💌
Teruntuk, pria payung.
Sore itu, di hari kelulusanku, appa tidak bisa datang ke upacara kelulusanku. Aku benar-benar kecewa, semua temanku datang bersama orangtua mereka tapi aku tidak lagi punya eomma dan appa terlalu sibuk menyelamatkan orang lain sampai ia tidak bisa datang.
Jadi, sore itu, aku melarikan diri. Aku tinggal di Seoul, kalau kau penasaran. Dan kalau kau penasaran bagaimana caraku sampai di Daegu waktu itu... aku juga tidak ingat. Hal terakhir yang ku ingat saat itu adalah hujan.
Saat itu hujan, dan kau datang bersama payung kuningmu. Aku tidak mengenalmu, aku tidak tahu berapa usiamu, aku tidak dimana tempat tinggalmu tapi aku benar-benar tersentuh ketika kau mengulurkan tanganmu dan memberikan payungmu untukku.
Kenapa kau memberikan payungmu untuk orang asing di halte?
Saat itu aku memang tidak mengenalmu. Karena itu aku memaksa appa untuk menyekolahkanku di Daegu. Agar aku, setidaknya, punya kesempatan untuk melihatmu lagi. Dan WOW! Kita bertemu lagi... aku benar-benar merasa beruntung saat kita bertemu lagi.
Aku sangat senang saat tahu kalau kau akan jadi salah satu seniorku.
Aku sangat senang saat tahu kalau pria baik yang misterius saat itu adalah Kim Taehyung, seniorku dari kelas 11-4 yang ternyata juga ketua club dance.
Aku senang karena ternyata pria payung yang kusakai ternyata punya hobi yang sama denganku. Bukankah aku sangat beruntung?
Hanya saja, kemarin... tanpa kau sadari, kau baru saja melukaiku, oppa...
Aku sudah dengar kalau kau berkencan dengan Yeri, teman sekelasku. Yeri tidak bisa berhenti membicarakanmu dan aku tidak bisa mempercayai semua ucapannya. Sekeras apapun aku meyakinkan diriku, aku tetap tidak bisa berhenti melihatmu, memikirkanmu dan menyuakaimu.
Oppa, Taehyung oppa, pria payungku. Kau harus tahu kalau kau tidak perlu membalas perasaanku, tapi... kurasa kau juga perlu tahu kalau tanpa kau sadari kau sudah melukaiku.
Salam
Lalisa, si gadis cengeng yang kau selamatkan dari hujan.
💌
