Love Letters 2

1K 200 11
                                    

🖤

Lisa bangun sedikit terlambat hari ini. Blackpink tidak punya jadwal apapun seharian ini dan ia punya cukup waktu untuk tidur dan mengembalikan staminanya setelah mabuk-mabukan dengan Rose semalam. Gadis itu bangun, berjalan ke lemari pendingin untuk mengambil minum, melihat pesan di pintu lemari pendingin kalau Jisoo pulang kerumah orangtuanya dan Rose pergi ke agensi.

"Selamat pagi eonni," sapanya pada Jennie yang baru keluar dari kamar mandi.

"Selamat pagi... pinggangmu tidak sakit? Tidur di sofa semalaman? Tidurlah di kamar kalau ingin tidur lagi," balas Jennie sementara Lisa hanya mengangguk dan duduk di sofa. Tidak ada yang berubah, bahkan ketika Lisa terluka karena Sehun, gadis itu tetap menekan dalam-dalam perasaannya.

Sebuah panggilan baru masuk kedalam posel Lisa ketika gadis itu hendak berbaring kembali di sofanya. Dengan malas ia meraih ponselnya kemudian melihat nama yang muncul disana.

"Heol!" serunya begitu melihat nama yang muncul di ponselnya.

"Siapa?" tanya Jennie sembari sibuk mengeringkan rambutnya dengan handuk. "Appamu?"

"Suga oppa,"

"Kenapa dia menelponmu pagi- eh anniyo, kenapa dia menelponmu ditngah hari begini?"

"Entahlah? Mungkin Rose meninggalkan sesuatu di dorm BTS?" tanya Lisa sebelum ia menggeser bagian hijau di layar ponselnya dan menjawab panggilan itu. "Hallo oppa, ada apa kau menelponku? Tumben sekali,"

"Ya! Kau gila ya?!"

"Ne? Apa maksudmu? Kenapa menelponku lalu menghina-"

"Kenapa kau mengirim surat cinta untuk Jungkook dan Taehyung sekaligus?!" tanya Suga, menyela suara Lisa dengan sebuah bisikan yang penuh penekanan.

Siang itu Suga— atau Min Yoongi— baru saja kembali ke dorm dari studio musiknya. Ia kembali untuk melihat keadaan Taehyung yang kebetulan sedang demam. Tapi siapa sangka ketika Suga datang ia di suguhi pemandangan yang sangat canggung di ruang tengah dormnya. Ada Namjoon disana, dengan Jungkook dan Taehyung yang duduk berjauhan dan dua lembar kertas berwarna pink dan biru di atas meja.

"Ne?! Apa maksudmu oppa?!" seru Lisa yang kemudian berlari kedalam kamarnya, mencari kotak ungu yang menyimpan semua surat cintanya. Namun ia tidak dapat menemukan kotak ungu itu. "Eonni, apa kau melihat kotak ungu di kamarku?? Di atas lemari kamarku!" tanya Lisa sembari berlarian mencari kotak itu di sekitaran kamarnya, mengabaikan Suga yang masih berada di ujung sambungan telpon.

"Kotak apa?" tanya Jennie. "Kau kehilangan sesuatu?"

"Kotak ungu, dengan pita ungu diatasnya, biasanya aku menaruh kotak itu di atas lemariku, tapi kotak itu hilang,"

"Apa kau yakin menaruhnya diatas lemarimu? Tidak membuangnya saat kau membereskan kamarmu minggu lalu?" tanya Jennie sembari ikut mencari kotak yang Lisa cari. Lisa mencari kotak itu seharian, dengan bantuan Jennie dan sama sekali tidak menemukan apapun. Bahkan bayangan dari kotak itu saja tidak terlihat.

Dimalam harinya, ia datang ke dorm BTS untuk menjelaskan sedikit kesalahpahaman diantara mereka. Ia tidak benar-benar ingin datang sampai Suga menjemputnya dan menyuruhnya memperbaiki keadaan di dorm BTS yang jadi canggung karena suratnya.

Tidak seluruh member ada di dorm saat Lisa datang. Hanya ada Taehyung, Jungkook dan Namjoon saat itu.

"Aku akan meninggalkan kali-"

"Anniyo, kau harus tetap disini dan mendengarnya sendiri hyung," potong Jungkook sebelum Suga yang mengantarkan Lisa berniat untuk meninggalkan ruangan mereka.

"Kau yang lebih butuh penjelasannya hyung," tambah Taehyung, disusul tatapan memohon Lisa yang membuat Suga mau tidak mau ikut duduk bersama mereka.

"Aku tidak sengaja membuang surat-surat itu dan aku tidak tahu kalau surat itu bisa sampai kesini," ucap Lisa setelah Namjoon menyuruhnya untuk bicara.

"Apa kau tahu kalau tindakanmu itu sangat ceroboh? Bagaimana kalau ada fans yang tahu dan menyebarluaskan suratmu itu?" tanya Suga membuat Lisa tertunduk lesu. Tentu ia tahu kalau surat-surat itu tidak boleh sampai ke tangan fans atau reporter.

"Maafkan aku,"

"Aku tidak tahu kalau kau dan Jungkook satu sekolah," celetuk Taehyung sembari melirik sebuah surat pink diatas meja kemudian melipatnya bersama surat biru dan mengembalikan pada Lisa. "Maafkan aku tapi aku-"

"Aku tidak menyukaimu!" potong Lisa sebelum Taehyung sempat menolaknya. "Maksudku, saat kelas 8 aku sempat menyukai Jungkook karena dia baik padaku. Hanya di kelas 8 karena saat kelas 9 kami tidak berada dikelas yang sama lagi. Dan selama kelas 8 pun kami tidak cukup dekat, Jungkook jarang sekali datang kesekolah karena sibuk dengan traineenya. Aku tidak menyukainya lagi, maksudku aku tidak membencinya tapi aku benar-benar tidak punya perasaan apapun selain menganggapnya sebagai teman. Begitu juga dengan Taehyung oppa. Aku tidak menyukaimu lagi setelah kita berhenti bertemu, setelah oppa lulus. Aku tidak menyukai kalian lagi dan aku benar-benar serius," oceh Lisa sembari terus melihat sekeliling, berusaha menjelaskan maksudnya dengan runtut walaupun pada akhirnya ia hanya terdengar seperti asal mengoceh.

Ketiga pria disana menghela nafas lega mendengar ocehan Lisa yang tanpa sadar melunakan kembali raut wajah Suga.

"Arraseo, kau benar-benar tidak menyukaiku lagi kan?" tanya Taehyung dan Lisa menganggukan kepalanya. "Bagaimana dengan Jungkook? Kau tidak menyukainya juga kan?" tanya Taehyung sekali lagi dan Lisa mengangguk sekali lagi.

"Aku tidak menyukai Taehyung oppa atau Jungkook," jawab Lisa. "Boleh aku ambil lagi kan?" tanyanya sembari menekan surat-suratnya diatas pahanya.

"Hm... sebenarnya sayang sekali, tapi kami akan berpura-pura tidak menerima surat itu," balas Jungkook.

Suga yang memaksa Lisa datang untuk menjelaskan surat itu bertanggung jawab membawa gadis itu kembali pulang. Suga terlihat sangat marah saat berangkat, namun sekarang pria itu terlihat lebih santai. Sementara Lisa? Ia terus menyesali surat-surat itu. Ia terus menyesal karena mempermalukan dirinya sendiri.

"Kenapa kau terlihat gelisah begitu? Taehyung dan Jungkook sudah setuju untuk menganggap surat-surat itu tidak pernah ada," tegur Suga sembari mengendarai mobilnya.

"Anniyo, aku tidak gelisah, aku baik-baik saja," jawab Lisa yang jelas terlihat tengah berbohong.

"Kemana aku harus mengantarmu?"

"Stasiun penyiaran," jawab Lisa sembari menoleh untuk menatap jalanan diluar jendela.

"Kau tidak punya surat lainnya kan? Hanya ada dua surat kan?" celetuk Suga membuat Lisa kemudian menjerit frustasi. Lisa takut kalau Sehun juga menerima suratnya. Dan disaat itu juga, ponselnya berdering— sebuah panggilan dari Oh Sehun.

🖤

Love LettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang