🖤
Matahari sudah lama terbit dan menyapu wajah Lisa dengan sinarnya, membuat Lisa yang sebelumnya terlelap sangat nyenyak mulai mengerjap-ngerjapkan matanya. Menyesuaikan batas kemampuan penglihatannya dengan cahaya yang menerpanya.
Ia menyadari kalau ia tidak tidur dikamarnya usai memperhatikan sekeliling kamar itu. Sebuah bed cover merah, meja rias kecil tanpa barang apapun diatasnya, sepasang sofa dengan meja bundar kecil didekat jendela dan sebuah TV layar datar yang dipasang di dinding.
Gadis itu membuka selimutnya, mendapati tubuhnya yang hanya di balut sepasang pakaian dalam berwarna hijau tosca.
"Shit, apa yang baru saja kau lakukan Lalisa," geramnya sembari kembali melihat sekeliling, mencari dimana pakaiannya semalam dan berusaha mengingat-ingat apa yang di lakukannya semalam.
Ia minum dan terus minum.
Ia mabuk karena terlalu senang.
Ia menari bersama teman-temannya karena terlalu senang dan mabuk.
Suara sorakan orang-orang dan kemudian ia tidak sadarkan diri.
Hanya itu yang dapat di ingatnya sampai seseorang membuka pintu kamar itu dan melangkah masuk kedalam— Kwon Jiyong.
"Kau sudah bangun?" tanya Jiyong tanpa menoleh pada Lisa yang sedang menutupi tubuhnya dengan selimut.
"Ng... seberapa parah aku semalam?" tanya Lisa sembari mengusap kasar wajahnya sendiri, merasa harus menyadarkan dirinya dari rasa pening yang menusuk kepalanya.
"Hm... kau hampir melepas pakaianmu di atas meja, di depan sekumpulan pria,"
"Astaga-"
"Kau juga hampir menari telanjang tapi aku berhasil menyelamatkanmu sebelum tingkahmu semakin parah,"
"Oke hentikan, maafkan aku... aku tidak akan mabuk lagi," potong Lisa, tidak ingin mendengar yang lebih parah lagi. "Tapi dimana eonni-eonni ku?"
"Kau menyuruh mereka pulang sebelum kau mulai sangat mabuk, tidak ingat? Kau memberitahu mereka kalau aku akan mengantarmu pulang,"
"Dan oppa tidak mengantarku pulang?"
"Bagaimana? Aku tidak bisa menemukan pakaianmu, kau ingin aku memasukan seorang gadis yang hanya berpakaian dalam ke mobilku? Kau pasti bercanda, itu sangat merepotkan, jadi aku membawamu kesini,"
"Dimana ini?"
"Kau tidak tahu?" tanya Jiyong sembari melirik sebuah lukisan di atas kepala ranjang, sebuah lukisan hampir abstrak yang membentuk gambar seorang pria yang tengah bercinta dengan seorang wanita. "Tentu saja ini masih di Monkey Museum,"
"Ne? Astaga... aku bersumpah tidak akan mabuk lagi... lalu... apa aku mendengkur?"
"Mendengkur? Ng... bagaimana aku bisa tahu? Aku tidur di kamar sebelah," jawab Jiyong yang kemudian memberikan sebuah paper bag pada Lisa. Sebuah paper bag berisi pakaian gadis itu semalam bersama tas jinjing kecil dan ponselnya. "Pelayan baru menemukan pakaianmu pagi ini saat mereka bersih-bersih. Aku bisa meminta mereka mencarikanmu pakaian lain kalau kau tidak ingin memakai pakaian kotor itu,"
"Anniyo, aku akan memakai ini saja,"
"Baiklah, kau muntah di punggungku, dan mengotori pakaianku bukan pakaian itu jadi kau bisa memakainya. Ku tunggu dibawah, aku akan mengantarmu pulang," jawab Jiyong yang kemudian melangkah keluar dari kamar itu. Menunggu Lisa di sofa-sofa kosong yang semalam terisi penuh oleh orang-orang jenuh yang sedang berusaha menghibur diri.