giovanowicaksana mulai mengikuti Anda.
Sore itu di kala waktu senggang ketika membersihkan meja-meja yang ada di kafe, aku mendapati ponselku yang berbunyi mengeluarkan notifikasi jika Gio sudah mengikutiku di instagram. Aku terkekeh kecil. Sudah seminggu yang lalu ia mengantarkan aku pulang, dan aku baru menyadari jika kami tidak bertukar kontak apapun satu sama lain.
Aku begitu senang hari ini, karena Mas Danta datang ke Jakarta dan berkunjung ke kafe untuk menemuiku. Sudah lama aku tidak bertemu dengannya, hampir dua bulan. Ia juga bilang ingin menceritakan banyak hal padaku. Awalnya, ketika aku memilih untuk mengikuti Papa dan Mama ke Jakarta dan memilih kampus di Jakarta, aku sangat sedih karena dia memilih untuk tetap tinggal di Jogja untuk mengurusi bisnisnya. Padahal, aku sudah merengek beberapa kali agar dia ikut dengan kami. Tapi jawabannya selalu sama.
"Gak, Ra. Nanti Mas kesana nengok deh sebulan sekali."
Mengakhiri pikiranku tentang kakakku, aku kemudian mengantongi ponselku lagi di seragamku. Ku tatap jam tangan yang ada di tanganku, jam sudah menunjukkan pukul lima sore. Seperti biasa, shiftku hanya sampai jam lima, mengingat ini hari minggu dan aku memang selalu bertukar shift dengan yang lain agar hari Minggu sore aku bisa pulang duluan.
Aku berniat masuk ke ruangan pegawai, mencari sosok waitress atau waiter lain apakah sudah bertambah jumlahnya agar aku bisa berganti baju dan pergi dari kafe. Namun, aku menghentikan langkahku ketika aku mendapati panggilan di ponselku.
Mas Danta menelepon, dengan wajah girang, aku langsung mengangkatnya. "Halo, dimana, Mas?"
"Aku nyasar kayaknya. Sek, jalan apa kafenya?"
"Mas di jalan apa?"
"Eh udah nih. Udah liat. Aku udah nyampe parkirannya."
Aku mengodei Angela yang tak jauh dariku, "Ngel, aku keluar bentar ya." dengan menjauhkan ponsel dari bibirku. Ku melihat Angela yang mengeluarkan jempolnya, aku kemudian terkekeh dan mematikan ponsel lalu berlari menuju parkiran.
Menengok ke arah kanan kafe, aku mendapati kakakku yang keluar dari mobil Papa. Aku tersenyum senang lalu berlari kecil. Sampai akhirnya, ia menyadari keberadaanku dan merentangkan kedua tangannya―menawarkan pelukannya padaku.
"Aduh, Dek," ucapnya tepat saat aku memeluknya dan ia juga membalas pelukanku erat. Sesaat kemudian, ia melepas pelukanku. "Ini ngapain kamu sibuk-sibuk kerja segala? Nggak capek?"
Aku menggeleng seraya tersenyum. "Udah, jangan banyak tanya, Mas." Aku terkekeh lalu memperhatikan penampilannya. Aku mengerutkan dahiku―menyadari ada yang tidak beres. "Kok rapi banget, Mas?"
Aku hanya meninggalkannya beberapa bulan, dan dia terlihat begitu berbeda. Menggunakan setelan kemeja yang selaras dengan celana kain yang ia gunakan, ditambah dengan sepatu pantofel yang menutup permukaan kakinya. Aku jelas-jelas kebingungan, kakakku yang ku kenal selalu menggunakan kaos hitam yang sama setiap harinya dan rambut yang acak-acakan serta kumis yang belum dicukur.
Ia tertawa kecil. "Biasa, lagi jatuh cinta."
"Sumpah!?" aku semakin menaruh curiga. "Oh, pasti yang sering Mama telepon ya, buat nanyain kabar Mas gimana?"
Mas Danta mengangguk kecil. "Aku pengen ngajak dia kesini lho, tapi lagi sibuk katanya."
Baru aku ingin menggoda dan membalas pernyataan Mas Danta, tiba-tiba saja sebuah mobil BMW warna biru tosca terparkir tepat di belakangku. Adegan mendadak itu membuat Mas Danta menarik lenganku agar mendekat ke arahnya. Aku menaikkan alisku, menatap manusia yang ada dalam mobil itu mulai keluar. Dari kursi pengemudi, keluarlah seorang perempuan dengan ukuran badan menyerupai model lalu ia sibuk memainkan ponselnya. Beberapa detik kemudian, keluar seorang laki-laki dari sisi sebelahnya. Laki-laki yang sepertinya, aku kenal.

YOU ARE READING
REMINISCENCE
RomanceBeberapa orang tau apa yang berarti untuknya, dan beberapa orang tidak tau apa yang berarti untuknya. Tapi bagaimana jika, ada orang yang sudah tau itu berarti untuknya namun berusaha menyangkalnya? Atau bagaimana jika, ada orang yang sudah tau itu...