🖤
3 Jam penerbangan mengantarkan Lisa, Jiyong, Joonyoung dan Sejeong ke Sapporo— salah satu kota paling mahal di Hokkaido. Mereka tiba di Bandara tepat pukul 6 pagi, dalam keadaan mengantuk dan lapar karena belum sempat sarapan di pesawat tadi.
"Annyeonghaseyo, Kwon Jiyong-ssii, bagaimana rasanya naik pesawat kelas ekonomi?" tanya Joonyoung saat mereka menunggu asisten masing-masing mengambilkan koper mereka.
"Aku iri pada mereka yang dapat sarapan disana, aku lapar..." jawab Jiyong, si pria yang selalu mendapat fasilitas kelas bisnis untuk apapun yang di tawarkan padanya.
"Lisa-ya, apa yang akan kita makan untuk sarapan kali ini?" tanya Sejeong, menyadarkan Lisa yang masih memejamkan matanya. Ia baru tidur 30 menit sebelum pesawat mereka sampai dan sekarang benar-benar mengantuk usai menulis semua yang pernah di lakukannya di Jepang tahun lalu, bersama Blackpink. "Heol! Lisa-ya... kau tidur? Kkk~ lucunya," lanjut Sejeong sembari merangkul Lisa, disusul uluran tangan Lisa yang memeluk pinggang Sejeong. "Lisa selalu begini setiap kali ada olahraga pagi disekolah kkk~" kekeh Sejeong.
"Heish, dia tidak pernah berubah," balas Jiyong yang tanpa sempat ia sadari, ia sudah mengulurkan tangannya untuk mengacak poni Lisa. Beruntung karena seluruh yang terjadi selama 2 x 24 jam dari sekarang akan di rekam dan beruntung karena itu bukan siaran langsung.
Sentuhan Jiyong terasa bagai sengatan listrik untuk Lisa. Gadis itu langsung bangun dan berdiri tegak diatas kakinya sendiri begitu hidungnya mencium aroma tubuh Jiyong di sekitaran aroma vanilla dari tubuh Sejeong. Jiyong selalu memakai parfumenya di pergelangan tangannya, di sela antara jam tangan dan kulitnya, membuat aroma maskulin yang ringan bertahan lama disana.
"Jadi Lisa, bagaimana cara kita keluar dari bandara?" tanya Joonyoung, sebelum kecanggungan menyebar diantara mereka. Semua yang dekat dengan Jiyong pasti mengenal Lisa dan tahu bagaimana bagaimana sikap Jiyong padanya. Namun tidak semua orang yang mengenal Lisa tahu kalau Lisa cukup dekat dengan G Dragon Big Bang.
"Ah iya, kita tidak boleh sarapan di Bandara, kita akan naik ketera express untuk pergi ke kota," ucap Lisa yang kemudian mendahului ketiga orang di sebelahnya.
Lisa harus membiayai tiket kereta express, juga dua perjalanan dengan kereta bawah tanah untuk mereka sampai di tengah kota Sapporo. Ia harus menghabiskan hampir 80 dollar hanya untuk transportasi mereka ke tengah kota.
"Oppa, aku sudah menghabiskan 80 dollar, kenapa perjalanan ke tengah kota sangat mahal? Huhu," bisik Lisa— mengeluh pelan pada Jiyong. Gadis itu sudah melupakan marahnya pada Jiyong karena sekarang yang ada di kepalanya hanyalah bagaimana caranya untuk menang.
"Apa mau mu?" tanya Jiyong, yang sudah hafal di luar kepala alasan-alasan Lisa mendekat padanya.
"Bagaimana kalau kita membagi biayanya? Maksudku oppa kan tidak harus mengeluarkan uang untuk transportasi kembali ke bandara, bukankah tidak adil kalau aku-"
"50 dollar, cukup?" tanya Jiyong yang kemudian mengeluarkan amplop uangnya dari saku jacketnya dan menghitung uangnya.
"Cukup... cukup..." ujar si gadis yang sekarang mengangguk-angguk senang layaknya seekor kucing yang sedang menggoyangkan ekornya saat menunggu makan siang dari majikannya.
"Ya, ingin ku beritahu sesuatu?" tanya Joonyoung pada tiga orang yang ada disekitarnya setelah Lisa kembali kedepan untuk memimpin jalan. Lisa dan Sejeong berjalan didepan Joonyoung sementara Jiyong ada di sebelahnya.
"Apa?" tanya Jiyong, hanya berbasa basi untuk menyembunyikan senyumnya yang sulit di tahan.
"Seungri benar-benar stress karena hanya bisa membelanjakan 500 dollar saat di Xiamen kemarin,"
"Semua yang ada di Xiamen memang mahal," komentar Jiyong. "Dan kalian bertujuh, kami punya 400 dollar untuk berempat,"
"Kau sudah punya rencana oppa?" tanya Sejeong dan Jiyong hanya tersenyum.
"Liburan ala black card dengan dana minim?" tanya Lisa dan Jiyong hanya terkekeh. Rencana apanya, Jiyong bahkan belum menentukan lokasi sarapan mereka besok.
"Sapporo jauh lebih mahal dibanding Xiamen," ucap Joonyoung. "100 kali lebih mahal. Tiket kereta disana hanya 17 sen per perjalanan per orangnya,"
"Sungguh?!" tanya Jiyong yang beberapa menit lalu mengeluarkan 50 dollar untuk Lisa.
Jiyong pikir Lisa berbohong saat bilang ia menghabiskan 80 dollar untuk transportasi mereka. Jiyong pikir Lisa hanya berusaha untuk menang, ia tidak pernah tahu harga kereta express atau kereta bawah tanah di Jepang karena sebuah van hitam selalu datang menjemputnya setiap kali ia berkunjung ke Jepang.
Singkat cerita, di acara Salty Tour itu, Lisa membawa para peserta perjalanannya ke taman lavender, Jiyong membawa peserta perjalanannya ke Festival Beer. Lisa membawa peserta perjalanannya ke kedai Miso Ramen nomor 1 di Jepang, sementara Jiyong mengajak mereka membeli jagung bakar khas Sapporo di penjual pinggir jalan. Lisa membawa mereka ke museum beer sementara Jiyong mengajak mereka naik ke sebuah Tower Stasiun TV. Namun sayangnya, Jiyong yang memenangkan perjalanan itu karena membawa mereka— khususnya Joonyoung— menemui seorang seniman tattoo yang cukup terkenal. Jiyong hanya berniat untuk mengantarkan Joonyoung yang bilang ingin membuat sebuah tattoo baru namun siapa sangka kalau Sejeong dan Lisa juga ternyata tertarik dan menikmati perjalanan itu juga, membuat Jiyong tanpa sengaja menaikan penilaiannya.
"Bagaimana? Rasanya menjadi perancang perjalanan?" tanya Joonyoung dalam rangka menutup acara itu di hari terakhir syuting.
"Aku lebih suka menjadi peserta," celetuk Lisa tanpa memikirkan ucapannya sendiri. Ia baru saja di beritahu kalau ia kalah dan mau tidak mau mengakui kalau perjalanan Jiyong lebih menyenangkan dibanding perjalanannya. "Tapi bukankah Jiyong oppa curang? Dia mendapatkan banyak kemudahan karena namanya... bahkan di festival beer dia mendapat diskon karena pelayan disana adalah fansnya,"
"Apa salahku? Kalau aku mendapat diskon? Atau karena pelayan kemarin adalah fansku?" balas Jiyong tidak mau kalah.
"Harusnya kau mendatangi tempat fansmu juga Lice," celetuk Sejeong. "Tapi kau sudah berusaha, setidaknya kau tidak masuk tenda hukuman kkk~"
"Aku berhasil berhemat 10 dollar, dan Jiyong oppa menghabiskan semua uangnya. Apa itu tidak bisa membuatku menang?" tanya Lisa yang masih berusaha menawar kemenangannya.
"Kau akan tidur di tenda hukuman kalau Jiyong oppa tidak memberimu 50 dollar kemarin," ucap Sejeong mengingatkan, membuat Lisa kemudian mengerucutkan bibirnya.
"Heish... ternyata aku kalah telak... tidak bisakah kita mengulangnya? Aku ingin menang..." rajuk Lisa, masih tidak terima atas kekalahannya, walaupun ia sendiri tidak dapat berbohong kalau perjalanan menemui seniman tattoo itu benar-benar di luar perkiraannya dan sangat menyenangkan— ditambah karena ia di izinkan mencoba membuat sebuah garis di tubuh Joonyoung.
Joonyoung membuat tattoo ketika ia menemui seniman tattoo itu dan karena tattoonya yang tidak terlalu rumit, Sejeong dan Lisa di izinkan membuat masing-masing satu garis diatas lengan Joonyoung.
"Kau ingin ikut perjalanan kami yang selanjutnya?" tanya Joonyoung dan Lisa mengangguk dengan antusias. "Kau ingin menang di acara ini atau hanya ingin mengalahkan Jiyong?"
"Tidak bisakah keduanya?" tanya Lisa disusul tawa seluruh staff disana.
"Tentu saja bisa kalau kau berhasil membujuk G Dragon untuk bergabung lagi di acara ini," jawab Joonyoung. "Kau tahu? Sangat sulit membuatnya mau muncul di acara ragam,"
"Oppa... ayo kita mendaftar untuk perjalanan selanjutnya lagi? Ayo bersaing lagi? Aku ingin mengalahkanmu... ya? Please..." bujuk Lisa yang sudah tahu kalau minggu depan ia akan di undang untuk mengedit bagian-bagian yang boleh di tayangkan dan tidak.
"Ya. Kalau itu yang kau inginkan," jawab Jiyong seakan Lisa tengah mengajaknya berlibur bersama, seakan tidak ada kamera apapun disana, seakan Sejeong dan Joonyoung tidak mengeluarkan senyuman meledek mereka karena ucapan Jiyong.
🖤
