduk.

Posisi mereka berdua sekarang, ia sedang berlutut di lantai dan Pricilia sedang berdiri melipat tangannya sambil menatap Shigure dengan tatapan mengerikan. Shigure menunduk karena ia tak berani melihat matanya yang terlalu mengerikan.

Di sekarang ruangan squad Rajawali Hitam hanya milik mereka berdua, Kushida dan Thilia sudah pulang lebih dulu karena diminta oleh Pricilia. Karena mereka berdua adalah fans Pricilia, mereka akan menuruti apa yang katakan oleh Pricilia tanpa kecuali.

   "Hiragaya-kun, apa kau tahu keluarga Forheit?"

   "Tidak, memang kenapa?" Shigure menunjukkan muka polosnya pada Pricilia.

   "Kau ini... Keluarga Forheit itu adalah Baller kelas atas tahu! Hampir seluruh anggota keluarga mereka memiliki ranking A! Apa kau mengerti!?" teriak Pricilia kesal.

   "Begitu ya... Baiklah, aku akan berhati-hati," balas Shigure santai sambil mengusap dagunya dengan tangan kanan.

PLAAAK!

Sebuah gulungan karton putih, entah darimana asalnya, langsung menyambar kepala Shigure dengan keras. Itu adalah pukulan kesal dari Pricilia karena Shigure tidak serius menanggapi tantangan dari anggota Osis tersebut.

   "Kau ini bisa serius tidak sih!?"

   "Maaf..," sesal Shigure.

Memang kepalanya tidak benjol atau apapun, tapi ia merasakan perih di kepalanya. Mungkin karena ditambah dengan grim [Aerokinesis] yang Pricilia miliki, kepala Shigure merasakan lebih sakit dari pukulan karton biasa.

Setelah diceramahi oleh Pricilia selama lebih dari satu jam, mereka akhirnya pulang. Shigure ke rumahnya dan Pricilia ke asrama perempuan akademi Sousei. Mereka tetap terlihat akrab, bahkan setelah Pricilia memarahi Shigure.

Sampai di rumah, Shigure dikejutkan oleh beberapa mobil SUV hitam yang parkir di depan rumahnya. Melihat hal itu, Shigure panik dan langsung berlari ke dalam.

   "Kakak!!" khawatir Shigure.

Begitu ia masuk, ia melihat beberapa orang berjas hitam rapi sedang duduk di ruang tamu dan sedang mengobrol dengan Reina, kakak Shigure. Begitu mendengar teriakan Shigure, perhatian langsung teralihkan dan menoleh ke Shigure.

   "Eh?" Shigure menunjukkan wajah bingung.

***

   "Be-begitu ya, maafkan aku yang telah salah sangka," ucap Shigure sambil menundukkan kepalanya pada semua orang di ruang tamu itu.

   "Tidak apa-apa, kami juga salah datang beramai-ramai seperti ini," balas salah satu pria berjas hitam tersebut.

Setelah kesalahpahaman Shigure diluruskan, ia berjalan ke kamarnya dan merebahkan dirinya di atas kasurnya.

   "Kakek meninggal ya..," gumam Shigure sambil menutup matanya dengan tangan kanannya.

Di kedua pelipisnya telah mengalir aliran air mata kesedihan. Menurut kabar dari orang berjas hitam yang sedang mengobrol dengan Reina, kakek Shigure dan Reina, Hiragaya Tenma, meninggal.

Hiragaya Tenma adalah seorang Baller tingkat atas sekaligus seorang direktur sebuah akademi Baller di Eropa. Ia adalah ayah dari Hiragaya Tokuri, ayah Shigure yang telah meninggal 3 tahun lalu.

Shigure dan Reina dapat bertahan hidup sampai sekarang berkat kakek mereka yang mendukung mereka. Tenma menarik ke Eropa mereka berdua setelah mendengar kabar kematian anaknya, Hiragaya Tokuri. Selang setahun kemudian, Shigure dan Reina meminta kembali ke Jepang.

Over Brain [DROP]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang