BOHONG!!!

93 13 3
                                    


****


Pagi itu, Erdi duduk sendirian ditaman sambil menunggu kedatangan gadis itu. Cukup lama, lama banget dia nunggu. Wajar ya cewe lama, mungkin karna dandan dulu. Pakaiannya kurang pas. Warna lipsticknya kurang bagus. Blablablaaaa.

Setelah menunggu lama akhirnya gadis itu datang. Tidak heran lagi bagi Erdi kalau nunggu nunggu yang kaya gini. Sudah biasa. Karna Desya kalau janjian selalu datang tidak sesuai time.

"Udah lama R?"

"Udah!"

"Maaf ya nunggu lama" sambil duduk disebelah Erdi. "Ada apa ngajak ketemuan?" sambil memandang Erdi dan mengangkat kedua alisnya.

"Kemaren abis pulang sekolah kemana lu?"

"Ya kerumah lah, pulang"

"Jangan boong sya" menatap bola mata gadis itu dengan tajam.

"Beneran R"

"Serius! Lu kemana kemaren?"

"Kemana si?"

"BOONG MULU LU!"

"Kamu kenapa si R?"

"LO YANG KENAPA? LO BOSEN SAMA GUA? BILANG!"

"Bosen? Eng--"

"Kalo engga, kenapa harus nyari yang baru"

"Sumpah demi apapun ya R, frontal aja, plis! Kamu kenapa?"

Erdi kemudian bangun dari tempat duduknya. Berdiri tapi tidak memandang Desya. "GUA TAU, LO KEMAREN JALAN SAMA DITTO KAN?"

"Dia cuma nganterin aku pulang doang R" kata Desya yang ikutan berdiri. Dengan memandang Erdi, tapi Erdi tidak memandangnya. Erdi memandang awan, matanya lurus ke depan.

"CUMAAA?" kata Erdi berhenti sejenak dan raut wajahnya begitu geram. "GUA KAN NUNGGUIN LO SYA. GUA NYARIIN LO. GUA TELPON NGGA AKTIF, SENGAJA?" kembali memandang Desya dengan tatapan matanya yang tajam.

"Ak-aku juga, iya juga nyariin. Aku juga nyariin kamu R. Tapi aku gatau kamu dimana" alesan Desya agak panik. "Hp aku mati batrenya low. Jadi gabisa dihubungi" katanya

Desya Alinazulva adalah salah satu gadis di SMA Pandawa yang sangat dikenal dikalangan murid-murid Pandawa. Dia cantik, dia pintar, dia juga baik, tapi dia caper sama cowo cowo disekolah. Dia pacarnya Erdi, dan dia kelas XI IPA I sekelas sama Hendry Ariditto ketua OSIS itu.

Erdi bukan dinomor satukan lagi sama Desya. Seperti bukan prioritas lagi bagi Desya. Desya juga sudah tidak peduli lagi dengan Erdi. Bukan dia yang tidak peduli, tapi Erdi yang terlalu ingin Desya peduli. Tapi Desya labil, antara ingin menjauh tapi tidak mau jauh. Ingin menjauh dari Erdi, tapi tidak mau dijauhi. Desya ingin yang lain tapi tidak ingin Erdi ke yang lain.

Jika bisa. Dari dulu Erdi pergi, dia lepas genggamannya. Bukan tangganya yang menggenggam tapi hatinya yang susah lepas dari genggaman itu. Susah banget ngelepasinnya.

Dia capek dengan semua perubahan yang ada pada diri Desya sekarang. Desya tidak seperti dulu yang dia kenal sebelumnya. Yang dulunya baik, ramah dan jujur. Sekarang licik, sombong dan pembohong.

Appears LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang