Aku gak nyangka bakal banyak yang baca... makasih semuanya🙏 jangan lupa vomentnya yaa💜
Gue menatap layar hp dengan bingung. Bingung harus gimana. Gue sangat ingin mengangkat panggilan itu, tapi gue masih terlalu kaget dengan kejadian yang baru aja terjadi di depan gue.
Gue melirik Jojo yang saat ini, menatap gue lekat.
"Angkat aja Fir." katanya masih dengan tatapan lekatnya.
"Halo?" Kata gue mencoba mengeluarkan suara sebiasa mungkin, namun yang keluar malah suara serak.
"Safira? Kamu masih di Pelatnas?" Tanya mas Rian dari seberang telfon.
"Ehmmm....engga mas, aku udah pulang" bohong gue.
"Yah, padahal saya pengen ketemu."
Kemudian hening.
"Yaudah, kapan-kapan lagi aku ke sana." Jawab gue dengan suara yang semakin serak. Entah, mungkin menahan isakan tangis bikin suara gue ketahan di tenggorokan.
"Safira kamu nggak apa-apa?" Mas Rian bertanya dengan nada khawatir, bikin gue sedih.
"Eh? Engga mas, cuma capek aja." Tuhkan, gue bohong lagi.
"Kamu.......bener sama Jojo?" Tanyanya setelah jeda yang cukup lama.
Hening lagi. Kemudian gue melirik ke arah Jojo, dan sepertinya Jojo penasaran dengan apa yang gue dan mas Rian bicarakan.
"Iya, aku jadian sama Jojo." Jawab gue dengan cepat. Gue merutuki diri sendiri dalam hati setelah mengucapkan kalimat itu, satu lagi kebohongan yang gue lakukan, yang mungkin akan gue sesali ke depannya.
Safira memang bodoh. Batin gue.
Gue kembali melirik Jojo di sebelah gue. Ia kelihatan kaget dengan apa yang gue bilang barusan.
Entah apa yang merasuki pikiran gue sampai berkata begitu. Yang jelas, bayangan mas Rian dan perempuan berhijab tadi benar-benar membuat otak gue jadi buntu.
Mas Rian, maaf. Aku nggak seharusnya bohong, tapi.... kalau aku jujur pun, aku udah nggak punya kesempatan buat bisa ada di hati mas Rian kan?
Setelah itu, mas Rian diam di seberang sana. Ia tidak membalas kalimat gue. Yang gue dengar hanya suara tarikan nafas yang berat dari mas Rian.
"Saya mau ajak kamu pergi, besok sabtu. Tapi kalau kamu sudah sama Jojo, saya jadi nggak enak."
Kata mas Rian, setelah lama kita saling diam.Serius, gue ingin memaki diri gue sendiri saat itu juga karena sudah berbohong pada mas Rian. Walaupun gue sedih mengetahui fakta bahwa mas Rian sudah ada yang punya, tetap saja gue tidak bisa munafik kalau gue kangen mas Rian, dan ingin bisa menghabiskan waktu bersama.
Tapi gue hanya bisa diam.
Ak tau tp ak diam.
"Halo Safira?" Kata mas Rian memecah keheningan.
"Eh, iya mas."
"Ya sudah, kamu baik-baik ya sama Jojo. Saya mau balik latihan lagi"
"I...iya--Eh, besok aku bisa mas kalau mau pergi. Jojo juga nggak akan kenapa-kenapa." Kata gue dengan sedikit terbata-bata, namun gue beranikan diri untuk mengiyakan ajakannya karena gue tidak ingin semakin menyesal nantinya.
"Saya nggak mau nanti dia salah paham." Mas Rian terdengar sangat hati-hati.
"Nggak akan kok mas. Nanti aku bilang ke Jojo." Balas gue sambil memberi lirikan ke arah Jojo.
KAMU SEDANG MEMBACA
You Are the Cure | Rian Ardianto
Fanfiction"Mas Rian, maaf. Tapi kayaknya, saya bakal jatuh cinta buat waktu yang lama, sama mas Rian. Boleh?" "Fira, kenapa kamu bikin saya sayang?" ~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~~ Ketika orang-orang ngebucin Jojo, apalah daya gue yang sukan...