Chapter one: How We Met

3.9K 243 2
                                    

Gue ngeliat ke luar jendela dengan pemandangan sawah yang lumayan bikin sejuk mata. Pikiran gue udah mengawang jauh, segala skenario udah gue puter di kepala gue. Pokoknya kali ini, gue harus bisa ngomong dengan jelas. Gue harus tuntasin semuanya.

Ya, gue nekad pergi ke Surabaya, seorang diri, naik kereta. Entah apa yang gue pikirkan. Gue terlalu bucin? tidak. Gue hanya ingin melegakan hati gue. Gue hanya ingin ngutarain semua yang gak sempet gue omongin. Waktu itu gue terlalu lemah, terlalu naif. Gue terlalu terima apapun keputusan dia, yang sebetulnya bikin gue tersiksa sendiri. Gue tau ini terlalu terlambat, tapi, kalau nggak gini, kapan gue bisa buka hati buat orang lain?

Iya, gue ke Surabaya, buat nemuin mantan gue, yang sudah mutusin gue 6 bulan lalu. Yang sekarang sudah punya orang lain.

--------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------------

Gue cuma celingak celinguk di stasiun kayak orang ilang. Gak tau harus kemana, karena tujuan gue ke sini ya cuma nemuin si mantan. Dan saat ini dia masih di asrama, belum boleh keluar. Jadi gue memilih untuk pesan gojek ke.....aduh gue bingung. Enaknya gue kemana ya? asli gue bego banget. Gue gak punya kenalan siapa-siapa di sini, walaupun ada sih temen gue yang kuliah di sini, tapi gak terlalu deket. Jadi yang gue lakukan cuma duduk di Indomar*t depan stasiun, nungguin si mantan bales chat dan kasih kabar kita harus ketemu di mana.

Gue cuma beli air mineral dan onigiri sambil duduk-duduk dan main instagram, sampai tiba-tiba ada seseorang yang menarik kursi kosong di depan gue. "Mba maaf, ini ada orangnya?" katanya bertanya kepada gue. "Eh, engga mas, ambil aja kursinya" jawab gue sambil kasih senyuman ke orang itu. Dih mas-mas nya cakep juga, Batin gue. Tapi emang masnya beneran cakep, adem banget mukanya. Bikin gue salting. Mana habis itu dia malah duduk di kursi itu, tepat di hadapan gue. Gue pikir kan, dia mau narik kursinya, ternyata malah duduk. Terus tiba-tiba....

"Sendirian mba? lagi nungguin orang?" itu mas ganteng malah ngajak gue ngobrol, jadi makin salting deh.

"iya, mas. Nungguin orang kasih kabar" jawab gue yang gak tau harus bilang apa lagi.

"Oh, yaudah saya temenin sampai orangnya ngasih kabar deh" jawab mas itu sambil ngebuka tutup botol minuman teh di tangannya.

"Eh? masnya gak lagi ada urusan emang?" Duh, malah gue jadi tambah grogi.

"Enggak sih, baru habis ketemu orang, sekarang mau pulang ke Jogja, nungguin kereta yang masih 2 jam lagi. Oiya, nama saya Rian. Mbak namanya siapa?"

Duh, gusti. Dia ngajak gue kenalan. Duh, mas Rian.

"Saya Safira, panggil aja Fira hehe" jawab gue dengan canggung...

Sumpah serius gue salting. Biasanya ada perasaan was-was kan kalo dideketin sama orang nggak dikenal, apalagi dia cowo dan gue cewe, kalo misalnya dia punya niat jahat ke gue, gimana coba? tapi mas-mas ini beda, mukanya gak ada muka muka orang jahat sama sekali. Adem banget mukanya tuh kayak pemuda masjid. Jadi gue sama sekali tidak menaruh curiga sama dia.

Gak banyak obrolan di antara kita. Mas Rian ini orangnya agak kaku, dan tiap ngomong tuh mukanya flat aja gitu, tapi tetep cakep sih, jadi termaafkan lah. Dari obrolan singkat gue sama dia, gue memperoleh informasi kalau dia ini adalah seorang atlit. Atlit badminton, katanya. Gue kurang paham sih sama dunia badminton. Atlit yang gue tau juga cuma Taufik Hidayat sama Susi Susanti, karena emang gue gak ada minat di olahraga. Kita ngobrol kurang lebih 15 menit, gak lama. Karena setelah itu, mantan gue nelfon dan ngajak gue ketemuan di sebuah kafe.

Agak berat sih gue ninggalin mas Rian, kapan lagi kan nemu kenalan cakep kayak gitu? rasanya gue pengen minta kontaknya, tapi gue gak punya nyali. Ya masa gue yang minta duluan? kan dia yang ngajakin kenalan? dan akhirnya gue menyesal karena gak minta kontak dia. Soalnya gue pengen ketemu dia lagi :(

To be continue..


Hehe, gak jelas ya maaf...


You Are the Cure | Rian ArdiantoTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang