"Bunda! Aku sama Nara pamit mau berangkat ya" ucap Deva.
"Iyaa, hati-hati ya sayang!" Teriak Risa dari arah ruang makan.Deva dan Nara-pun pergi ke sekolah SMA-nya Nara. Hari ini adalah hari pertama Nara, setelah ia sudah resmi diterima menjadi murid di tahun ajaran baru SMA 20 Bandung. Rasa-rasa nya berbeda jika dibandingkan dengan waktu pertama kali Nara datang ke sekolah itu, sebagai peserta MOS. Sesampainya mereka di depan parkiran sekolah, Nara langsung bergegas turun dari mobil nya Deva.
"Nara! Tunggu!" Teriak Deva.
"Apa??" Balas Nara sambil membalikkan tubuhnya kearah Deva.
"Ini tas kamu ketinggalan di mobil" ucap Deva, dan memberikan tas berwarna putih tulang itu kepada Nara.
"Ooh iya, aku lupa, heheee. Makasih ya" balas Nara sambil menepuk jidat.
"Jangan ceroboh lagi" ucap Deva mengingatkan.
"Iyaaa" Nara terkekeh. "Aku duluan ya, kak" lanjutnya.
"Belajar yang bener" ucap Deva. Tapi Nara malah mengabaikan kakaknya itu, dan melanjutkan perjalanan menuju kelasnya.Disepanjang koridor sekolah, Nara terus memperhatikan nama setiap kelas yang dipajang di atas pintu setiap kelasnya. Ia sedang mencari kelasnya. Karena bingung, Nara bertanya kepada siapa saja yang melintas di dekatnya.
"Maaf, permisi, ruang kelas MIA X dimana ya?" Tanya Nara pada cowok itu. (Nama kelasnya aku ngasal yaa, hehe).
".............." yang ditanya hanya diam, tidak menjawab pertanyaan dari Nara. Yang ada, cowok itu hanya memandangi Nara dari kaki sampai puncak kepala Nara. Sepertinya cowok itu terpesona dengan penampilan Nara. Bagaimana tidak? Rambut yang digerai bebas oleh Nara itu terlihat sangat indah. Rambut hitam yang panjangnya sepinggang dan bawahnya yang sedikit ikal membuat Nara terlihat samgat cantik. Ditambah lagi dengan rok yang panjangnya selutut juga jam tangan yang Nara pakai."Halo? Permisi? Ruang kelas MIA X dimana ya?" Nara kembali mengulang pertanyaannya.
"Ehh, i-iya, ma..maaf" gugup cowok itu. "Itu disana" lanjutnya, sambil menunjuk kearah kelas yang ada di ujung koridor di dekat lapangan.
"Ok makasih" ucap Nara sambil tersenyum, tanpa menunggu jawaban dari cowok itu, Nara langsung pergi menuju kelas yang ada di ujung koridor. Namun langkahnya terhenti saat cowok itu berteriak.
"NAMA GUE SAMUEL!" teriak cowok itu, tanpa memperdulikan sekitarnya. Dan tentu saja teriakan dari Samuel berhasil membuat Nara terkejut dan membalikkan badanya kearah Samuel.
"Lu, ngomong ke gue?" Tanya Nara.
"Iya" balas Samuel menghampiri Nara."Nama lu siapa?" Lanjutnya.
"Nama gue?" Tanya Nara.
"Bukan, ibu lu" ucap Samuel tanpa dosa.
"Nama ibu gue Ri--" ucapan Nara terpotong oleh Samuel.
"Nama lu, lah" celetuk Samuel. Samuel terkekeh kecil, ia sangat suka menjaili Nara yang terlihat polos.
"Ohh, nama gue ya. Nama gue Merysanara" ucap Nara sambil tersenyum ramah.
"Cantik" gumam Samuel. Suara itu terdengar samar di telinga Nara, tetapi tidak jelas.
"Ha?" Nara menaikkan alisnya.
"Eng...enggak kok, gak ada apa-apa" gugup Samuel.
"Ok" balas Nara singkat.
"Lu, bilang tadi mau ke kelas MIA X, kan?" Ucap Samuel berusaha untuk mematahkan kegugupannya.
"Iya" .
"Kalo gitu, gue anter" ajak Samuel. Dan tentu saja ajakan dari Samuel itu membuat Nara terkejut. Tetapi Nara tetaplah Nara, ia tidak bisa langsung dekat dengan orang yang baru ia kenal. Nara melihat penampilan Samuel dari atas sampai bawah. Nara mengira kalau Samuel adalah psikopat. Tetapi itu tidak mungkin, karena, setelah Nara melihat penampilan Samuel, ia rasa Samuel bukanlah psikopat.
"Gue bukan psikopat" celetuk Samuel. Entah darimana Samuel mengetahui pikiran Nara saat itu.
"Gak usah, gue bisa sendiri" balas Nara.
"Gue sekalian mau nge-data siswa yang hadir" ucap Samuel. " lu, lupa ya? Gue-kan salah satu anggota OSIS" lanjutnya.Nara terkejut.
"Oh, maaf ya, gue gak tau sorry...... hmm btw lu kelas berapa?" Ucap Nara.
"Gue kelas MIA XI" balas Samuel.
"Ooo" Nara membulatkan mulutnya.
"Yaudah, kita ke kelas MIA X bareng yuk" ajak Samuel.
"Ok" balas Nara.Setelah beberapa menit kemudian. Samuel dan Nara sudah sampai di depan pintu kelas.
"Kok, kaka diem? Katanya mau masuk, sekalian nge-data siswa yang hadir" ucapan Nara tentu saja membuat pandangan Samuel yang sedang memperhatikan penampilan Nara membuyar.
"Ehh, I..iyaa" gugup Samuel.
"Gue masuk kelas duluan ya, kak" ucap Nara.
"I...iy..iya" balas Samuel yang terlihat masih gugup. Entah kenapa jantung Samuel berdetak sangat kencang dan gugup saat di dekat Nara. Ini pertama kalinya ia gugup di dekat seseorang.TERIMAKASIH BUAT YANG UDAH BACA!!!.
Maaf ya kalo kurang seru, heheee.
Jangan lupa vote yaaaaaaa, biar semangat. Wkwwkwk
KAMU SEDANG MEMBACA
SamMer
Fiksi RemajaHatiku masih tetap peduli dan masih melihatmu Karena aku terus berlari keluar dari nafasku Aku masih mengawasimu dari jauh Mengapa aku menjadi seperti ini? Berbeda dari saat aku pertama kali melihatmu Hatiku sedang menuju ke arahmu Jantungku berdeba...