Aku menepuk jidatku atas kebodohanku pagi ini. Di hari pertama masa orientasiku sebagai mahasiswa, aku sudah lupa beberapa peraturan penting yang tertera di lembar pasal-pasal mengenai kebijakan untuk mengikuti masa orientasi yang mulai berlangsung hari ini. Aku lupa memberitahu agar Papa mengantarku terlebih dahulu karena aku harus sampai di kampus pagi-pagi, alhasil Papa telah meninggalkanku tanpa mengantarku ke kampus terlebih dahulu karena beliau memintaku naik taksi online saja.
Langkahku terburu-buru bahkan aku sudah berlari sejak tadi dari pagar depan kampus baruku sampai akhirnya aku di Taman Departemen Manajemen. Aku hampir terlambat, untung saja taksi online yang ku pesan tau jalan cepat menuju kampus agar tidak lama. Dengan nafas yang lega, aku berniat untuk memasuki portal yang telah dijaga oleh beberapa senior yang mengawasi masa orientasiku, dengan formasi dua orang laki-laki dan seorang perempuan, terlihat dari pakaian mereka yang memakai almamater, sebuah topi hitam bergambar logo kampusku dan wajahnya yang tegas.
"Masuk! Kamu sudah hampir terlambat!" ujar salah satu di antara tiga orang yang berdiri di dekat portal.
"Baik, Kak." balasku sambil menunduk. Aku pun kemudian berjalan menuju portal dengan langkah tergesa-gesa, lagi. Namun saat beberapa langkah, tanganku di cekal oleh seseorang dari mereka. Sontak aku kaget. "Ada apa, ya, Kak?" ujarku seraya menatap senior perempuan yang telah mencekal tanganku.
"Kamu lupa topimu." ujarnya dingin dan langsung membuatku tersadar.
Sial. Aku tidak biasanya seperti ini. Kenapa aku lupa dengan topiku?! Apa aku meninggalkannya di taksi online tadi? Seraya sibuk dengan pikiranku, aku kemudian meminta maaf, "Maaf, Kak. Tadi buru-buru, kelupaan."
Wajah sang perempuan terlihat begitu kesal melihatku. Bagaimana tidak? Aku menjadi dirinya pun akan merasakan kejengkelan yang sama saat melihat mahasiswa baru yang tidak tau aturan sepertiku.
"Jalan jongkok. Ikutin kakak ini." ujar sang perempuan sambil menunjuk laki-laki yang ada di sebelahnya.
Laki-laki itu kemudian menatapku dengan tatapan tajam. "Belum masuk, udah ngelanggar. Mau jadi apa, hah?!"
Mendengarnya membentakku, aku langsung merespon, mengakui kesalahan. "Maaf, Kak." akupun bersiap-siap melakukan jalan jongkok di belakangnya. Walau dengan berat hati, tapi aku masih tetap menyalahkan bagaimana diriku bisa begitu tolol untuk tidak mempersiapkan masa orientasiku dengan seksama kemarin-kemarin.
Sepuluh langkah sudah aku lalui, tiba-tiba aku mendapati sosok laki-laki lain yang menghampiri kami.
"Kenapa, Rel?" ujarnya sehingga membuat laki-laki depanku berhenti, akhirnya aku pun memutuskan untuk menghentikan langkahku.
"Nih, Nar. Mau gua bawa ke posko pelanggaran. Dia udah ngelanggar nggak bawa topi pagi ini."
Aku semakin takut dibuatnya. Ku tatap mereka yang sedang berbincang dengan posisi yang masih sama. Terlihat laki-laki yang dipanggil 'Nar' itu mulai menyilangkan kedua tangannya di depan dada seraya menatapku dengan tatapan yang sama dengan perempuan yang ada di depan portal.
"Biar gua aja yang urus. Lu jaga portal aja." ujar lelaki yang bernama 'Nar' tersebut lalu membiarkan laki-laki bernama 'Rel' itu meninggalkanku. Tersisalah kami, dengan posisinya dan posisiku yang masih sama. "Kemarin ngapain aja, Dek? Sibuk pacaran?"
Walau nadanya tidak menohok, tapi aku sangat tidak suka dengan kata-katanya. Tapi sekali lagi, ini salahku! Aku yang lupa! "Maaf, Kak. Saya nggak baca aturan pasal dengan baik."
Helaan nafas terdengar darinya, "Berdiri." ujarnya dingin. Akupun mengikuti perintahnya untuk berdiri. Ia kemudian mendekat, dan membalik kartu pelanggaran yang kupakai di leherku, menulisi beberapa kata pada kertas yang berwarna merah itu. Ku perhatikan gayanya, ia memakai topi yang sama dengan topi temannya tadi maupun mereka yang menjaga portal di depan. "Ini baru hari pertama masa orientasi. Saya kasih kamu pita merah, artinya kalau besok kamu melanggar lagi, hukumannya bakal lebih berat daripada pelanggar yang tidak melanggar hari ini. Kamu langsung berhadapan sama saya."
YOU ARE READING
REMINISCENCE
RomanceBeberapa orang tau apa yang berarti untuknya, dan beberapa orang tidak tau apa yang berarti untuknya. Tapi bagaimana jika, ada orang yang sudah tau itu berarti untuknya namun berusaha menyangkalnya? Atau bagaimana jika, ada orang yang sudah tau itu...