Love Letters 14

1.1K 193 12
                                    

🖤

Besok pagi, tepatnya pukul 5 pagi, Jiyong dan Lisa harus pergi ke bandara untuk kembali ke Seoul. Namun sore ini, seorang teman, menghubungi Jiyong dan mengajak pria itu untuk bersenang-senang sebelum ia meninggalkan Sapporo.

"Aku akan pergi menemui teman-temanku," ucap Jiyong pada Taehee usai ia membayar seluruh beer dan kudapan yang di habiskan di festival beer itu.

"Aku harus ikut?" tanya Taehee. "Aku sedikit lelah dan ingin tidur saja di hotel,"

"Anniyo, tidak perlu ikut, aku bisa pergi sendiri... tapi bisa mencarikanku kendaraan untuk sore ini?"

"Tentu, ku carikan-"

"Lisa juga diajak kan?" celetuk Lisa membuat asisten manager Blackpink buru-buru meremas lengan Lisa. Asisten manager Blackpink— nona Jung Eunji— selalu gugup tiap kali Blackpink bersikap terlalu 'dekat' dengan idol-idol senior di YG. Ia selalu gugup tiap kali harus menemani Rose dan iKon atau Yongbae harus bekerja bersama, ia selalu gugup tiap kali harus menemani Jisoo bekerja dengan Winner, ia selalu gugup tiap kali Jennie harus bekerja dengan EXO dan ia selalu gugup tiap kali berada diantara Lisa dan Big Bang. Ia selalu takut dimarahi kalau Blackpink membuat reporter salah paham atau justru membuat idol-idol senior itu merasa tidak nyaman. Sebuah rasa takut tanpa dasar namun tetap mempengaruhi keputusan dan pekerjaannya.

"Tidak apa eonni, aku tidak bohong saat aku bilang kalau Jiyong oppa tetanggaku," ucap Lisa yang kemudian melepaskan pegangan asisten manager Jung dari lengannya. Disusul Taehee yang kemudian mengajak wanita itu pergi dan memberi waktu untuk Jiyong agar dapat bicara berdua dengan Lisa.

"Untuk apa?" tanya Jiyong karena tidak biasanya Lisa ingin pergi menemui teman bermain Jiyong. Lisa tidak suka bergaul dengan teman-teman Jiyong yang menurutnya terlalu bebas. Menurut Lisa sebagian besar teman-teman Jiyong terlihat seperti anak-anak jalanan tanpa masa depan yang hanya tahu caranya berpesta dan mabuk-mabukan. "Mengawasiku? Lebih baik tidak,"

"Anniyo... Taehee oppa tidak ikut aku khawatir oppa akan kesepian di perjalanan dan kalau oppa mabuk, lalu siapa yang akan menyetir pulang ke hotel?"

"Oh ya? Hanya itu alasanmu ingin ikut?" tanya Jiyong dan Lisa hanya tersenyum kemudian menenggak teguk terakhir beernya dan menggeleng.

"Hehe aku akan bosan sendirian di hotel, aku tidak mengenal para staff syuting dengan baik, Eunji eonni juga terlalu kaku, dia takut dimarahi manager Blackpink dan melarangku melakukan apapun. Aku akan sangat bosan kalau oppa pergi dan meninggalkanku sendirian di hotel, bagaimana kalau aku mati karena bosan? Oppa akan kehilangan seorang adik cantik sepertiku, iya kan? Oppa tidak takut menyesal?"

"Kurasa aku akan menyesal kalau mengajakmu kesana, ingat bagaimana kelakuanmu saat mabuk terakhir kali?" balas Jiyong yang kemudian meraih gelasnya dari tangan Lisa. Ada sedikit sisa beer di gelas Jiyong dan Lisa berniat meminum cairan itu, namun Jiyong mencegahnya dengan menghabiskan tetes terakhir beer di dalam gelasnya itu.

"Aku janji tidak akan minum," janji Lisa.

🖤

Lisa berhasil mengikuti Jiyong pergi ke undangan temannya. Dan seperti yang sudah Lisa duga sebelumnya, undangan itu adalah undangan pesta. Sebuah pesta kolam renang di tengah musim panas. Pesta dengan musik, lampu warna-warni, aneka ragam minuman dan kudapan, asap-asap beraroma, campuran ais berkaporit di kolam sedalam 1 meter, atmosfer yang sangat bebas dan terlalu liar untuk Lisa.

Lisa tidak bisa berhenti terkejut melihat gadis-gadis berpakaian renang, pria-pria mancanegara bertelanjang dada dan semburan asap beraroma disana-sini. Tawa menggema diseluruh sudut ruangan, membuat Lisa harus benar-benar berusaha menyesuaikan dirinya.

"Aku bisa menelpon Taehee hyung kalau kau mau pulang sekarang," ucap Jiyong di telinga Lisa namun suaranya hanya terdengar seperti sebuah bisikan bagi Lisa karena suara musik yang sangat kencang memenuhi seisi lokasi pesta itu.

Namun, bukan Lisa namanya kalau ia tidak bisa beradaptasi dengan lingkungannya. Lisa sempat canggung dan bingung di awal namun baru 30 menit berada disana, ia sudah berkumpul dengan lingkarannya sendiri. Jiyong mengobrol dan tertawa bersama seorang wanita yang mengundangnya, sementara Lisa tertawa dan bercanda dengan wanita-wanita lainnya di sebuah sofa dekat pintu kaca— pintu penghubung ruang tengah dengan halaman belakang rumah mewah itu.

Seluruh keadaan masih bisa Jiyong atasi, Lisa benar-benar tidak menyentuh alkohol dan hanya menyesap cola yang Jiyong berikan, gadis itu pun tidak banyak bergerak dan hanya duduk berbincang dengan segerombolan orang yang lelah usai berenang. Semuanya masih dibatas wajar seorang Kwon Jiyong, sampai Lisa menghampiri Jiyong dan tersenyum padanya.

"Oppa, maafkan aku tapi kami sedang bermain truth or dare dan aku harus melakukan ini padamu," ucap Lisa yang kemudian menyentuh pipi Jiyong dan menarik wajah pria itu untuk dibawa masuk ke ciumannya.

Gadis itu hampir mabuk. Pikir Jiyong ketika merasakan pahitnya vodka pada bibir Lisa. Lagi pula, Lisa tidak akan lagi menciumnya hanya karena sebuah permainan kalau gadis itu masih benar-benar sadar.

"Ayo pergi dari sini," ucap Jiyong sembari menjauhkan Lisa dari tubuhnya. Pria itu sama sekali tidak membalas ciuman Lisa. Ia menjauhkan Lisa begitu bibir basah gadis itu menempel pada bibirnya.

"Tidak mau," jawab Lisa dengan wajahnya yang jadi serius. "Aku hanya menciummu karena mereka memintaku begitu, lagi pula aku tidak mabuk, aku hanya mencicipi sedikit vodka tadi," jelas Lisa yang kemudian menoleh untuk menatap teman-teman barunya yang sekarang bersorak. "Mereka sudah dua kali memintaku menciummu dan aku sudah meminum 1 sloki vodka karenanya. Aku bisa mabuk kalau memilih meminum vodka lagi, aku tidak punya pilihan selain menciummu oppa, mianhae,"

"Kita pulang sekarang," titah Jiyong usai ia bertukar tatap dengan teman-temannya yang tadi bermain dengan Lisa. Usai ia melihat tatapan jahil dari teman-temannya itu. Dan sebelum teman-temannya memaksa Lisa untuk minum atau melakukan hal-hal berlebihan lagi.

"Tidak-"

"Kau sudah berjanji tidak akan membuat masalah lagi,"

"Aku akan pergi kalau aku mau, kau bukan appaku oppa!"

"Aku serius," ucap Jiyong dengan wajah yang sedikit demi sedikit mulai terlihat marah. "Ayo kita pulang," lanjutnya dengan penekanan disetiap katanya. Bahkan di tengah riuhnya sorakan teman-teman Jiyong, Lisa tahu kalau Jiyong marah. Lisa tahu kalau semua orang disana hanya sedang memanfaatkannya untuk menggoda Jiyong. Menggoda seorang teman lama yang tiba-tiba datang bersama seorang gadis kecil berlabel adik. Dan Lisa sangat tahu kalau Jiyong peduli padanya, kalau Jiyong tidak ingin membuatnya menjadi bahan lelucon disana. Namun yang justru Lisa lakukan adalah berteriak pada Jiyong.

"Aku sudah bilang padamu untuk tidak mengaturku lagi oppa!" teriak Lisa, mengabaikan semua rasa marah dan peduli yang ia lihat di mata Jiyong. Lisa tidak tahu alasannya, namun ia ingin melihat Jiyong lebih marah lagi. Ia ingin menunjukan pada Jiyong kalau ia bukan seorang gadis kecil yang bisa selalu Jiyong atur.

Lisa ingin Jiyong berhenti menganggapnya sebagai seorang gadis kecil, sebagai seorang adik yang perlu selalu diatur, dijaga dan diperhatikan.

🖤
Sampai hari Sabtu besok (22 Sept) aku ga bakal sering sering up~ ada tes Toefl. Kasih aku tips buat ngerjain soal Toefl dong... biar dapet 500 😂😂 jelek banget bahasa inggrisku maygat........

Love LettersTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang