.
.
.
Dentingan garpu dan sendok terdengar di ruang makan bernuansa putih itu, empat orang manusia tengah menikmati sarapan mereka. Sejak Taehyung mendapat telfon itu, ia memikirkan banyak hal, termasuk bagaimana cara membujuk kedua orangtuanya agar mengizinkan ia berangkat ke Amerika untuk menghadiri persidangan itu. Jujur, dalam hati, ia tidak marah, ia hanya ingin tahu apa alasan dibalik pelaku itu ingin membunuhnya.
"Honey, kau tak harus menghadiri sidang itu" Hyeri memecah keheningan, memandang putranya dari seberang meja.
"bu, aku hanya ingin.." kata-kata Taehyung terpotong ketika Hyeri langsung berbicara
"tidak, ibu tak akan izinkan kamu bertemu dengan orang yang hampir membunuhmu" suara Hyeri terdengar dingin dan tegas
"ibumu benar Tae, kami ingin melindungimu. Lagipula pengacara yang ayah sewa akan membuatnya mengakui kejahatannya dan ayah percaya dia akan mendapat hukuman yang berat" ujar ayahnya disela-sela makan.
Taehyung menghembuskan nafas berat, semua orang melarangnya untuk menghadiri persidangan itu. Kemarin malam, Suga hyung menelfon agar ia tak nekat pergi ke Amerika dan menemui pelaku itu, Jungkook dan Jimin juga sampai datang kerumah dan memastikan Taehyung untuk tidak pergi ke persidangan itu. Hahhh mungkin semua orang benar, hanya ia yang terlalu bodoh jika ia ingin menemui orang yang hampir membunuhnya, oh tidak, atau pelaku itu akan mencoba membunuhnya lagi.
Tapi, setiap malam ia selalu bermimpi buruk tentang kejadian itu. Ia bahkan takut untuk terlelap sekarang karena mimpi itu pasti datang lagi, wanita paruh baya itu dengan senjatanya.
"Tae, cepat habiskan makananmu, ibu akan mengantarmu ke rumah sakit untuk check up"
Taehyung memandang makannanya dengan malas, akhir-akhir ini ia sangat tidak berselera untuk makan, entahlah perutnya terasa mual saat makanan itu melewati tenggorokannya.
Ia sadar, ia mengalami stress. Tahyung berfikir untuk tidak terlalu stress adalah jalan yang terbaik demi kesembuhannya. Tapi mimpi itu begitu mempengaruhinya. Dan media, masih sangat ramai dengan perberitaannya. Ia bahkan tak pernah pergi keluar rumah walaupun untuk sekedar mecari udara segara di teras. Well, dia pernah melakukannya sekali, dan fotonya dengan wajah pucat langsung menghiasi media social dan pemberitaan sore harinya.
Setelah kejadian itu Taehyung bahkan tak menghidupkan koneksi data ponselya, karena ia tahu, hal itu akan sangat mengganggu. Ia hanya tidak ingin merasa menyedihkan dan dikasihani, meski ia tahu kejadian di konser itu sungguh menghancurkannya. Taehyung hanya tak ingin memikirkan hal lain selain kesembuhannya untuk saat ini.
.......
Seokjin sedang berjalan kearah dapur saat ia berpapasan dengan Hoseok yang baru saja kembali dari pulang kampungnya.
"oh hyung, aku bawa makanan. Apa yang lain ada?" Tanya Hoseok begitu melihat hyung tertuanya itu
"uh, semuanya ada kecuali Jungkook. Ia bilang akan kembali besok sore" jawab Seokjin sambil menuangkan air dalam gelas dan segera menenggaknya habis.
"ah aku akan memanggil mereka kalau begitu" sahut Hoseok, menaruh makanan yang dibawakan oleh ibunya dan segera menuju kamar Namjoon.
Semua member memang sudah pulang ke kediamannya masing-masing. Mereka memanfaatkan waktu untuk menenangkan diri mereka setelah kejadian mengerikan menimpa mereka. Seokjin mengedarkan matanya ke seluruh ruangan. Sepi sekali, biasanya kalau ada waktu luang mereka akan menghabiskan waktu bersama di ruang tamu, jujur ia merasa sangat sedih, ia memikirkan bagaimana ia dan member lainnya mengembalikan Taehyung seperti dulu lagi tapi ia tahu, hal itu tak akan berhasil. Luka tembak itu akan sembuh, tapi tidak dengan memori mereka. Seokjin menghela nafas berat, ia adalah member yang tertua, ia tak boleh lemah, ia harus kuat. Mereka pasti bisa melewati ini bersama.
.........
Pengadilan Tinggi Korea Selatan
20 September 2018
11.45 KST
Para wartawan sudah menunggu sejak pagi diluar gedung tinggi itu. Mereka menunggu kejelasan dari pihak pengadilan atas kasus penembakan di konser BTS tiga minggu yang lalu, karena dari berita yang didapat, pihak pengadilan Los Angeles mengalihkan putusan peradilan di Korea. Masyarakat korea banyak membuat petisi bahwa pelaku harus diadili di negeri mereka, dengan mengggunakan hukum Negara Korea Selatan. Pihak BTS juga dikabarkan telah mensetujui hal tersebut. Oleh karena itu pihak pengadilan Los Angeles memindahkan putusan peradilan ke Negara korban.
Seorang lelaki menggunakan jas hitam keluar dari gedung, para wartawan langsung berdiri melihat lelaki itu beranjak menghampiri mereka. Kilatan flash camera dan segala macam pertanyaan dilontarkan oleh para wartawan
"pak, apakah benar berita kepindahan putusan peradilan tersebut?" Tanya salah satu wartawan
"ya memang benar. Kami segera melakukan sidang perdana kasus ini secepat mungkin. Lebih tepatnya sidang perdana akan dimulai pada hari Rabu, minggu depan"
"pak apakah BTS atau Kim Taehyung sendiri akan menghadiri persidangan ini? Apakah mereka akan menjadi saksi?" Tanya wartawan yang lainnya
"saya tidak bisa membicarakan hal tersebut. Kami akan melakukan yang terbaik, dan menegakkan keadilan dengan seadil mungkin. Sekian"
Kalimat itu menjadi kata terakhir dari pria berkacamata tersebut sebelum kembali memasuki gedung Mahkama Agung. Para wartawan mulai bubar dan segera berlari menuju mobil mereka atau tempat yang nyaman untuk membuat berita hangat yang baru saja mereka dapatkan.
"PENGADILAN KASUS PENEMBAKAN DI KONSER BTS TELAH RESMI DIPINDAHKAN KE NEGARA KOREA SELATAN. SIDANG PERDANA AKAN DILAKSANAKAN RABU, 26 September 2018"
clip*
Hyeri mematikan tv dengan wajah memerah. Headline berita itu sudah ramai diperbincangkan di media mana saja baik di dalam negeri maupun luar negeri. Hyeri menggigit bibirnya keras tapi tak sampai membuatnya berdarah. Ia kaget dengan berita tadi. Ia maupun pengacara yang telah disewanya tak diberikan kesempatan untuk mengetahui keputusan ini.
Hyeri mengeluarkan telfon genggamnya dan segera mendial nomor yang ada disana. Beberapa saat kemudian terdengar suara berat dari pihak seberang telfon.
"halo... Ny. Kim" suara Bang si-Hyuk di seberang
"kau bercanda tuan" ujar Hyeri tanpa basa basi, ia sungguh kecewa dengan keputusan yang diambil pihak agensi anaknya.
"Nyonya, aku bisa jeaskan padamu...." Namun sebelum Bang si-Hyuk mengeluarkan kata-katanya panjang lebar Hyeri sudah teredam amarah
"bagaimana bisa kalian membuat keputusan itu tanpa persetujuan anakku. Tanpa sepengetahuan kami sebagai orangtuanya. Apa kalian ingin dia semakin hancur ha?" Hyeri menekankan nadanya diakhir kalimat
"Nyonya, maafkan kami tidak memberitahumu tentang ini. Tapi kami sudah berusaha untuk menghindari kejadian ini, tapi banyak investor kami setuju untuk pemindahan persidangan. Maafkan kami Nyonya kami sudah berusaha untuk mencegah hal ini terjadi"
Dan hancurlah pertahanan Hyeri, ia jatuh berlutut , menangis untuk kesekian kalinya. Memikirkan keadaan putranya yang begitu hancur.
"bu..."
"ibu.."
"eomma.." suara berat yang khas itu menyadarkan Hyeri, ia menolehkan kepala dan mendapati putra tersayangnya kini tengah menatapnya dengan sendu. Hyeri merentangkan kedua tangannya, dan Taehyung menyambutnya dengan pelukan hangat, ia menyandarkan dagu di bahu ibunya. Taehyung tahu, ia tahu semuanya dari berita itu. Dan Ia tak menyalahkan siapa-siapa.
"eomma, semuanya akan baik-baik saja"
KAMU SEDANG MEMBACA
FALL - Hurt Story Of Bts
FanficSejak kejadian penembakan itu, mereka tak lagi sama. Mereka terkenal, mereka kaya, mereka tampan. Siapa yang tak kenal BTS? mereka menjadi bintang yang bersinar terang sekarang. Mereka berada di puncak kesuksesan. Tapi apa yang terjadi saat masalah...