~Epilog~

36 4 1
                                    

Januari, 2045

SMA Swasta Tennouzu

"Kali ini kita kedatangan teman baru lagi. Ayo, Anak Baru, perkenalkan dirimu."

Gadis manis dengan senyuman riang itu membalas sapaan seluruh pandangan mata padanya. "Perkenalkan, namaku Miyoshi Kayo. Aku sahabatnya Toyone Minori-chan! Aku pindah karena aku tidak bisa pisah dari sahabatku tersayang~!"

Aku hanya bisa terkekeh dalam hati begitu semua mata di kelas menujukku. Sementara anak baru yang berdiri di samping wali kelas melemparkan ciuman padaku berkali-kali.

"Kalau begitu, kamu ambil tempat duduk di sebelah Toyone-san, ya! Karena kalian berteman baik---"

"Sahabat sehidup-semati, Ibu Guru." Kayo mengoreksi statusnya.

Ibu Guru hanya tertawa kecil. "Kamu bisa bertanya banyak hal padanya, walau Toyone-san juga baru masuk di sekolah ini."

Kayo dipersilakan duduk. Ia diberi kursi tepat di sebelah kananku. Gadis itu tampak ceria seakan kejadian sebulan yang lalu bukanlah perkara sulit.

Saat itu aku bernyanyi dengan sungguh-sungguh, sekuat hati, berharap laguku terdengar oleh semua orang, menyembuhkan mereka semua. Namun aku tidak menyadari tenagaku tidak sebanding dengan harapanku. Terakhir kuingat, tahu-tahu aku sudah berbaring di atas kasur empuk nan hangat.

Rupanya aku pingsan karena kehabisan tenaga dan baru terjaga seminggu kemudian. Selama aku tertidur, pihak SHIP Foundation bekerjasama dengan pemerintah untuk menanggulangi penyebaran virus. Kinerja virus dapat teratasi berkat obat yang diteliti oleh Ouma Haruka-san beserta rekan. Tidak hanya itu, Tamadate-san melakukan penelitian dengan laguku---saat itu ia merekam suara nyanyianku. Dan rekaman itu secara bertahap diputar di berbagai rumah sakit. Resonansi dari lagu itu dapat meleburkan virus.

"Perlahan tapi pasti kami berjuang melawan virus." Begitulah kata Haruka-san sekaligus menghiburku. "Jangan memaksakan dirimu. Kamu sudah sangat banyak turut andil dalam pertarungan yang lalu. Kamu kembali dengan selamat sangat kami syukuri."

Setelah kondisiku stabil, barulah mereka memberitahu kondisi Kayo dan Dai. Mereka berdua diisolasi, diberikan perhatian khusus di laboratorium. Aku telah siuman, tapi Kayo masih terbaring lemah, tak membuka mata sekali pun. Sungguh hebat kini ia sudah sehat dan tersenyum seperti dulu. Yang aku takutkan ia memaksakan diri untuk tersenyum kembali.

Omong-omong, kabar duka datang dari orang tuanya Kayo. Mereka menjadi korban tak terselamatkan saat kejadian lalu. Kayo tidak merasa syok akan kabar itu. "Sejak dulu mereka tak mempedulikanku." Apa karena itu kamu tidak peduli karena mereka telah tiada?

Kayo dan Dai masuk ke daftar anak yatim-piatu akibat kecelakaan lalu. Namun pihak SHIP mengambil alih hak asuh mereka, sehingga keduanya tetap tinggal di gedung organisasi tersebut. Jua berarti pihak pemerintah tidak lagi menanyakan asal-usul Dai. Tampaknya Ouma-san masih merahasiakan keberadaan Dai. Apalagi anak itu memiliki kekuatan raja di tangannya.

Aku pun bicara pada ibu dan Mamo-nii. Bahwa aku secara tidak sengaja mengetahui statusku sebagai anak angkat. Mereka pun berkata jujur tentang asal-usulku. Karena mereka telah mengungkapkan fakta, aku pun tak segan lagi mengungkapkan keterikatanku dengan Inori-san cukup dekat. Lewat kekuatan raja, aku dapat merasakan benang merah kekeluargaan dengan gadis itu.

Kini kami sekeluarga tinggal di Roppongi. Ibu dan Mamo-nii bekerja di SHIP Foundation. Ibu langsung menjadi tangan kanan Haruka-san setelah tahu bahwa Nishida Jun-san, dia yang telah memberikanku serum berisi kekuatan raja itu. Sejak apocalypse ia telah menghilang. Sampai sekarang jejaknya menjadi buronan organisasi.

Guilty Crown: The Righthand of Eve ~She's the Queen~ [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang