laugh and you

67 2 0
                                    

🍃🍃🍃

Mobil berhenti tepat didepan lobby di sebuah gedung Apartemen mewah di kota penuh dengan cinta, Paris. Wanita cantik dengan balutan street styles khasnya yang membuatnya terlihat keren. Alexis terus menggerutu karena banyaknya paparazzi saat ia keluar.

"Hidup seorang Hollywood memang sulit," Harry terkekeh dengan ucapannya sendiri

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Hidup seorang Hollywood memang sulit," Harry terkekeh dengan ucapannya sendiri. Alexis menginjak kakinya lalu pergi memasuki gedung tersebut. Harry meringis kesakitan.

"Alexis! kemarin Justin dan sekarang kau bersama Harry, jelaskan pada kami," ocehan Paparazzi terus terdengar di telinga Alexis. Harry menatapnya bingung. Justin? Apa hubungannya lagi Kendall dengan pria itu? Harry bertanya-tanya dalam hati. Memasuki lift, sedari tadi Alexis berdiam diri namun sesekali menatap ke arah nomor unit lantai pada lift.

"Are you okay?" Harry mulai angkat bicara. Wanita cantik itu hanya tersenyum manis sebagai balasan.

Ting!

Lift berhenti. Merekapun keluar bersama dengan Alexis yang masih berdiam diri. Mungkin aku perlu memberinya sedikit wine, pikir Harry. Setelah memasuki kamar, Alexis memilih duduk dihadapan kaca besar dengan pemandangan kota Paris. Dulu, Alexis pernah berharap ciuman pertamanya di menara Eiffel bersama Justin pada saat itu. Ia tersenyum miris mengingat kenangan pahitnya.

"Cabernet Franc tidak buruk untuk kita, minumlah Alexis," Alexis terkejut sedikit saat sebuah gelas dengan kaki tinggi berada dihadapannya. Ia mengambilnya. Bibir berwarna pink itu menyentuh sisi gelas. Cabernet Franc adalah salah satu wine kesukaannya. Harry mengenalnya begitu baik.

"Aku tidak berharap akan bertemu dengannya," Alexis menaruh gelas kaca dimeja sebelahnya. Merokok adalah keinginannya sekarang. Alexis adalah tipikal wanita yang akan bercerita cepat tentang masalahnya. Ia tidak suka memendam terlalu lama.

"Aku tahu, ia memang begitu fanatik denganmu," Harry terkekeh. Alexis hanya mengangguk setuju.

"Kau memang terbaik, Hars," Hars adalah panggilan kesayangannya untuk Harry. Harry tersenyum manis. Ia suka panggilan itu.

"Aku merindukan panggilan itu,"

"Mari bersulang, untukmu yang sudah berhasil fashion show," lanjut Harry bersamaan dengan tawa manis wanita cantik yang menemaninya.

"Aku rasa, berendam air hangat tidak buruk,"  Harry mengangguk setuju. Alexis beranjak dari kursi. Sebuah tepukan di bokongnya membuat ia terkejut.

"Kaget sekali, ingin kutemani?" Harry mengedipkan sebelah matanya. Alexis hanya tersenyum nakal dan membalasnya dengan melempar bantal sofa.

Into YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang