Love Letters 6

1K 204 8
                                    

🖤

"Eonni," panggil Lisa sesaat setelah ia melangkah masuk kedalam ruang latihan Blackpink. "Ada sesuatu yang ingin ku bicarakan," lanjutnya sembari menutup dan mengunci pintu ruang latihan mereka.

"Ada apa?" tanya Jisoo.

Jisoo tengah mencoba sepatu barunya ketika Lisa datang dan menutup pintu, sementara Jennie mencari lagu yang akan mereka tarikan dan Rose membaca sebuah novel di sudut ruang latihan.

"Aku ingin mengakui sesuatu," ucap Lisa sebelum ia mulai mengakui segalanya. Memberitahu ketiga teman segrupnya mengenai surat-suratnya.

"Jadi... setiap kali kau menyukai seseorang, kau selalu membuatkan surat untuk orang itu?" tanya Jisoo setelah mendengar awalan dari pengakuan Lisa. "Untuk apa?"

"Aku tidak berani mengungkapkan perasaanku. Rasa suka itu semakin lama semakin menyesakan dan aku... menulis surat membantuku mengurangi rasa sesak itu, aku bisa menulis apa yang tidak bisa ku ucapkan," jawab Lisa sembari menundukan kepalanya. "Tapi kurasa aku tidak sengaja membuang surat-surat itu dan seseorang mengirim surat itu,"

"Kau membuang surat itu? Kotak ungu yang kau cari kemarin? Waeyo? Kalau itu isi hatimu kenapa kau membuangnya?" tanya Jennie, membuat Lisa yakin kalau Jennie belum mengetahui apapun.

"Aku... surat-surat itu sudah kadaluarsa dan aku tidak membutuhkannya lagi, maksudku... aku sedang tidak menyukai siapapun dan aku tidak ingin menyimpan surat-surat itu. Tapi harusnya aku membakarnya, bukan membuangnya dan membuat masalah seperti ini,"

"Masalah apa?" tanya Rose, bersikap seakan ia tidak mengetahui apapun. "Siapa yang kau sukai Lice?"

"Ada lima surat dan... surat terakhir benar-benar sebuah kesalahan. Maksudku... surat pertama kubuat saat aku masih kelas 4 sekolah dasar, lalu surat kedua saat aku masih duduk di kelas 7, lalu di sekolah menengah, di universitas dan surat terakhir... tahun lalu," jawab Lisa, enggan menyebutkan nama-nama penerima suratnya. "Surat pertama sampai keempat tidak ada masalah, aku sudah menemui mereka dan mereka mengerti. Mereka mengerti kalau surat-surat itu ku tulis saat aku masih kecil, mereka setuju untuk mengabaikan surat itu,"

"Lalu surat kelima? Surat kelima yang bermasalah?" tanya Jisoo disusul suara batuk Rose yang tersedak. "Seorang fans atau reporter menerimanya?"

Lisa menggeleng, menatap Jennie dengan tatapan penuh penyesalan seakan ia baru saja melakukan kesalahan besar pada Jennie.

"Maafkan aku," ucap Lisa kemudian mengulurkan surat yang sudah Sehun kembalikan dari dalam tasnya dan memberikannya pada Jennie.

"Apa ini suratnya?" tanya Jennie dan Lisa mengangguk. Tidak ada suara apapun, baik Jisoo, Rose, maupun Jennie tidak ada yang mengatakan apapun setelah mereka membaca surat yang di terima Sehun itu. Ketiganya terkejut, tidak pernah mereka menduga akan membaca surat itu.

"Maafkan aku, aku rasa aku sudah menyelesaikan masalahnya hanya dengan menjelaskan keadaannya pada Sehun oppa dan mengambil surat itu tapi aku tidak bisa merahasiakannya dari kalian-"

"Kau menyukai kekasihku?" tanya Jennie— menahan emosinya.

"Maafkan aku, ya, aku menyukainya, tahun lalu dan-"

"Kenapa kau diam saja?! Kau membuatku terlihat jadi sangat jahat karena merebut pria yang disukai adikku!" marah Jennie membuat Lisa menundukkan kepalanya dalam-dalam. Lisa tidak tahu apa yang harus dikatakannya selain meminta maaf.

"Jennie-ya... tidak perlu-"

"Maafkan aku eonni," ucap Lisa menyela suara Jisoo. "Aku memang menyukainya, tahun lalu, tapi sekarang... aku senang kalau kau yang mengencaninya. Aku senang atas hubungan kalian, aku tidak menyesal menyukainya secara diam-diam karena ternyata... sekarang aku tidak lagi menyukainya, kalau aku yang mengencani Sehun oppa, hubungan kami tidak akan bertahan sampai satu tahun,"

Love LettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang