2 2 - "Tidak semudah itu, Ferguso."

2.2K 311 15
                                    

"Hah? Pion?"

"Apa maksudmu?" tanya Clark mengintimidasi.

Nikolai membalikkan badannya, menatap alam himalaya yang tentram dan damai. Nikolai menghela napasnya sebelum akhirnya berujar,"Kita akan melawan Monsleardar itu. Semua persiapan ini sudah dilakukan sejak bertahun-tahun yang lalu."

Nikolai kembali menghadap kakak beradik yang menatapnya dengan raut serius yang penuh ketegangan dalam tiap napasnya. "Dan kalian adalah lawan mosleardar yang sudah kupersiapkan sejak lama," katanya penuh penekanan.

"Awalnya aku tak punya rencana dengan kalian. Tetapi melihat bagaimana potensi gen yang kalian miliki, aku berinisiatif untuk melatih kalian," Jelas Nikolai. Tangan pria itu meraih sesuatu di udara lalu muncul sekumpulan tombol transparan. Jari-jemarinya menyentuh tombol-tombol itu dan menampakkan opsi beberapa program hingga akhirnya muncul sebuah file berisi data-data lama.

"Ini adalah salinan asli dari laporan kesehatan kalian, ada semacam gen buatan yang membuat kalian tetap bertahan hidup dalam laboratorium tempat kalian ditemukan yang sudah tercemar," kata lelaki berusia 35 tahun itu, dia menunjukkan data-data setiap bagian tubuh kedua anak itu ketika masih dalam tabung.

"Jadi, gen apa yang membuat kami bertahan hidup?" tanya Valerie dengan sedikit penasaran.

Nikolai membuka file lain berisi data sebuah tanaman kecil seperti bayam tetapi warnanya lebih terang dan segar.

"Divisi genetik laboratorium negara telah berhasil meneliti unsur pembentuk sebuah tanaman yang diberi nama B77e9T. Dalam spesies ini terdapat satu juta titik biru aktif yang membuat tanaman ini tetap hidup di tanah banyuwangi yang sudah tercemar limbah perang."

"Cih! Apa hubungannya dengan kami?!" tanya Clark kesal karena telingannya sudah panas mendengar penjelasan ilmiah Nikolai.

Nikolai menatap Clark tak percaya. "Kau masih belum menyadarinya? Sel aktif itu adalah sel yang sama yang membuat kalian tetap bertahan hidup bahkan tumbuh tanpa asupan nutrisi di dalam tabung pecah yang mengalirkan gas beracun dalam laboratorium 17 tahun yang lalu!" kata Nikolai membuat Clark terdiam.

Hening.

Clark masih menatap sel-sel kebiruan dalam gambar hologram. Sedangkan Nikolai yang masih menatap Clark tampak jenuh dengan ketidaksabaran remaja itu.

"Jadi, apa nama selnya?" tanya Valerie mencairkan suasana.

Nikolai menggelengkan kepalanya. "Belum diberi nama. Divisi Genetik masih menunggu persetujuan presiden untuk melakukan percobaan penggunaan sel itu pada mahluk hidup," jawabnya.

"Apa yang menciptakan kami memang mereka?" tanya Valerie.

Nikolai terdiam.

"Iya."

"Dan mereka juga yang meninggalkan kami di laboratorium hancur itu?" tanya gadis berwajah pucat itu sekali lagi dengan tatapan memelasnya.

Nikolai hanya mengangguk, tak berani melanjutkan karena dia tahu yang terjadi pada Valerie selanjutnya adalah tangisan gadis itu yang mulai pecah. Detik berikutnya lelaki yang menjabat sebagai Kepala Departemen Teknologi dan Informasi Itu memberi isyarat agar Clark membawa adiknya pergi dan menangkannya.

Clark mengangguk dan membawa Valerie dalam rangkulan tangan kekarnya.

Sedangkan Nikolai kembali menutup berkas-berkas hologramnya dan membalikkan badan menatap hamparan kehijauan sekitaran himalaya dengan hati yang berkecamuk akan kekhawatiran.

Entah sudah yang keberapa kali dia menghela napas, yang jelas helaannya semakin panjang tatkala ponselnya berdering dan menampakkan informasi panggilan masuk dengan nama 'Master' tertera di layarnya sebagai inisial penelepon.

Time Explorer: VastataTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang