KELUPAAN

75 19 3
                                    


****


"Yes traktiran, traktiran, traktiran!"

"Lagian ditelpon kaga aktif. Kirain mah udah pulang, makannya gua gak jemput"

"Hp gua mati. Lu nya kelamaan tayi, gua nungguin dua jam bayangin"

"Lupa beud joo. Gua kemarin main kerumah temen gua ha ha" dia ketawa seperti tidak punya salah, dasar. "Trus lu pulang naik apaan? Pake sayap ya?" tanya Panji, kakaknya Fara yang gagal menjemput-nya.

"Dianter temen, lu kata gua ayam punya sayap" katanya spontan.

"Aziig, punya temen baru"

"Gua mah gampang bergaul, langsung kenalan"

"Abis kenalan di jebak baper"

"Jadian"

"Terus di tinggal"

"Galau"

"IS THAT"

Biasanya kalau kalah, bakal traktir yang menang. Itu hukuman kalau di antara mereka buat kekalahan. Pokoknya semua yang berhubungan dengan kegagalan atau kebohongan. Karna Panji gagal jemput Fara dan ingkari janjinya, maka harus menjalankan hukuman-nya. Hukuman-nya traktiran.

"OIYA! TRAKTIRANNYA. LU SENGAYA YA NGUBAH TOPIK? BIAR GUA LUPA"

"Selow, santai. Tapi tunggu gua finish dulu ni"

"AHH KELAMAAANNN!!"

Panji yang sedang bermain play station kesal gara-gara diganggu sama adeknya. Fara mengacak-acak permainan yang saat ini Panji mainkan. Dia mengguncang-guncang tangannya supaya berhenti bermain. Tapi tangannya masih saja mengotak-atik stik PS yang sedang ia pegang. Lincah banget lincah.

"Tarluuu ah! tanggung ni"

Dan Fara mempunyai ide untuk mengganggu-nya. Aha! Dia akan mematikan kabel listrik yang tersambung ke tv tersebut. Dan, setelah itu ia akan mencari-cari dimana stopcontact-nya. "Yang mana ya, yang gue cabut?" dia bingung karena banyak banget kabel yang tercolok di stopcontact itu.

"Cabut semua ah. Rasain lu"

Fara berhasil jailin Panji. Dia sudah mencabut colokan yang tersambung sama play station-nya. Dan, tiba-tiba tv itu mati "Lah". Panji bingung dan melotot ke arah tv, kenapa bisa mati? Apa mati lampu? Masa lampunya nggak mati? "Kok mati dah"

Fara bukannya pergi dari tempat itu malah duduk senyam-senyum sendirian kaya orang gila.

Panji nengok ke samping dan melihat Fara sedang duduk didekat stopcontact. "FARAA SINI LUH!!!"

"Ha ha ha MAKANNYA GC!!! Udah tau adeknya laper!"

Panji bangun dari posisi duduknya dan menghampiri Fara yang sedang duduk didekat kabel "Rese lu! sabar dikit kek ellah"

"GUE LAPEER!!!"

"Lu ikut ya"

"Mager beud joo"

"Cepetan! Kaga mau sendiri gua" menyenggol kakinya Fara yang lagi geletak di lantai.

"DUH MALES BAT! Yaudah bentar, gue ambil hp dulu diatas" mukanya Fara terlihat kesal dengan Panji. Sebenarnya, Fara males banget keluar rumah. Tapi kalau tidak menuruti perintah Panji, dia nggak bakalan di traktir sama Panji. Bener-bener terpaksa kayanya, sumpah.

Dia naik ke tangga untuk bersiap-siap buat keluar malam itu. Tidak terlalu rapih, tapi menurut orang lain yang melihatnya rapih mungkin. Karena dia cantik jadi dipandang rapih sama orang-orang. Malam itu mereka berangkat naik motor, karna jaraknya tidak terlalu jauh dari rumahnya.

****

"DEMI APA LU BANG!!!"

Dengan terus mengotak-atik kantong celananya "Demi Allah gua gabawa. Lupa gua"

"Ck. Pikun. Lupa mulu dari kemaren anjir"

Menabok kepadanya Fara dengan sengaja "Lu nggak ingetin gua si"

"Ahh ellah. Yaudah sono ambil, gue tunggu sini" kata Fara.

"Lah enak banget, pake uang lu dulu sini"

"Gue juga gak bawa bang" alesan Fara. Karena nanti kalau pakai uang Fara, tidak diganti lagi sama duitnya Panji. Makanya males banget yang namanya minjemin uang ke Panji. Susah di tagih.

"Yaudah gajadi beli"

"Dih masa gitu" tutur Fara,

"Ya, mau gimana lagi lol?" pertengkaran mereka membuat orang yang mengantri dibelakang jadi terganggu.

Setelah itu, seorang lelaki mencolek bahu Panji. "Kalian kenapa?" kata lelaki yang ada dibelakang Panji.

Panji dan Fara saling bertatapan dan mengangkat dagunya keatas. Lalu mengangkat kedua bahunya yang mengartikan 'tidak tahu'.

"Nggak, gapapa kok" kata Panji yang barusan menoleh sambil tersenyum sopan.

"Abang gue lupa bawa uang, boleh pinjem uang gak?" ucap Fara dengan frontal sama cowo itu, sambil menoleh ke belakang. "Eh" gerakan Panji menyenggol lengannya Fara. "Eh, gausah gausah" kata Panji.

Lelaki itu terdiam. Dia merogoh kantongnya mengeluarkan dompet. "Nih, gak papa pake aja dulu" kata lelaki itu dengan sopan sambil menyerahkan beberapa lembaran uang kertas kepada Fara.

Tanpa rasa malunya Fara sekejap langsung ngambil uang itu. "Makasih ya, nanti gue ganti kalo ketemu" Kalau tidak ketemu gimana?

Dengan agak sedikit gugup lelaki itu menjawab "I-iya.. Eh gausah gapapa"

"Yaudah, kalo gak mau diganti"

Cowo itu hanya senyum melihat sikap Fara yang tidak menghargai perbuatan-nya itu. Baru kali ini, ia bertemu orang yang tidak terpanah dengan-nya. Biasanya gadis geulis selalu klepek-klepek.

"Punya malu gak si?"

Sudah tidak asing lagi bagi Panji, melihat Fara bertingkah seperti itu. Tapi Panji heran, kok adeknya tidak berubah-rubah. Bukan berubah kaya power ranger, berubah sama sikapnya.

Dari sejuga gadis di indonesia, biasanya kalau diajak bicara sama cowok langsung baper. Apalagi cowoknya cakep aduh udah dah. Kebayang-bayang sampe kebawa tidur. Ya nggak? Iya, gitu kek jawab.

——————————————————


Next? Spam komennya👌

JANGAN LUPA VOTE AND KOMEN

Appears LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang