Hari ini hari minggu, waktunya bangun siang bermalas-malasan,mandi satu kali,dan mungkin kebanyakan hanya tidur,makan,main hp. Ya tak jauh beda dengan Belsa pukul 09.00 WIB gadis itu masih belum bangun masih berkelana dengan mimpinya yang mungkin saja terlalu indah dari kenyataannya. Fanda terpaksa harus membangunkannya karena gadis itu tak kunjung bangun sedangkan pekerjaan rumahnya belum terlaksana.
Dengan mata yang sulit dibuka Belsa bangkit dari ranjangnya dengan sedikit terhuyung karena rasa kantuk yang sedikit masih ada, ia berjalan ke kamar mandi untuk mencuci muka.
Setelahnya ia membantu Fanda membersihkan rumah,mencuci seragamnya,serta menyetrikanya,dan juga membantu pekerjaan dapur. Belsa memang bukan perempuan pemalas ia tak bergantung pada bibinya Fanda selalu mendidiknya agar mandiri karena katanya akan sulit jika ia sudah nikah nanti jika tidak dimulai dari kecil.
Setelah semua tugas terlaksana Belsa beralih ke ruang keluarga menonton tv acara kartun kesukaanya dengan membawa camilan yang siap ia santap di sela acara tv tersebut, rasa bosannya sedikit menghilang karena entah mengapa Belsa sangat menyukai kartun kecuali kartun yang berbau terlalu laki-laki.
Waktu sudah menunjukkan 11.30 rumahnya sepi Fanda sudah satu jam yang lalu meninggalkan rumah karena harus ke butik sedangkan Kenzo entah dari pagi Belsa tak melihatnya sama sekali mamanya juga tak memberi tahu kemana kakaknya itu, mbak Asih pembantu dirumahnya juga sedang pergi ke supermaket depan kompleks namun juga tak kunjung kembali, jangan tanya kemana papanya sudah pasti berangkat pagi tadi untuk pergi ke kantor.
Belsa bosan sekarang ia tak tau kegiatan apa yang harus ia lakukan. Baru sejenak Belsa memejamkan mata membayangkan hal-hal yang mustahil tiba-tiba bel rumahnya berbunyi pertanda ada tamu datang. Dengan malas Belsa berjalan untuk membukakan pintu. Dan ternyata itu adalah Frega
"sorry baru kesini sekarang" Baru saja Belsa membukakan pintu Frega langsung menyambarnya
"ga masalah,kenapa? Kemarin gajadi? Belsa mulai bertanya
Kalau kalian masih ingat Frega memang berjanji akan menjemputnya hari sabtu kemarin katanya latihan band sudah dimulai hari itu, tiga jam Belsa menunggu Frega menjemputnya namun tak ada tanda-tanda kehadiran Frega. Jujur Belsa kesal karena ia tak suka jika sudah ada janji namun orang itu tak kunjung menjemputnya alhasil Belsa menunggu lama sedangkan Belsa benci menunggu.
"iya"
"iya apa?
"bukan apa-apa" Frega masih memasang muka datar andalanya
"mau masuk" Belsa mempersilahkan Frega masuk
"ada siapa?"
"sepi, pada keluar semua" Belsa seakan menjawab penasaran Frega karena sedari tadi Frega seperti celingak celinguk
"ga deh kapan-kapan aja, gue balik dulu"
"leh? Dasar aneh"
Frega langsung membalikkan badan dan meninggalkan Belsa, Belsa jadi bingung sendiri Frega selalu aneh. Kadang ketus,terkadang juga baik,kadang juga suka gajelas.
***
Pagi ini Belsa sudah menyapa jalanan dengan Kenzo, hari ini Belsa berangkat sekolah dengan Kenzo lagi. Sangat diuntungkan Kenzo bisa bangun pagi entah setan apa yang masuk ke kamarnya sampai-sampai Kenzo bisa bangun pagi tanpa dibangunkan mama.
Diperjalanan seperti biasa Belsa bernyanyi mengikuti musik sedangkan Kenzo fokus menyetir tanpa berbicara.
"kak Ken lagi nabung ya?" Belsa sangat ingin berbincang dengan kakak laki-lakinya ini
"buat?"
"lagian kak Ken diem mulu, irit ngomong banget kali aja kakak nabung ngomong gitu biar nanti pas udah jadi bapak-bapak kaya bicara hehe"
"lo pacarnya Frega?" Kenzo mengalihkan pembicaraan, karena Kenzo tak suka basa-basi
"eh enggak ah, kenapa?" Belsa jadi bingung bagaimana bisa Kenzo kenal Frega ah bodoh sekali Belsa kan emang satu sekolah
"deket?" Kenzo lagi-lagi bertanya tetapi nadanya terlihat menakutkan
"temen kak, temen satu band Frega kan ketuanya"
"hati-hati"
Setelah mengatakan itu Kenzo langsung keluar, Belsa bahkan tak sadar jika ia sudah berada di parkiran sekolah. Dengan sigap Belsa juga keluar dari mobil dan menyusul Kenzo maksut hati Belsa ingin bertanya apa maksut dari perkataan Kenzo menyuruhnya hati-hati.
KAMU SEDANG MEMBACA
Belsa
Teen FictionBelsa yang tidak menyangka bahwa takdir yang harus ia lewati harus serumit ini, terlebih banyak masalah yang begitu mencekik dengan waktu yang bersamaan seolah bagi Belsa tak adil jika semua harus ia hadapi sendiri bagaimana mungkin ia bisa menyeles...