Saat itu, aku masih kecil, tidak tahu apa-apa.
Kedua orang tuaku sangat protektif terhadapku, mengontrol kemana pun aku pergi dan tak boleh bermain di luar bersama teman sebaya.
Padahal selama penglihatanku tak ada satu pun teman sekolah yang memiliki penyakit itu. Jika ada pun mereka tak akan pergi ke sekolah, pasti ditangani oleh dokter untuk menjalani perawatan di rumah sakit. Itu yang kutahu.
Mentari perlahan menuju tempat peristirahatannya, hari itu jalan sekitar apartemen begitu lengang—aku melihatnya dari lantai kelima belas. Dari balik kaca jendela kamar aku hanya duduk termangu, menghembuskan napas ke kaca, menggambar bunga tanpa tangkai.
Saat itu, aku sangat bosan karena tidak diperbolehkan keluar rumah, sekolah pun diliburkan. Satu-satunya yang bisa menghiburku hanyalah mp3 pemberian oniichan yang memutar satu lagu kesukaanku. Euterpe, lagu yang dinyanyikan oleh vokalis EGOIST, namanya Inori.
"Minori, sebentar lagi makan malam selesai. Keluarlah dari kamar!" Ibu masuk tanpa mengetuk pintu, memperingatkanku dan pergi begitu saja tanpa menutupnya kembali.
"Iya...," balasku lemah.
Aku bangkit dari sisi jendela, mengalihkan pandangan ke pintu. Sebelum beranjak keluar kamar aku kembali menatap langit di luar sana. Cahaya oranye semakin lelap, langit siap menyambut kegelapan. Saat itu aku tidak menerka 'kegelapan' itu yang membawa malapetaka.
Sedetik kemudian langit tanpa sinar menutup penglihatan. Listrik padam seketika. Tanpa penerangan aku tidak dapat memastikan apa yang sedang terjadi. Kedua mataku terbelalak dalam kegelapan. Sisi lain pandanganku menatap adanya sinar kemerahan menyambut, langit bagai gaun hitam yang dihiasi pita merah.
Saking takut apa yang akan terjadi aku segera melangkah mencari ibu ke luar. "Ibu—" Sayangnya aku tidak berhasil melangkah sedikit pun maupun memanggil ibu.
Seluruh tubuhku mengeras tiba-tiba, suaraku tercekal di tenggorokan, napasku tersengal, terakhir yang bisa kupastikan hanyalah pandangan yang kabur dan semakin gelap.
Gelap menuju kehampaan....
⚫⚫
➖➖⚫❄⚫➖➖
⚫⚫Juni 2044.
Nishioui, Shinagawa-ku.
Shirokawa Girls High School."Penyakit ini dipicu oleh Apocalypse Virus. Virus ini menimpa Jepang tahun 2029. Virus ini pertama kali terdeteksi di Tokyo dan memakan banyak korban. Tragedi itu pun dikenal sebagai Lost Christmas. Sepuluh tahun kemudian kejadian ini kembali menimpa negara kita, bahkan seluruh penjuru dunia...."
Ya. Kejadian itu terjadi secara mendadak.
Malam seakan terasa singkat. Aku dapat merasakan seluruh tubuhku membeku akibat virus tersebut menjalar di seluruh pembuluh darah, dan mulai menebalkan seluruh indera. Sesaat aku yakin melihat tanganku mengkristal—kristal ungu yang ditakuti orang dewasa, membungkus seluruh tubuhku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Guilty Crown: The Righthand of Eve ~She's the Queen~ [END]
Science FictionRevisi terbaru dari fanfiksi Guilty Crown: The Righthand of Eve. [Blurb] Toyone Minori ialah salah seorang anak yang selamat dari tragedi Apocalypse Virus keempat lima tahun yang lalu. Kini ia adalah seorang gadis SMA yang menjalani kehidupan selay...