Taehyung bersiul pelan, ia menyusuri jalan menuju ruang dance practice. Suasana sangat sepi hingga ia bertemu dengan salah satu staff yang bekerja di kantor mereka. Wanita yang mengenakan baju cleaning service itu sedang membersihkan lantai. Tapi yang menjadi perhatian Taehyung adalah wanita paruh baya itu memiliki wajah yang pucat, hampir seputih kertas.
Taehyung berjalan mendekati wanita itu"Jeogiyo...apa kau sakit? Wajahmu pucat sekali" ujar Taehyung lembut.
Baru saja Taehyung ingin menyentuh pundak wanita itu, Taehyung menyadari sesuatu di bawah sepatunya. Wanita ini mengepel cairan merah yang Taehyung yakini sebagai darah. Taehyung terkesiap, sebelum ia menegakkan kepalanya, wanita itu menyentuh bahunya dan menodongkan senjata di bawah dadanya. Sorot mata yang tak bisa ditebak dan ekspresi datar menghiasi wajah wanita itu.
"Kau harus mati"
"DORR"
***
Taehyung tersentak bangun, keringat mengucur dari dahinya, ia memegang dadanya, nafasnya tersengal. Kemudian Ia merasakan sebuah tangan menyentuh pundaknya, dan berusaha menenangkannya
"Tae, hey.. sushhh its okay... its fine, you're okay now... you're safe" suara itu mengalun pelan dan perlahan Taehyung memandang wajah sahabatnya, Jimin. Pria itu melepaskan sentuhannya pada pundak Taehyung dan beralih menggenggam tangannya
"Bad dream huh?" Tanyanya lembut
Taehyung mengedipkan mata dan menjawab pertanyaan Jimin dengan sebuah anggukan.
"Aku senang kau sudah sadar" ujar Jimin dengan senyumnya yang merekah
"What time is it Jiminah? How long did I..?" Taehyung berusaha untuk mengetahui berapa lama ia tidak sadar.
"Sekarang jam 10 pagi, kata Jungkook kau sadar tadi malam tapi dokter terpaksa harus menidurkanmu lagi karena kau berteriak dan meronta" Jimin memelankan suaranya di akhir kalimat, tak ingin menyinggung perasaan Taehyung yang baru saja siuman.
"Oh" jawab Taehyung singkat.
"Dimana yang lain?" Tanyanya kembali karena hanya ada Jimin yang menungguinya di ruangan serba putih ini"Jungkook dan Hobi baru saja pulang, Namjoon hyung dan Suga hyung sedang mengurus hal penting bersama Sejin hyung. Dan Jin hyung sedang membeli minuman dikafetaria" jelas jimin singkat
Taehyung menelaah wajah sahabatnya itu. Wajah Jimin terlihat lelah dengan mata yang sedikit sembab. Ia memikirkan hal yang sama pasti terjadi pada member yang lainnya. Mata Taehyung memanas seiring dengan isakan kecil yang kini mulai keluar dari bibir pucatnya.
Jimin yang melihat sahabatnya menangis seketika merengkuh tubuh ringkih itu dengan hati-hati. Menepuk pelan punggungnya sambil membisikkan kata-kata menenangkan, saat dikira Taehyung sudah mulai tenang ia melepas pelukannya dan menghapus air mata yang membekas di pipi sahabatnya itu"You're okay now. I need you to be strong Taehyungah and We'll going to get through this together"
***
Sudah seminggu sejak Taehyung sadar dan sudah 10 hari semenjak kajadian penembakan itu. Kini Taehyung diperbolehkan untuk pulang. Pria itu memaksa bahwa dirawat dirumah akan membuatnya jauh lebih baik.
Kim Hyeri, wanita paruh baya yang merupakan ibu Taehyung itu sedang memasukkan barang-barang ke dalam tas. Yah untuk sementara waktu Taehyung tidak langsung pulang ke dorm BTS. Orangtuanya meminta agar Taehyung tinggal bersama mereka untuk beberapa hari. Para member juga tidak bisa berbuat apa-apa dengan keputusan yang disetujui Taehyung tersebut karena mereka tahu Taehyung sangat menyanyangi keluarganya dan pada saat ini ia membutuhkan keluarga untuk berada di sampingnya.
"Jaga dirimu maknae" ujar Hobi dengan mata yang telah basah
"Hyung, aku hanya pergi ke Daegu untuk beberapa hari. Tidak usah alay hyung, dan aku bukan maknae" balas Taehyung dengan mengerucutkan bibirnya
Namjoon terkikik mendengar kata-kata Taehyung, ia bersyukur Taehyung sudah bisa tersenyum dan tertawa. Meskipun ia selalu bermimpi buruk tiap malam dan bangun dengan nafas menderu. Ia yakin Taehyung mempunyai trauma yang sangat besar atas kejadian ini. Ia tak tau bagaimana cara menghadapi Taehyung saat traumanya itu menghambat Taehyung untuk kembali menjadi seorang idol.
"Sudah Tae?" Tanya Hyeri yang sudah menenteng 2 tas besar.
"Mr. Kim jangan lupa untuk minum obatmu, mengganti perban 1 hari sekali dan check up ke rumah sakit 1 minggu sekali" ujar dokter bermarga Park itu sambil tersenyum dan permisi untuk menemui pasien lain.
"Sesampainya di korea kau harus langsung istirahat. Jangan main game" kali ini maknae asli mereka yang berbicara
"Ya ya ya, kalian terus saja menceramahiku dari tadi pagi. Aku sudah tidak apa-apa" mendengar puteranya menggerutu Hyeri tertawa pelan
"Eomma juga begitu, apakah aku harus naik kursi roda ke bandara? Aish pasti akan mencuri perhatian dan terlihat tidak keren"
Mendengar perkataan Taehyung, lantas semua member yang ada di ruangan itu tergelak menahan tawa.
Taehyung memandang mereka sinis"Eomma ayo cepat berangkat, aku sudah kepanasan disini dengan ceramah-ceramah dari mereka"
"Yak, kita harus menunggu appamu yang masih mengurus administrasi" balas Hyeri dengan suaranya yang lembut
Taehyung menghela napas berat. Sebenarnya ia mengantuk karena pengaruh obat yang baru saja ia minum. Lalu terdengar suara pintu terbuka, menampilkan wajah ayahnya
"Ayo, mobil sudah berada di depan" ujarnya, lalu mengambil tas yang berada di genggaman Hyeri. Taehyung yang masih duduk di ranjang berusaha untuk berdiri di bantu dengan Jin untuk menuju kursi roda yang telah disiapkan
"Berdiri saja tidak bisa, mau sok-sok'an berjalan di bandara. Dasar" ketus Seokjin yang membantunya duduk di kursi roda. Taehyung hanya membalasnya dengan bibir yang dikerucutkan. Lalu satu per satu dari mereka memeluk Taehyung sebagai salam perpisahan karena Taehyung akan kembali duluan ke Korea.
"Sampai jumpa di korea hyung, jungkookie. Annyeong"
Dan setelah itu mereka memperhatikan sosok Taehyung serta keluarganya menghilang dibalik pintu.
KAMU SEDANG MEMBACA
FALL - Hurt Story Of Bts
FanfictionSejak kejadian penembakan itu, mereka tak lagi sama. Mereka terkenal, mereka kaya, mereka tampan. Siapa yang tak kenal BTS? mereka menjadi bintang yang bersinar terang sekarang. Mereka berada di puncak kesuksesan. Tapi apa yang terjadi saat masalah...