Bagaikan hidup di zaman dahulu
Apa masih pantas saling bertukar surat?
Aku lebih suka berbicara langsung denganmu.21 November 2028
- Samuel S.B Agler"Ok, selesai!" Samuel meletakkan selembar kertas dan pulpen di meja belajarnya. "Duh! Kok gue jadi takut ditolak gini sih!?" Gumamnya.
Drrrt Drrrt
Saku celana Samuel bergetar. Lalu ia meraih handphone nya dan mengaktifkannya.
LINE
KOLANGKALING
Andra Arzadika
Tong hilap isukan senen, gan!
(Jangan lupa besok senin, gan!)Farodet Kartandra
Aya naon kitu, bro?
(Ada apa gitu, bro?)Andra Arzadika
Pembina upacara-na Pak Yudis! Tong hilap sarapan!
(Pembina upacaranya Pak Yudis! Jangan lupa sarapan!)Revan Ervano
Kamu perhatian banget si andraaaaa, jadi sayaankkkFarodet Kartandra
Gelo na ningkat (Gila nya meningkat)Kevin Ardifarga
Emangnya kenapa kalo pembinanya pak Yudis?Farodet Kartandra
Siga-nu teu apal pak Yudis (kaya yang gak tau pak Yudis)Andra Arzadika
Lila pidato-na (Lama pidatonya)Farodet Kartandra
Samuel kamana? (Samuel kemana?)Samuel Agler
HadirohKevin Ardifarga
Tanda-tanda sedang galauRevan Ervano
Kamu gak usah galau mikirin aku, El. Aku baik-baik aja kok :*Samuel Agler
Geuleuh asliFarodet Kartandra
Sudahlah wahai sejuta umat yang ada di grup Kolangkaling. Mari kita tidur berjamaah.Andra Arzadika
Good malam yank:*Kevin Ardifarga
Loba keun istighfar, dra! (Banyakin istifghfar)_____________________________
"Det, nitip surat" Samuel memberikan selembar kertas yang sudah dilipat-lipat olehnya tadi pagi itu kepada Odet.
Odet menatap lekat mata Samuel sekejap tanda mengerti, "Nara?". Samuel mengangguk.
********
Sesudah upacara selesai. Seluruh siswa dan siswi SMA memasuki kelasnya masing-masing.
"Aduuh! Lu pegel enggak, sih? Pak Yudis tadi pidatonya lama banget" keluh Karin."Haha, nanti juga terbiasa" Ucap Nara, "Gue ke kamar mandi dulu ya, Rin". Karin mengangguk lesu.
***
Kali ini suasana di koridor sangat sepi, hanya ada udara segar yang melintas. Dan Nara menikmati perjalannya menuju kamar mandi itu.
Bruuk!
"Aww!" Nara memegang kaki kanannya yang terhantam keras ke lantai.
"Eh, maaf. Gue enggak sengaja" Terdengar seperti suara laki-laki di telinga Nara.
"Bisa berdiri? Sini gue bantu" laki-laki itu menyodorkan sebelah tangannya. Nara mendongakkan kepalanya dan melihat tangan yang terjulur ke arahnya. Lalu ia menggapai tangan laki-laki itu.
"Sakit? Bisa jalan?" Ucap laki-laki itu.
"Bisa kok, tenang aja" balas Nara.
"Sebagai permintaan maaf gue, gue anterin sampe kelas lu, deh".
Dasar cowok, bisa aja modusnya.
"Kok, bengong?".
"Eh! Enggak".
"Oh iya! Gue sampe lupa, perkenalkan nama gue Bagaskara Freaghy Agler, lu?" Tanya Bagas.
"Merysanara, panggil Nara aja. Btw, gue permisi dulu ya".
"Iya, hati-hati kepeleset!" Ujar Bagas.
Bawel banget sih itu cowok.
***
Brrruk!
Aduh! Jatoh lagi, kan. Tadi pas mau ke kamar mandi, sekarang pas mau balik ke kelas. Dasar nasib. Miris banget sih gue.
"Eh maaf enggak sengaja. Lu enggak ap- Nara!" Odet terkejut melihat Nara.
"Oh! Ka Odet, kakak ngapain disini?" Tanya Nara.
"Gue mau ke kamar mandi" Balas Odet, sambil membantu Nara berdiri, lalu Odet teringat akan satu tugas penting, "Oh iya! Nih, dari Samuel" Odet memberikan kertas yang daritadi ia bawa.
"Makasih" Nara mengambil kertas itu dan memasukkan ke dalam saku bajunya, "Gue ke kelas duluan ya, kak". Ucap Nara sambil berlalu meninggalkan Odet.
Udah ya gitu aja dulu. Hehe.....
Maaf ya updatenya lama pake banget soalnya lagi sibuk, hehe.Thanks<3...
Maaf ya kalo ceritanya gaje
KAMU SEDANG MEMBACA
SamMer
Teen FictionHatiku masih tetap peduli dan masih melihatmu Karena aku terus berlari keluar dari nafasku Aku masih mengawasimu dari jauh Mengapa aku menjadi seperti ini? Berbeda dari saat aku pertama kali melihatmu Hatiku sedang menuju ke arahmu Jantungku berdeba...