Stay

94 1 0
                                    


Yoongi menatap sedih wajah kawannya yang tertidur di sofa. Ia menghembuskan nafas frustasi, dan menahan emosinya untuk menangis. Tinggal ia dan Jimin yang ada di ruangan ini, semua member bergegas menyusul Tae ke rumah sakit. Ia tetap disini karena Jimin belum sadar dari shock'nya. Yoongi termenung, ia terlihat sangat kacau, rambut hitamnya terlihat acak-acakan, dan  matanya yang sembab memperlihatkan bahwa ia terpukul atas kejadian hari ini. Yoongi tidak pernah membayangkan akan kejadian  seperti ini, fikirannya tidak pernah sampai kesana. Ia tidak pernah khawatir menjadi seorang idol selama beberapa tahun terakhir, tapi kejadian ini sungguh membuatnya sadar dengan bahaya yang mengintai mereka.

Yoongi melihatnya

Ia melihat perempuan yang memegang pistol itu dalam keramaian penonton, menyembunyikannya dalam jaket. Ia sempat memicingkan mata atas apa yang dilihatnya, lalu kemudian semuanya terlambat. Perempuan itu mengeluarkan benda itu secara tiba-tiba dan menarik pelatuknya. Yoongi segera menunduk mencari keselamatan, lalu matanya melihat Taehyung yang berdiri tak jauh di sampingnya terpaku, dengan wajah kaget. Ia meraba area perutnya dengan napas tertahan. Lalu ia terjatuh berlutut. Yoongi yang menyadari itu segera berlari

"Tae, astaga...astaga"

Suara Yoongi bergetar, ia melihat kaus yang dikenakan Taehyung perlahan berubah menjadi merah.

"Someone, please HELP"

Yoongi berteriak sekencang mungkin, ia menumpu kepala Taehyung dengan lengannya.

"hy...hyung..." ucap Taehyung terbata,

"You'll be alright, you'll be alright Tae. PLEASE SOMEONE HELP HIM"

Yoongi kalut, ia melihat air mata di pelupuk mata Taehyung yang berusaha menahan sakit. Ia tak sadar jika air matanya telah turun, tubuhnya ditarik kebelakang saat paramedis datang. Ia tak bergeming, masih melihat sahabatnya dengan menangis keras.

"Mianhe" ujar Yoongi dalam hati
"Mianhe Taehyung-ah "

Ia tak pernah merasa sebersalah ini  dalam hidupnya.

Yoongi menyisirkan tangannya pada rambut Jimin ketika pemuda itu bergerak gelisah dalam tidurnya sebelum ia membuka mata
"Yoongi hyung, kenapa aku disini?" Tanya Jimin dengan polosnya. Hati Yoongi mencelos, ia tak berani menjawab pertanyaan itu. Ia hanya diam dan membuat Jimin menhernyitkan alisnya. Ia tak ingat bagaimana ia tertidur di sofa, ia berada di panggung dan -

"TAE..."

Jimin menyerukan nama Taehyung. Kepanikan muncul kembali dalam dirinya, ia ingat, ia ingat sekarang kenapa ia ada disini.

"Hyung, dimana yang lain? Apa mereka sudah dirumah sakit? Ayo kita kesana sekarang"

Jimin berbicara dengan nada khawatir. Belum sempat Yoongi membalas, Jimin bangun dari sofa dan segera berdiri lalu beranjak keluar dari ruangan. Yoongi mengikutinya dan mencoba meraih pundak Jimin, mencoba menenangkan dongsaengnya itu. Mereka menemui manajer mereka yang lain, ternyata manajer mereka sudah menunggu di luar ruangan. Tanpa ba-bi-bu mereka menuju mobil. Jimin serta Yoongi duduk didalam mobil tanpa mengatakan sepatah kata pun. Manajer mereka yang sedang menyetir juga fokus pada jalan. Yoongi menatap pada layar handphonenya

23.15

Lalu bunyi dering telfon memecah keheningan.

"Hallo"
"Ya. Aku sedang perjalanan"
"5 menit lagi sampai"
"Mereka baik-baik saja. Jangan khawatir"

Yoongi dapat mendengar suara Sejin di seberang telfon. Ia menoleh kearah Jimin yang menyandarkan kepalanya pada kaca pintu mobil dengan mata terpejam. Ia mengerti Jimin, jika ia sedang bersedih ia akan berdiam dengan pikirannya dan mencoba menenangkan hatinya. Oleh karena itu Yoongi memilih untuk diam dan menggenggam tangan Jimin sebagai tanda bahwa mereka akan menghadapi semua ini bersama.

Mereka harus kuat demi Taehyung

Mobil berhenti di area parkiran Los Angeles medical center. Mereka bergegas keluar, security sudah menunggu mereka di pintu masuk khusus. Karena menurut info yang mereka dapat, sudah banyak wartawan lokal yang menunggu di lobby.

*

Jungkook menenggelamkan kepalanya diantara kedua lututnya. Ia dan para member lainnya sedang menunggu Taehyung yang mejalani operasi sejak 1 jam yang lalu di sebuah ruangan khusus. Ia terus berdoa dalam hati agar hyung'nya itu dapat selamat. Ia tak akan meminta yang aneh-aneh lagi mulai dari sekarang. Ia hanya ingin Tuhan menyelamatkan Taehyung.

Cklek

Pintu terbuka dan menampilkan Jimin serta Yoongi di belakangnya masuk kedalam ruangan

"Bagaimana?" Jimin langsung bertanya

"Operasinya belum selesai Jimin-ah" suara Hoseok menyahuti. Pria itu duduk diantara Namjoon dan Seokjin yang menatap mata Jimin dalam.

Jimin melemaskan tubuhnya yang menegang sepanjang jalan, lalu menghampiri para hyung'nya. Namjoon berdiri dan melebarkan tangannya, ia memang membutuhkan pelukan.

"Aku takut hyung" suara Jimin seperti rintihan bagi Namjoon. Namjoon mengelus punggung Jimin beberapa kali

"Kita semua harus berdoa" ujarnya menenangkan Jimin.

Jimin mengangguk pelan dan melepaskan pelukan itu. Jimin berjalan menghampiri Jungkook dan duduk di sebelahnya. Ia bisa melihat maknaenya itu masih menangis dalam diam. Ia menggenggam tangan Jungkook, lalu merengkuhnya dalam pelukan. Saling menguatkan satu sama lain, sebelum akhirnya pintu terbuka menampakkan pria berjas putih yang ia yakini sebagai dokter yang menangani Taehyung mereka.

"Bagaimana keadaannya?" Tanya Jimin penuh harap

....................

FALL - Hurt Story Of BtsTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang