Hari ini hari jum'at hari yang bisa dibilang sedikit santai dari hari biasanya. Seperti yang dikatakan oleh Bayu kemarin bahwa nama yang sudah ada di daftar harus datang ke ruang musik saat istirahat disinilah Belsa sekarang ruangan yang luas dan dipenuhi oleh berbagai alat musik. Belsa menunggu Frega,Bayu,Reyhan,dan Tian datang sungguh membosankan andai saja Belsa dapat kabur sudah dipastikan saat ini Belsa sedang memanjakan mulutnya di kantin.
Sudah 15 menit Belsa menunggu namun tak ada satupun dari mereka yang datang Belsa mulai jenuh lalu ia beranjak dari duduknya dan ingin meninggalkan ruang musik menurutnya buang-buang waktu hanya menunggu sesuatu yang belum pasti datang lebih baik makan di kantin kenyang. Baru tiga langkah Belsa ingin keluar tiba-tiba saja Frega datang memimpin dengan sigap Belsa memutar badannya dan kembali ke tempat semulanya.
"maaf temen-temen tadi ada pemberitahuan dari pembina jadi kita telat maaf yaa" Bayu memulai pertemuan
"dan sesuai dengan apa yang dikatakan oleh pembina bahwa pembina ekstra musik sudah menyetorkan satu nama, mohon maaf bagi kalian yang mungkin kecewa ini bahkan keputusan guru-guru semua" Tian memberi penjelasan
"Belsa silahkan ke depan" Frega dengan wajah datarnya membuat Belsa kaget bukan main
"yah kenapa gue sih" Belsa menggerutu dengan sendirinya dan dengan langkah kesal dia menuju ke depan seperti apa yang sudah dikatakan oleh Frega
"dan yang lainnya kalian boleh kembali ke kelas" Reyhan membuyarkan segerombolan siswa yang mungkin sangat berminat dan harus keluar denhan kecewa
"besok sabtu gue jemput besok mulai latihan dan jangan lupa nanti lo pulang sama gue, gue tunggu di parkiran" Frega berbicara dengan Belsa namun seperti berbisik karena suaranya nyaris tidak terdengar sedangkan Belsa hanya mengangguk dan keluar dari ruang musik
Belsa segera ke kelasnya dan membereskan segala sesuatu alat tulis yang ada di mejanya kelasnya sudah sepi, kedua sahabatnya sepertinya sudah pulang sedari tadi. Seusai Belsa membereskan alat tulisnya ia berjalan ke arah parkiran dimana Belsa sudah berjanji dengan Frega ia tak ingin membuat Frega marah. Dan benar saja Frega sudah menunggunya di atas motor kesayangannya.
"sorry lama"
"gapapa,yuk"
Frega dan Belsa keluar dari gerbang sekolah tak banyak mata yang memandang ke mereka karena sekolah sudah terlihat sepi, Belsa bisa bernafas lega karena sekolah sudah sepi hanya ada beberapa anak ekskul dan anak yang menunggu jemputan mereka.
Keduanya kini mulai membelah jalanan tak ada perbincangan diantara keduanya, jujur saja Belsa canggung dengan suasana saat ini namun Belsa juga tak pandai mencari topik.
"kenapa belok ke arah sini, ini bukan arah rumah gue"
"gue laper makan dulu"
Sampailah mereka di rumah makan yang tidak terlalu mewah namun bisa dibilang cukup ramai. Mereka memasuki rumah makan tersebut dan memilih meja yang kosong.
"mau pesen apa?
"terserah"
"mbak nasi goreng seafood 1, es lemon tea 1 sama terserah 1"
"ih kok lo ngeselin sih" Belsa membulatkan matanya
"lagian ga ada menu terserah tertera disini"
"yaudah mbak samain aja"
Keduanya kembali saling berdiam seperti tak ada yang ingin membuka pembicaraan. Belsa mengeluarkan ponselnya dan sungguh sial ponselnya mati ia lupa tidak membawa charge,sungguh bosan menurutnya Belsa mengerucutkan bibirnya kesal.
"gausah sok imut,kesannya amit-amit"
"emang gue imut wle" Belsa menjulurkan lidahnya
"imut dari mana? Ga ada imut-imutnya sama sekali"
"ih nyebelin"
Entah keajaiban atau bahkan musibah Renald memasuki rumah makan yang saat ini dikunjungi oleh Belsa, Renald tak sendiri ia menggandeng Cindy perempuan yang sudah membuat hubungannya dengan Renald kandas ia membenci Cindy. Renald berjalan menuju meja Belsa, Belsa memasang wajah tak acuh dan tampak sedikit bingung Frega dapat melihatnya dari raut wajahnya.
"udah jadian sekarang? Heh" Frega menoleh ia kaget
"udah barusan, kenapa masalah?" Frega tak mau kalah
"Renald bener dia pacar barunya Belsa" Cindy bertanya namun matanya tak terlepas dari Frega
"kalo iya kenapa? Biasa aja dong liatnya inget disebelah ada pacar masih aja liatin pacar orang mau lo embat juga? Dasar cabe" Hatinya panas,matanya juga panas namun sebisa mungkin Belsa terlihat tegar
"keliatan banget kalo gue lebih ganteng dari lo, pacar lo aja liatinnya kaya gitu"
Karena Cindy malu ia langsung menyeret Renald untuk mencari meja kosong yang sekiranya jauh dari Belsa dan Frega.
Tak lama pesanan mereka datang, dengan sigap mereka malahap makanan mereka sepertinya keduanya benar-benar kelaparan tak butuh waktu lama kini piring keduanya sudah bersih.
"yuk cepet pulang, keburu gelap"
Belsa mengikuti langkah Frega keluar rumah makan, kini mereka sudah membelah jalanan lagi Frega mengantarkan Belsa pulang tepat sebelum maghrib.
"besok jam 1 gue jemput"
"iya, gamau kedalem dulu?"
"nanti aja kalo udah jadi"
"apanya yang udah jadi"
"kita"
"kita?"
"gue pulang dulu"
Sungguh Frega sosok yang susah ditebak sedikit dingin sedikit perhatian.
***

KAMU SEDANG MEMBACA
Belsa
Fiksi RemajaBelsa yang tidak menyangka bahwa takdir yang harus ia lewati harus serumit ini, terlebih banyak masalah yang begitu mencekik dengan waktu yang bersamaan seolah bagi Belsa tak adil jika semua harus ia hadapi sendiri bagaimana mungkin ia bisa menyeles...