TENTANG DIRGHA

3 6 0
                                    


****

Aydargha Orlandiyo, seorang lelaki tampan yang kini tidak tahu harus berbuat apa. Dia harus meninggalkan sahabat baiknya itu, Desya.

Sebelum semua ini terjadi. Desya sempat pergi keluar kota meninggalkan Argha. Dan, mereka jadi jarang komunikasi. Walau terkadang rindu itu datang, mereka hanya mampu diam. Dari rarely communication itulah, yang buat Desya tidak tahu kalau besoknya Argha ingin pergi.

Ketika Desya ingin bertemu dengan Argha di rumahnya. Ia melihat seseorang yang sedang berkemas-kemas merapihkan semua barang rumah Argha kedalam mobil besar. Desya penasaran, kebetulan ada seseorang lelaki yang sedang beberes di depan rumah Argha.

"Ini kenapa semua barangnya di keluarin ya pak?"

"Iya neng, pemiliknya mau jual rumah ini"

"Oh gitu, trus orangnya masih ada di dalam nggak mass?"

"Masih neng masih, masuk aja"

Perlahan demi perlahan. Melangkah demi melangkah. Berjalan demi berjalan melewati pintu rumah Argha. Dimana Argha? Desya tidak melihatnya. Dia tidak melihat satu orang pun di dalam rumah itu.

Kemudian keluar seorang lelaki dari kamar sebelah kanan ruang tamu. Argha kaget, dengan posisi Desya yang berdiri di dekat pintu.

"Gha lo mau kemana?"

Argha menghampiri Desya yang berdiri seperti patung di dekat pintu. Argha hanya diam berdiri di hadapan Desya sambil menatap matanya. Lalu kedua tangannya terbang ke bahunya Desya. "Maafin gua ya Des"

"Maaf buat apa?" mukanya terlihat sedih, dia tidak menyangka kalau sahabat kecilnya ingin pergi meninggalkannya.

"Maaf, kalau gua udah ingkari janji gua. Gua pingin pindah ke Jakarta, Des. Karna ayah gua beli saham perusahaan di Jakarta. Trus rumah ini kosong, jadi nyokap gua mau jual rumah ini"

"Engga gabisa, lo gaboleh pergi, lo mau gue sedih?"

"Maafin gua Des, ini juga keputusan orang tua gua buat pindah kesana"

"Kalo nggak ada lo siapa lagi yang harus gantiin kekosongan hati gue disaat gue sedih?" air mulai muncul dari kelopak matanya lalu jatuh ke pipi.

"Des jangan nangis, gak suka gua liat cewe nangis" memajukan badannya lalu memeluk Desya erat "udah ah cengeng banget" sambil mengelus rambut panjangnya Desya dengan lembut.

"Gue bakal nunggu lo Gha" sambil menangis, pipinya sudah basah dengan air mata.

"Iya Des. Kita bakal ketemu kok, gua janji deh sama lo gua bakal kesini lain waktu"

Desya melepaskan pelukannya lalu menghapus air matanya dengan tangan kanannya. "makasih Gha buat kenangannya, buat kesannya, buat kebahagiaannya, buat kesedihannya, buat kebaikan lo, buat semuanya yang udah lo kasih sama gue, semuanya Argha semuaaanyaaa makasih banget" tersenyum bercampur air matanya yang menetes dipipinya. "Janji ya bakal main kesini? Gue tungguin! Awas lo" kata Desya mengancam Argha dengan sinis.

Tidak selamanya kan sahabat cuma di jadikan teman main? tapi juga bisa di jadikan teman hidup. Sesuai dengan merekanya yang ngejalaninnya.

Argha menggenggam kedua tangannya Desya. "Gua sayang sama lo, jaga diri baik baik ya Des"

Bukan jarak dan bukan waktu yang memisahkan Desya dan Argha, tapi salah mereka yang tidak berani buat menghadapinya bersama.

****

Beberapa bulan lamanya Desya benar-benar rindu dengan Argha. Disitu posisinya orang tuanya lagi berduka. Karna ibu dari ayahnya Desya meninggal. Desya begitu sangat sedih di tambah kesal karena Argha ingkari janjinya buat main lagi bersama Desya.

Orang tuanya berniat buat pindah ke Jakarta. Karna saudaranya juga ingin keluarga Desya lebih dekat dengannya. Agar kalau terjadi sesuatu gampang dihubungi.

Setelah beberapa bulan menetap di jalan Alidapi Raya, Desya pindah lagi. Sekitar 1-2 bulanan Desya tinggal di daerah situ. Dan pindahnya pun tidak terlalu jauh dari tempat sebelumnya, di jalan Bayuwara.5 komplek SAFANAH. Mereka pindah ke tempat yang lebih dekat dari tempat saudaranya tinggal.

Dan, disitulah Desya bertemu dengan Argha. Ternyata ayah nya Argha satu business sama om nya Desya. Kebetulan banget memang. Mereka sama-sama senang karena telah dipertemukan kembali, sangat senang.

"Tapi lo ingkar janji Gha!" dengan pasang muka jutek.

"Des, handphone gua rusak, trus gua ganti nomor"

"Halah!"

"Aaaaaghhhh" mencubit pipi Desya gemas. "Awwh" kata Desya.

"Kan udah lama gua gak cubit lu"

"Rese!"

"Kan, udah gak ngambek"

"GUE SENEEENG BANGEEETTTTT!" raut wajah Desya berubah jadi bahagia, benar-benar bahagia.

"Miss u"

"Me to"

Memeluk hangatnya kebersamaan yang sudah lama tidak ia lakukan. Momen ini bakalan jadi kenangan bagi mereka. Tidak akan dilupakan, walaupun mereka sedang membuka lembaran-lembaran baru. Mereka berjanji bakal selalu bersama selamanya.

——————————————————

Part ini emang khusus cerita Desya aja sama Argha.

Jangan lupa tetep vote and komen❤

Appears LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang