I AM WHO
Author: pluviophilie
Cast: Cha Eunwoo (ASTRO), Jung Chaeyeon (DIA)
Genre: I'm not really sure, sorry :"
Disclaimer: Casts belong to God, their parents, agencies, and fans. But the story is mine.
***
Rasa dingin itu kembali menyeruak menembus tulang. Aku masih terpejam, pikiranku pun masih asyik terlarut dalam mimpi indah. Namun, dari ujung jari yang bisa merasakan segarnya embun, aku tahu hari sudah menjelang pagi.
Dengan enggan aku membuka mata, membiarkan secercah cahaya masuk melalui retina. Aku tertidur sambil duduk, di atas rumput yang indah nan lembut. Di depanku terhampar sungai yang cantik, dengan pantulan lampu kota terpancar di permukaan airnya. Walaupun matahari belum menampakkan wujudnya, orang-orang terlihat bahagia. Tetapi, aku tidak tersenyum seperti biasanya, entah mengapa. Aku tidak tahu alasannya. Jadi, aku membiarkan tubuhku bangkit. Terbawa insting menyusuri jalan setapak yang disebut—aku mendengar orang-orang di sebelahku menyebutnya—Hangang.
Di kiri jalan, di bawah pohon besar berdaun rimbun, aku melihat seorang laki-laki yang—sepertinya—sebaya denganku. Warna rambutnya aneh. Seperti warna tomat muda yang baru tumbuh dari pohonnya—merah menyala. Wajahnya terlihat segar dan, eum... tampan. Namun, yang menarik perhatianku tidaklah rambutnya. Bukan pula wajahnya. Melainkan benda-benda berkilauan yang ia letakkan di dalam sebuah kotak kaca di depan tempatnya duduk.
"Uhm... halo?"
Dia menyapaku. Oh, aku pasti telah memandangi benda itu terlalu lama.
Aku pun mendekat. Dengan ragu melangkah mendekati si pria tampan.
"Hey!" sapanya lagi.
"Uhm.. halo?" balasku kikuk.
"Aku melihatmu memandangi gelangku sangat lama, apa kau tertarik?"
"Gelang?" tanyaku.
Ia mengangguk. "Iya, gelang. Benda-benda berkilauan ini," ia menunjuk benda di dalam kotak kaca itu. "namanya gelang."
Aku menatapnya bingung. Aku seperti orang linglung. Pria ini berbicara sangat cepat dan banyak, dan aku sama sekali tak mengerti apa yang ia katakan. Apa aku tertidur terlalu lama?
Ia menghela napas, namun tak melunturkan senyum indah yang terpatri di wajah tampannya. Ia membuka kotak kacanya, mengambil salah satu benda yang ia sebut "gelang" itu dan memperlihatkannya kepadaku. Benda itu sangat indah, sungguh. Warnanya ungu, dengan corak-corak samar berwarna hijau. Aku berani bertaruh aku melihat butiran-butiran putih berkilauan di dalamnya.
"Indah bukan?" ujarnya.
Aku mengangguk.
"Boleh aku lihat tanganmu?"
Aku mengulurkan tanganku. Sedikit perih saat terkena sinar matahari. Namun saat pria itu tiba-tiba memasangkan gelang di pergelangan tanganku, rasanya semua rasa perih itu menguap terbawa angin. Benda ini terlihat beratus-ratus ribu kali lebih cantik saat terpasang di tanganku. Astaga! aku tak percaya akan jatuh cinta sedalam ini kepada sebuah benda mati.
"Cantik sekali." Kata pria itu sambil memandangi gelang di pergelangan tanganku. "Siapa namamu"
Atensiku teralihkan untuk sesaat karena mendengar kata-katanya. Nama?
"N- nama? Apa itu nama?"
Pria itu tampak bingung. Ia menggaruk tengkuknya dan berdeham.
"Kau benar-benar tidak tahu?"
Aku menggeleng.
"Nama itu adalah sebuah identitas— sebutan, yang digunakan untuk membedakan satu sama lain. Setiap orang di dunia ini memiliki nama." Jelasnya
"Bahkan binatang atau tumbuhan sekalipun?"
Pria itu mengangguk.
"Wah, terdengar menarik." Ucapku. "Lalu apakah kau memiliki nama?"
"Ya, Namaku Eunwoo, Cha Eunwoo."
"Ah, Cha Eunwoo... terdengar indah."
Aku tersenyum, menggoyang-goyangkan gelang di pergelanganku yang terkena pantulan sinar matahari.
"Kalau begitu, apakah kau tahu namaku?"
***
Keesokan harinya, aku terbangun di tempat yang sama dan dalam keadaan yang sama. Bedanya, hari ini aku memakai gelang yang diberikan Eunwoo kemarin hari. Ah, ngomong-ngomong soal pria itu, kami berbincang-bincang tentang banyak hal pagi itu. Dia juga mengajarkanku banyak kosakata baru. Katanya, dia adalah seorang mahasiswa di sebuah kampus ternama. Ia tinggal sendiri, dan rumahnya tak jauh dari taman ini. Eunwoo adalah pria yang baik. Gelang ini mahal, tetapi ia dengan murah hati memberikannya secara cuma-cuma kepadaku.
Hari ini, dia akan membantuku mencari namaku. Kemarin, ia menanyakan nama orang-orang yang datang untuk membeli gelangnya. Semua orang memiliki nama yang indah dan cantik! Maka dari itu, aku bergegas kembali ke bawah pohon besar tempat Eunwoo biasa menggelar dagangannya, dan kita akan bertemu seperti yang ia janjikan.
Eunwoo datang tak lama kemudian, tanpa kotak kaca dan gelang-gelang berkilauan.
"Halo, sudah lama menunggu?" sapanya sembari tersenyum.
Aku menggeleng. "Selamat pagi, Eunwoo."
***
Eunwoo membawaku ke sebuah taman luas yang berumput hijau. Taman ini sepi, tidak seperti Hangang. Hanya ada beberapa orang berpakaian hitam yang duduk sembari mengobrol. Eunwoo mengajakku berjalan ke bagian paling belakang lapangan. Melewati jalan setapak yang hening hingga sampai di sebuah lapangan yang gersang dan sempit.
"Bagaimana, Eunwoo? Kita sudah menemukan namaku?"
Eunwoo mengangguk dan tersenyum. Ia menunjuk sebuah batu berkilau yang menancap di sebelah lubang besar.
"Itu, namamu." Katanya
Aku mendekati batu itu dan berjongkok untuk memastikan aku dapat membacanya dengan jelas.
"J- Jung, Chae- yeon?"
Eunwoo mengangguk.
"Nama yang indah, bukan?" kata Eunwoo.
Aku tersenyum senang.
"Terimakasih, Eunwoo! Kau memang benar-benar pria yang baik!"
Aku terus memandangi batu itu. Sama berkilaunya dengan gelangku. Jung Chaeyeon, Jung Chaeyeon, Chae, Yeon. Astaga! Memikirkannya saja sudah membuatku senang bukan kepalang.
"Oh iya, Eunwoo, Jika aku memiliki nama—sama sepertimu, apakah aku juga memiliki rumah?" tanyaku.
Eunwoo mengangguk lagi. Ia menunjuk lubang besar yang terletak di sebelah batu itu.
"Itu tempat tinggalmu, aku rasa kau bisa tidur dan beristirahat disana untuk sementara." Ucapnya.
"Baiklah, terimakasih, Eunwoo-ya!"
Aku pun segera masuk ke dalam lubang itu. Menidurkan tubuh lelahku di dalamnya. Ah, tak buruk juga. Lubang ini teduh dan sejuk. Sangat cocok untuk tempat beristirahat. Jadi, aku tidak perlu tidur sambil duduk lagi.
Aku memejamkan mataku dan tersenyum untuk kesekian kalinya di hari ini. Aku punya nama, teman yang baik, dan rumah. Ah, akhirnya aku bisa benar-benar memulai kehidupan. Terimakasih, Eunwoo-ya!
END
Hello, Long time no see!
Maafkan ceritaku yang gaje ini. Alur tidak jelas dan plot yang berantakan :" Tapi setelah baca fanfic ini, apa kalian punya teori tentang apa yang terjadi pada Chaeyeon, Apa yang dilakukan Eunwoo dan apa tujuan dia melakukannya? Lemme know!
KAMU SEDANG MEMBACA
Nama
FanfictionSetiap cerita ditulis dengan penuh makna oleh staf dan pelanggan Flow de Mémoire Café. ©FDM 20180916 . Selamat hari jadi ke-875. Selamat menikmati karya kami. . Tertanda, Flow de Mémoire Café. Because every moment is precious.