"Mustahil dia jadi milik gue"
"Ra, lu ngerasa gak sih?" Tanya Karin sambil mengaduk-aduk mie ayam yang dipesannya.
"Ngerasa apa?" Bingung Nara.
"Kayaknya kak Samuel suka sama, lu?" Kata karin.
"Suka? Enggak mungkin"
"Kenapa enggak mungkin?"
"Ya hmm... kalo menurut gue sih, tipe cewek nya kak Samuel kayaknya levelnya tinggi" jelas Nara.
"Nih, ya. Lu dengerin ucapan gue dengan seksama" celetuk Karin.
"Lebay lu!" Cetus Nara.
"Mau denger gak!" Ucap Karin menaikan suaranya.
"Iya deh iya" Nara pasrah.
"Jadi gini, dari cara, sikap, dan tata cara natap mata kak Samuel ke-elu tuh beda, Ra" Karin menjelaskan, "Gue kasih tau sama lu, Ra. Waktu pas tadi pagi, gue ngedenger ada yang ngomongin kak Samuel" lanjut Karin.
"Tentang apa?" Tanya Nara.
"Hmm... gue denger, katanya kak Samuel orangnya cuek" Kata Karin.
"Masa sih?" Nara menyatukan alisnya.
"Iya, kalo gak percaya. Lu ikut nimbrung sana gih sama tukang gosip!" Celetuk Karin.
"Idih, ogah!" Ucap Nara sambil menaikan bahunya geli.
"Udahlah, gue mau makan nih" ucap Karin.
"Makan tinggal makan" balas Nara santai.
"Kan tadi lu ngomong terus!" Karin kesal.
"Lah? Kok gue? Bukannya yang mulai topik pembicaraan itu elu!" Ucap Nara tak mau kalah.
"Yaudah iya!" Kata Karin pasrah.Setelah Karin dan Nara selesai menyantap makanannya. Mereka berdua memutuskan untuk kembali ke kelas sebelum bel berbunyi.
"Karin" panggil Nara.
"Apa?"
"Eh, enggak jadi deh, hehe"
"Gadanta" (*semacam gak jelas)."Eh, eh, kalian tau kak Samuel gak?" Ucap salah satu siswi sambil berjalan mendekat ke arah rombongan siswi yang lainnya yang sedang berkumpul di koridor sekolah. Seketika Nara menghentikan langkah kakinya.
"Lah? Lu ngapain berhenti, Ra? Tanya karin heran dan membalikan tubuhnya.
"Kak Samuel? Ketua OSIS yang ganteng itu?" Balas siswi yang lainnya. Nara terdiam, Nara bisa mendengar percakapannya karena jarak antara Nara dan sekumpulan siswi itu tidak jauh.
"Iya ganteng banget! Kalo gitu mah, gue gak akan bolos. Siapa tau gue sama kak Samuel berjodoh" ujar salah satu siswi yang lainnya. Tiba-tiba saja Nara menghadapkan tubuhnya ke arah para sekumpulan siswi itu.
"Berarti niat kalian kesekolah bukan untuk belajar, begitu?" Ucap Nara. Seketika semua siswi itu menatap tajam mata Nara. Dan tentu saja itu membuat Nara terkejut. Nara bingung, kenapa bisa seberani ini?. Lalu, Karin-pun menghampiri Nara untuk melindungi Nara yang siap diterkam oleh sekumpulan para siswi itu.
"Ra, mendingan kita ke kelas aja yuk!" Ajak Karin sambil menarik tangan Nara untuk menjauh."Itu orang kenapa sih? Gak jelas banget!"
"Tautuh, aneh!" Sinis para siswi itu.___________________
Disaat Nara dan Karin berjalan di koridor, ada satu orang kakak kelas yang datang menghampiri Nara dan Karin.
"Eh, lu berdua jalan sambil gandengan?" Ucap kakak kelas itu, Karin dan Nara terkejut lalu melepaskan cengkraman tangan mereka yang terlihat bergandengan itu.
"Kakak siapa?" Tanya Nara.
"Lu gak kenal sama gue? Jahat banget lu!" Celetuk kakak kelas itu.
"Gue gak tau, asli gaboong, ka" Kata Nara serius.
"Nama gue Putri. Gue pacarnya SAMUEL" ucap Putri dengan menekan kata 'Samuel'.
"HAH? PACAR!!??" Teriak Nara terkejut.
"Lu jangan nyari masalah, cuk" ucap Karin, pada Putri.
"Aelah, bercanda doang, lagian banyak banget yang suka sama si Samuel, heran gue. Padahal Cogan stoknya masih banyak di sekolah ini" kata Putri.
"Eh, eng-enggak kok, gue gak suka sama kak Samuel" kaget Nara.
"Lah? Siapa yang ngomong kalo lu suka sama Samuel?!" Tanya Putri heran.
"A....em maaf ya, gue tiba-tiba sakit perut, gue ke toilet dulu ya" Kata Nara sambil pergi.
"Nara! Lu mau kemana? Toilet kan sebelah sana!" Teriak Karin bingung.
"Eh, iya gue lupa" balas Nara."Putri, lu tau aja kalo Nara suka sama kak Samuel" tanya Karin pada Putri. (Karin dan Putri sudah akrab sebelum Karin menjadi siswi tahun ajaran baru).
"Taulah, kan gue dukun" sombong Putri.
"Lucknut lu, Put!!" Kesal Karin.
"Haha, dah, gue mau balik ke kelas. Bye!"._________________
"Masa sih, kak Samuel suka sama gue?" Ucap Nara sambil berjalan keluar dari toilet.
"Lu ngomongin gue?" Kata sosok laki-laki dibelakang Nara.
"Eh! Kak Samuel!" Nara terkejut.
"Kok, lu kaget?" Kata Samuel.
"Soalnya muka lu mirip mo-" Ucapan Nara terpotong oleh Samuel.
"Mirip monyet? Itu maksud lu?" Kata Samuel kecewa.
"Bukan itu, maksud gue muka lu mirip momo, ehhh maksud gue mirip momoland, hehe" Kata Nara yang gemetaran saat melihat mata Samuel.
"Momoland? Apaan tuh?" Samuel bingung.
"Lho? Kakak gatau?" Ucap Nara. "Bagus deh kalo gak tau" batin Nara.
"Gue enggak tau" balas Samuel.
"Itu loh, oppa-oppa korea anu kasep-kasep" ucap Nara bohong.
"Kasepak kuda meureun?" Ujar Samuel dengan menaikkan sebelah alisnya yang membuat Nara semakin gemetar.
"Em- gatau kak, gue mau ke kelas dulu ya dah!" Kata Nara dan langsung berlari meninggalkan Samuel, karena melihat expresi yang ditunjukan Samuel.
"Dasar cewek aneh, tapi kok gue deg-degan terus sih" gumam Samuel yang membuat mukanya me-merah.
"Apaan sih! Mustahil dia jadi milik gue".
KAMU SEDANG MEMBACA
SamMer
Teen FictionHatiku masih tetap peduli dan masih melihatmu Karena aku terus berlari keluar dari nafasku Aku masih mengawasimu dari jauh Mengapa aku menjadi seperti ini? Berbeda dari saat aku pertama kali melihatmu Hatiku sedang menuju ke arahmu Jantungku berdeba...