19 ~ Tragedy

47 8 2
                                    

December 2044.
Unknown place.

Pria bertubuh jakung itu membuka mata. Awalnya begitu berat, penglihatannya jua belum pulih total setelah tidur entah berapa lama-ia tidak ingat maupun tidak tahu hari ini tanggal apa maupun jam berapa. Pria itu Ares, orang yang sudah ditunjuk sebagai perwakilan Da'ath menangani sang pemegang Kekuatan Raja baru. Sayangnya jati dirinya kini sudah dilucuti oleh organisasi misterius itu sendiri.

Ares mengerang. Ia masih dapat merasakan sekujur tubuhnya perih setelah baku hantam dengan Yuu-salah satu pemegang kekuasaan tertinggi di Da'ath. Tubuhnya tidak dapat bergerak leluasa karena ia tengah diikat dengan rantai besi ke tiang yang terasa dingin. Begitu penglihatannya telah beradaptasi dengan cahaya remang ruangan, barulah ia sadar ia masih ada di markas rahasia, di ujung koridor tersepi.

"Sial!" umpatnya dengan nada lirih-suaranya tidak dapat mengeras karena rahangnya masih terasa sakit.

Ares merasa diri begitu bodoh karena sudah dipermainkan. Padahal selama ini ia sudah berusaha begitu keras, belajar tanpa lelah, menjadi orang pilihan, diberikan kepercayaan, ia yakin akan meraih kesuksesan dan melampaui ekspektasi para petinggi Da'ath. Kenyataannya Da'ath sengaja memberikan barang gagal-Dai itu sendiri, tanpa adanya pendamping-dalam kata arti seorang 'Eve'. Mungkin mereka memang tengah menguji kehebatan Ares sebagai peneliti muda nan cemerlang, atau memang mereka tengah bermain-main.

"Hari ini peranmu sebagai perwakilan telah berakhir," begitulah ujar Yuu yang tiba-tiba datang membawa beberapa 'pekerja kasar' untuk meratakan seluruh kerja keras Ares selama ini.

"Apa maksudmu?" Ares berusaha membela diri maupun menyelamatkan semua datanya, tapi sayang ia kalah jumlah. Peneliti lain maupun bodyguard yang disewanya dengan mudah dilumpuhkan oleh para 'pekerja kasar' tersebut. Terpaksa Ares menghadapi Yuu seorang diri tanpa mengingat nasib Dai. Ia kalah dalam hal prioritas maupun fasilitas senjata. Ia tidak akan mendapatkan pembelaan dari Da'ath sedikit pun. Secara naluri, ia mengalah.

Sebelum pingsan, Yuu berkata padanya, "Tenang saja, semua usahamu tidak akan kusia-siakan. Tunggulah tanggal mainnya!"

Ares menegakkan badan, menyandarkan punggung ke besi dingin di belakangnya. Ah, semua sudah selesai. Ia masih kecewa namun tetap tidak berdaya. Kalah telak sejak awal. Ia bukanlah tandingannya Yuu. Sejak mendapat tugas pun ia sudah memikirkannya, tapi terus menyemangati diri untuk bisa melaksanakan tugas sebagai bagian Da'ath yang sangat ia kagumi.

Ya. Ia akan menunggu tanggal main yang ditetapkan Yuu. Hingga saat itu tiba ia bisa terbebas dari segala rasa dendam dan dengki yang masih bergumal padat dalam hatinya terhadap kakaknya itu. Anehnya, meski Yuu mempermainkannya, ia begitu membenci pria dengan tubuh tetap seperti anak-anak itu, malah rasa kagumnya semakin kuat. Biarlah, ia menikmati rasa sakit dan pengkhianatan tersebut. Memang sejak awal tidak mungkin Yuu mengalah demi seorang adik yang lahir dari rahim berbeda. Di masa depan maupun di masa lalu, ia dan Yuu adalah orang yang tidak akan pernah bisa bekerja sama, dalam keluarga maupun di Da'ath.

"Kasihan Dai," ungkapnya pelan teringat apa yang akan dilakukan Yuu pada anak laki-laki yang baru genap berusia empat belas tahun. "Malang sekali nasib mereka berdua," tambahnya baru mengingat eksistensi gadis yang disandera Dai.

 "Malang sekali nasib mereka berdua," tambahnya baru mengingat eksistensi gadis yang disandera Dai

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Guilty Crown: The Righthand of Eve ~She's the Queen~ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang