Joongki berjalan dengan senyum menghisi wajahnya, ditangannya terdapat bubur yang ia bawakan untuk Jessica.
Hari ini adalah hari pertama kemoterapi wanita itu dan ia ingin menyemangati Jessica. Ia harus melakukan itu karena tahu wanita itu tidak akan menghubungi keluarganya, hanya ada dia dan ia ingin disisa hidup Jessica, wanita itu merasakan kebahagiaan.
Benar! sisa hidup. Ini bukan rahasia lagi dikalangan medis jika kanker perut stadium akhir yang Jessica alami akan berujung pada kematian–hanya sedikit peluang untuk dapat sembuh.
Namun kita tidak boleh mendahului kehendak Tuhan, bukan begitu? Semua akan terjadi sesuai kehendakNya. Jessica akan sembuh jika itu takdir dariNya.
Mengabaikan tatapan suster jaga yang tampak terkejut dengan keberadaannya, Joongki terus berjalan menuju ruangan Jessica. Hingga ia melihat dengan jelas ruangan kosong yang ada didepannya. Tidak ada Jessica, tidak ada peralatan medis yang memberitahukan keberadaan Jessica di ruangan itu.
“J-Jessica?” Panggil Joongki ragu. Namun tidak ada suara wanita itu yang menjawabnya, hanya ada gema pantulan suara dirinya.
Merasa ada sesuatu yang tidak ia ketahui terjadi, Joongki berlari keluar menuju ruangan dokter Kim. Ia harus mengetahui dimana Jessica kepada dokter yang menangani wanita itu. Apa Jessica dipindahkan ke rumah sakit lain? Apa keluarga Jessica menemukan keberadaaannya.
“Dokter Song! Tunggu” panggil suster yang tadi menatapnya aneh.
“Ada apa suster Nam? Saya harus segera menemui dokter Kim” jawab Joongki berusaha mengontrol emosi diwajahnya.
“Maaf dokter Song. Saya hanya ingin menyampaikan informasi tentang pasien Jessica” ucap Suster Nam tidak enak.
“Jessica?”
“Benar Dokter Song. Dokter Kim meminta saya menyampaikan ini kepada anda sebelum beliau masuk OK tadi”
“Apa itu suster Nam?” Tuntut Joongki penasaran. Apa benar Dokter Kim memiliki jadwal operasi? Setahunya hari ini dokter itu hanya memiliki jadwal kemoterapi Jessica.
“Pasien Jessica sudah dipindahkan ke rumah sakit lain oleh suaminya kemarin malam. Semua berkas dan juga MR beliau telah dibawa untuk rujukan”
“apa? Suaminya?”
“Benar”
“Rumah sakit apa? Dirumah sakit mana Jessica dipindahkan?”
“Saya kurang tahu dimana pastinya Dokter Song, yang saya tahu Pasien Jessica dan suaminya memakai pesawat pribadi malam itu dan membawa beberapa kru rumah sakit”
“APA?”
*******
“Apa?” Tanya Tiffany terkejut kepada orang yang berbicara diujung panggilan telponnya.
Ia, Siwon dan ketiga anak Jessica sedang menghabiskan sarapan mereka sebelum mengantar Seunghae ke sekolah.
“Ada apa?” Tanya Siwon khawatir, namun Tiffany menjawab pertanyaan Siwon dengan senyum terpaksa, mengisyaratkan jika sesuatu telah terjadi dan dia tidak bisa memberitahukan itu sekarang.
“Arraseoyo. Kami akan mencaritahu dan menghubunginya. Terimakasih atas informasinya. Ne. Kamsahamnida Joongki-ssi”
Tiffany meletakkan ponselnya diatas meja menatap Siwon sambil menggigit bibirnya sekilas.
“Apa Song Joongki memberi kabar?” Tanya Siwon–sadar dengan tatapan penasaran Seunghae kepadanya.
“Ne.” Jawab Tiffany pendek—memaksa tangannya meraih sendok untuk melanjutkan sarapan. Sesekali matanya bertemu pandang dengan mata Siwon.
KAMU SEDANG MEMBACA
Eternal Sunshine
Short Story17+ kau tahu penyesalan terbesarku? karena aku mencintai wanita itu, bukan wanita lain - Lee Donghae