Chapter 7

214 44 57
                                    

...

"Kau tidak dengar ucapanku tempo hari?"

Jungkook mengatakannya begitu pelan. Membuat Jooyeon mengerjapkan kedua kelopak matanya.

"Sudah kubilang, jangan menangis tanpa seijinku."

"Siapa bilang aku mau menangis?" Jooyeon melepas paksa lengannya dari cengkraman Jungkook tanpa menjauhkan tatapnya dari netra laki-laki itu. Detik berikutnya, ia mengambil langkah mendekat ke meja di seberangㅡmeja mantan kekasihnya.

"Kim Mingyu!"

Laki-laki itu mendongak, menatap datar pada Jooyeon yang kini sudah berdiri di sebelah mejanya. Gadis itu melirik ke arah Kyulkyung yang melihatnya sinis dengan bibir yang mengutuk Jooyeon tanpa suara.

Dan jangan lupakan sekitar mereka. Semua mata di kantinㅡtermasuk Jungkook dan Eunbiㅡkini mengalihkan atensi pada gadis yang kini meniup poninya.

Peduli setan. Yang ia lakukan sekarang adalah mengambil segelas minuman milik Kyulkyung, menyeruputnya sedikit hingga pemiliknya membelalak.

"Hey! Apa yang kau lakukan?! Protesnya seraya berdiri.

Jooyeon tidak acuh. Tatapannya masih fokus pada Mingyu yang kini setia bergeming dalam posisinya. Iris hitam gadis itu membius dan mengikat setiap pergerakannya, sampai Jooyeon menumpahkan sisa minuman tadi di atas kepalanya. Perlu dicatat, di atas kepalanya.

Ia shock. Tentu saja.

Semua orang terkejut melihat tontonan di hadapan mereka. Seorang Kim Mingyu baru saja dipermalukan oleh mantan kekasihnya. Laki-laki itu menyapu wajahnya dengan telapak tangan. Seragam putihnya basah, penuh dengan aroma jus jeruk dan bulir yang tersangkut di rambut kecokelatannya.

"Terima kasih atas minumannya." Jooyeon menggoyangkan gelas kosong di tangannya ke arah Kyulkyung. "Kuanggap ini impas. Kau memberiku minumanmu, dan aku memberimu mantan kekasihku," lanjut gadis itu seraya meletakkan gelas tadi di atas meja, mengabaikan Mingyu yang nyalang melihat ke arahnya.

Gadis itu hendak melangkah pergi, tapi Mingyu berdiri dan menahan lengannya. Membuat sorot tajam mereka beradu.

"Lepaskan!" Katanya lirih tapi penuh penekanan. Namun Mingyu tidak mendengarkannya. Rahang laki-laki itu mengeras hingga Jooyeon terkekeh.

"Kenapa kau melakukan ini?"

Gadis itu terdiam. "Kau tidak bisa melupakanku?" Sinis Mingyu, hampir saja meruntuhkan tembok pertahanan gadis itu. Namun Jooyeon cepat-cepat menghentak lengannya.

"Bermimpilah sepuasmu."

Setelah mengatakan itu, Jooyeon memotong jaraknya dengan Jungkook. Ia berdiri tepat di hadapan laki-laki yang kini masih tidak mengerti dengan arti tatapannya.

"Katakan, kenapa aku tidak boleh menangis tanpa seijinmu?"

Jungkook tidak menjawab. Masih dalam posisi berdirinya, dengan kedua tangan yang menyusup dalam saku celana serta hoodie hitam favorit yang melekat begitu pas di tubuh tingginya.

"Apa kau menyukaiku?"

Sontak Eunbi yang notabenya berada dalam jarak satu langkah di belakang Jungkook, menatap tidak percaya pada Jooyeon. Sementara Jungkook masih tidak berniat mengalihkan atensinya dari presensi makhluk langka di hadapannya. Ia masih terkagum dengan sisi berani gadis itu sebelumnya, bahkan tidak mengira kalau Jooyeon akan menanyainya seperti barusan.

Relationsh!tTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang