Pengantin Pengganti #4

14.4K 562 62
                                    

Part 4

Begitu cantiknya Fani memakai gaun berwarna putih dan jilbab warna senada yang menjulur menutupi dadanya.

"Nduk, ayumen koe. [nak, cantik sekali kamu]. Semoga pernikahanmu langgeng menjadi keluarga SAMAWA [sakinah,mawaddah warohmah]” Ibu kandung Fani memuji putri sulungnya.

"Aamiin... doakan terus ya Bu. Semoga rumah tangga kami selalu dalam bimbinganNya.” Fani memeluk Ibunya sambil meneteskan airmata bahagia.

"Loh ojo nangis to nduk. Wong manten kok nangis, mengko bedae luntur.” Ibu Fani menghibur putrinya.

"Ada apa Bu. Kok Fani menangis?" Bu Siska tiba-tiba mendatangi mereka.

" Ini lho Bu. Masak pengantin kok nangis. Nanti bedaknya bisa luntur.” Bu Larni menjelaskan.
Seketika itu mereka bertiga tertawa bersama, mereka terlihat sangat bahagia.

Disisi lain dalam satu ruangan itu para laki-laki berkumpul. Begitu juga Bapak kandung Fani dan Andi yang sekarang sudah menjadi suami Fani.

“Nak, Bapak nitip Fani ya. Jaga baik-baik, selama ini mungkin Bapak belum bisa membahagiakannya. Dia anak yang baik, penurut dan patuh pada orangtua." Pak Sular menarik nafas sebelum melanjutkan ceritanya. "Dulu waktu umur 40 hari, Fani terkena penyakit yang aneh. Sampai  kami hampir putus asa, apalagi Ibu Fani hampir membunuhnya karena tidak tega melihat anaknya menderita.” Pak Sular, Bapak Fani melanjutkan  bercerita.

"Memang Dek Fani punya penyakit apa Pak?”Andi penasaran dengan cerita Bapak mertuanya.

"Itu lho le,dulu istrimu umur 40 hari punya penyakit entah apa namanya. Kulitnya mengelupas setiap terkena kain, alhasil Cuma ditaruh diatas daun pisang dan Ibumu itu Cuma bisa menangis setiap melihat Fani. Jika tidak ada neneknya Fani mungkin anak itu sudah tidak ada sekarang ini. Karena Ibumu hampir membekap Fani pakai bantal sewaktu bayi.” Bapak Fani menjelaskan.

"Terus gimana bisa sembuhnya Pak?” Andi semakin penasaran.

"Alhamdulillah berkat kesabaran Neneknya Fani. Ibu dari Ibumu, beliau yang telaten merawat Fani sampai sembuh.” Cerita Pak Sular.

“Kamu cantik banget Dek.” puji Ardi dan Miko bersamaan.

“Makasih Kak Ardi, Kak Miko.”

"Wah kamu sekarang jadi kakak iparku dong Dek, eh berarti sekarang harus manggil Mbak dong. Hehe...”Miko adek dari Andi berseloroh.

"Nggak juga nggak apa-apa kok Kak, panggil Fani seperti biasanya. Fani pengen kita akrab seperti sebelum aku dan Kak Andi menikah, ya.” Pintanya.

“Oke deh. Berarti tetep manggilnya dek, gitu.” Jawab Miko sambil mengacungkan jempolnya.

"Selamat ya dek. Semoga bahagia dan semoga selalu sabar dengan sikap Andi ya.” Ardi memberikan doa dan peringatan.

"Memang kenapa denganku?” tiba-tiba Andi datang merangkul bahu Ardi dari belakang.

"Haha... kagak sih. Cuma kamu ini kadang aneh aja selalu dingin sama cewek.”Ardi membela diri.

"Bay the way. Selamat ya bro, semoga langgeng cepet ngasih keponakan dan inget jaga dek Fani baik-baik. Gue sebagai abangnya nggak rela kalau dek Fani lo sakitin.” Ucapan selamat Ardi ke adeknya sekaligus memberikan peringatan kepada saudara kandungnya itu.

“Siap Bang. Perintah dilaksanakan.” Jawab Andi ke Abangnya. Dan akhirnya mereka berpelukan.

Mereka semua mengobrol sambil menikmati hidangan yang disediakan. Menu utamanya adalah bakso buatan Bapak Fani. Ya, Bapak Fani adalah penjual bakso keliling di daerah semarang, kerja sampingan. Yang pekerjaan utamanya adalah seorang petani.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 07, 2021 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Pengantin PenggantiTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang