*DOR*Bunyi letusan terdengar dipenjuru ruangan. Ruangan yang sepi dan kelam. Mata Donghae membesar menatap wajah wanita didepannya yang semakin lama semakin putih pucat dan cairan berwarna merah turun dari keningnya, membasahi wajah yang pucat dengan aliran yang cepat.
"A-aku puas.." Ucap Jessica pelan, darah masih mengalir diwajahnya.
"Haku puas sekali" Tangan Jessica terangkat keatas ingin menyentuh wajah Donghae namun tubuhnya tumbang sebelum tangan dinginnya menyentuh lelaki itu. Tubuh ringkihnya tergeletak dilantai yang basah dengan darahnya sendiri.
"JESSICAAAAAA!" Panggil Donghae lirih-tidak percaya.
.
.
.
.
."JESSICA!! ANDAWAE!" Teriak Donghae kuat dan membuka matanya horror. Ia bisa merasakan keningnya yang basah dengan keringat.
Gerakan disampingnya terasa dan mengingatkan dirinya bahwa ia tidak sendirian, ada wanita lain yang tidur bersamanya.
Wanita itu menggeliat dan memutar tubuhnya yang tadi membelakangi Donghae hingga berhadapan dengan lelaki itu, wanita yang masih tertidur pulas.
Mata Donghae masih memandang wanita itu tajam dari wajah, badan dan ujung kaki yang mengintip dibagian bawah selimut.
'Mengapa mereka bisa tidur bersama?' Pikir Donghae dan berencana untuk bangkit dari tempat tidur, namun keinginannya itu sangat bertentangan dengan hatinya yang meminta untuk menyingkap selimut yang menutupi tubuh wanita itu.
Selimut tersingkap memperlihatkan tubuh wanita itu yang masih memakai piyama tidur kebesaran milik nya dan kenapa wanita itu sesuka hati memakai pakaian miliknya!-pikir Donghae geram.
Perlahan ia menyingkap bagian perut wanita itu perlahan hingga ia menahan nafasnya. Perlahan hingga ia dapat melihat pusar kecil wanita itu. Semakin disingkapnya hingga rasa penasarannya terjawab dengan ketakutan jika wanita itu hamil!
Sangat terlihat jelas dengan perutnya yang sedikit membulat.
"Maldo andwae" bisik Donghae
*******
"Aku ingin kita membicarakan sesuatu" ucap Donghae kepada wanita yang duduk di depannya sedang bermain dengan sarapan yang lelaki itu siapkan tadi saat ia masih tertidur.
Wanita itu tidak menjawab, bahkan tidak mengangkat kepalanya lebih memilih memandang sarapan yang sudah tidak berbentuk.
"YA!" Bentak Donghae dan melemparkan pisau dan garpu miliknya-menyelesaikan sarapannya.
Berhasil-wanita itu mengangkat kepalanya. Matanya memandang Donghae tajam dan ikut melempar garpu miliknya lalu berdiri. Masih dengan diam wanita itu berjalan menjauh namun ditahan oleh Donghae.
"DAMN IT! AKU INGIN KITA BICARA" teriak Donghae kewajah wanita itu-namun wanita itu tidak bergeming-tidak memperlihatkan ketakutan.
"Bicaralah sesukamu Lee Donghae! Ini rumahmu! Ini otoritasmu! Apa perlu kau bertanya lagi?" Ucap wanita itu pelan dan berusaha melepaskan tangan Donghae, namun lelaki itu menahanya kuat hingga ia bisa merasakan pergelangan tangannya ngilu tapi ditahan oleh wanita itu-dia tidak akan memperlihatkan bahwa ia lemah.
"JADI KAU SUDAH MEMILIKI SUARA MU!"
"Aku tidak bisu!" Jawab wanita itu tenang. "Lepaskan!"
"TIDAK" teriak Donghae lagi.
"Bajingan" bisik wanita itu sebelum tertawa pelan dan berhasil menyulut emosi lelaki itu.
"KATAKAN SEKALI LAGI!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Sunshine
Short Story17+ kau tahu penyesalan terbesarku? karena aku mencintai wanita itu, bukan wanita lain - Lee Donghae